Aku bukan menantu sampah - Bab 114 Datang di Waktu yang Salah

Roky mengerutkan keningnya dan tidak berkata apapun.

Hera tersenyum dan berkata: "Roky, Alvin akan segera diangkat menjadi wakil manajer umum. sekarang kamu memanggilnya dengan panggilan manajer, dua hari kemudian, kamu harus memanggilnya dengan panggilan manajer umum."

Alvin lalu melambaikan tangannya sambil tersenyum: "tidak begitu cepat."

"ini sudah terlambat." kata Nelson sambil tersenyum: "jika dilihat dari kemampuan dan prestasimu yang tinggi itu, kamu seharusnya sudah menjadi manajer umum sejak awal bukan?"

suasana hati Alvin menjadi begitu senang ketika mendengar semua pujian ini. dia pun tersenyum dan berkata: "Roky masih di sini, janganlah memuji aku seperti ini."

saat ini, pintu ruangan tersebut diketuk dan seorang sekretaris membawa sejumlah berkas sambil berkata: "manajer Alvin, ini adalah desain dari Dewi yang merupakan peserta wawancara hari ini. manajer umum Ethan menyuruhku untuk membawakan ini untukmu."

"bawalah kemari."

Alvin lalu menerima desain tersebut dan melihatnya beberapa kali sambil menggelengkan kepalanya.

"Roky, bukan aku yang tidak ingin membantu. lihatlah betapa banyaknya kesalahan pada desain ini. bahkan ini lebih buruk dibanding hasil karya seorang mahasiswa yang baru saja tamat. bagaimana caraku membantunya?"

"apakah ada masalah dengan desain Dewi?"

ekspresi wajah Roky seketika menjadi begitu buruk.

dia juga sadar kalau dibalik keramahan orang ini, sebenarnya mereka sangat memandang rendah Roky.

hanya saja Roky berpura-pura tidak mengerti akan perkataan mereka karena dia masih menghargai hubungan pertemanan mereka.

Alvin lalu memukul meja dan berkata dengan serius: "desain ini tidaklah modis dan terlihat begitu banyak kesalahan. aku bahkan bisa menemukan kesalahan dengan menutup mataku! lihatlah, bukan aku yang tidak ingin membantu. namun kemampuan istrimu lah yang sangat rendah. aku tidak bisa membantunya sama sekali. aku berani bertaruh, istrimu akan tetap ditolak jika dia pergi ke perusahaan lain."

dia bermaksud untuk bersikap pamer, karena dia merasa begitu tidak senang ketika melihat sikap Roky yang sangat santai itu.

dirinya adalah seorang manajer desainer, Roky bukanlah merupakan apa-apa baginya.

Roky lalu berkata dengan datar: "terimakasih atas perhatianmu, aku sudah merencanakan pekerjaan untuk istriku sendiri."

"tidak masalah, kita semua adalah teman lama. aku tidak akan membiarkanmu kesusahan." kata Alvin dengan ramah. dia lalu berpikir dan sepertinya dirinya terpikir akan suatu hal: "pembersih perusahaan ini baru saja mengundurkan diri. kami juga belum menemukan orang yang tepat. bagaimana kalau aku membantu istrimu agar bisa bekerja menjadi seorang pembersih terlebih dahulu? dia boleh mengganti pekerjaannya setelah ada lowongan nanti."

ekspresi wajah Roky terlihat begitu murung. istrinya adalah seorang tamatan jurusan konstruksi. dia bahkan menyuruh istrinya untuk menjadi seorang pembersih. ini sangatlah menghina.

Roky pun menolak, "tidak perlu, sisakan pekerjaan baik seperti ini untuk dirimu sendiri."

setelah Roky mengatakan itu, Nelson pun segera berkata: "Roky, kamu tidak tahu diri, apakah kamu tidak tahu betapa sulitnya mencari pekerjaan? menjadi seorang pembersih adalah pekerjaan yang sangat stabil dan mudah. manajer Alvin sedang membantu kamu."

Roky lalu berkata dengan cuek: "kalau menurutmu ini adalah pekerjaan yang baik, bagaimana kalau kamu yang menerima pekerjaan ini saja?"

ekspresi Nelson seketika berubah dan ketika dia ingin menjawab Roky, Alvin tiba-tiba batuk dan berkata: "sudahlah, jika kamu tidak ingin menerima pekerjaan ini, maka silahkan pulang. perusahaaan kami yang kecil ini tidak bisa mempekerjakan orang hebat seperti kalian."

setelah mengatakan itu, dia pun melemparkan desain hasil Dewi itu ke dalam tong sampah.

di saat ini, Roky mengulurkan tangannya dan menekan tangan Alvin di atas meja.

Alvin tidak bisa bergerak dan dia merasa tangannya seperti sudah tertanam di atas meja. ekspresi wajahnya seketika berubah: "Roky, apa yang ingin kamu lakukan?"

"kembalikan desain itu padaku." kata Roky dengan dingin. dia lalu melepaskan tangan Alvin setelah semua berkas desain itu dikembalikan padanya.

"shhhh." Alvin menarik napas yang dalam dan melihat adanya bekas lima jari pada pergelangan tangannya. dia lalu berkata dengan marah: "apa yang kamu lakukan ini?"

saat ini, pintu ruangan itu kembali di ketuk dan sekretaris wanita itu kembali masuk.

"manajer Alvin, manajer umum Ethan baru saja menelepon aku dan bertanya apakah pekerjaan temannya sudah dibantu atau belum dan juga pihak lain sudah menyetujui untuk berinvestasi di proyek pusat perbelanjaan yang sedang kamu kerjakan itu. mereka ingin menandatangani proyek pada siang ini."

"mereka sudah setuju?" Alvin segera bangkit berdiri dengan perasaan yang sangat senang, "kapan mereka akan tiba?"

"mereka akan segera tiba."

"sangat bagus!" Alvin lalu menggesek kedua tangannya. punggungnya sudah dibasahi oleh keringat dan dia pun berkata: "cepat, suruhlah orang lain untuk membersihkan ruangan ini. teh yang akan dihidangkan juga harus menggunakan daun teh terbaik dan juga belilah beberapa rokok mahal untuk mereka!"

proyek ini merupakan proyek yang paling penting di tahun ini. dia ditugaskan untuk bertemu dengan pihak perusahaan besar, jika dia berhasil menandatangani kontrak hari ini, maka ini merupakan sebuah hal yang snagat besar.

dia juga bisa naik jabatan dan mendapat bonus yang sangat besar. uang yang akan didapat sekitar gajinya selama satu tahun!

Hera pun tersenyum dan berkata: "selamat manajer Alvin, akhirnya kamu bisa mendapatkan investor berkat kerja kerasmu."

Nelson juga segera berkata: "aku mendengar kalau perusahaan itu sedikit sulit untuk dihadapi. kalau bukan karena kamu memiliki kemampuan yang hebat, bagaimana mungkin kamu bisa bekerja sama dengannya! malam ini, aku akan mengadakan sebuah pesta untuk merayakan kenaikan jabatan Alvin!"

"tidak perlu, ini adalah hal yang wajib aku lakukan dalam pekerjaanku." kata Alvin dengan rendah hati, namun ekspresi dan tatapannya terlihat begitu bangga.

dia menatap Roky dan merasa sangat risih.

setelah dirinya menjadi manajer umum nanti, dia tidak akan lagi berhubungan dengan pria miskin seperti Roky.

namun manajer umum Ethan sangatlah perhatian pada lowongan pekerjaan kali ini, Alvin pun meminjam kesempatan ini untuk berbuat baik: "Roky, jangan katakan kalau aku tidak membantumu. bagaimana pun kita adalah teman lama. bukankah selama beberapa tahun ini kamu selalu memasak untuk keluargamu? setelah proyek ini berkembang, perusahaan membutuhkan seorang pembuat makanan. kamu boleh pergi bersama istrimu untuk memasak makanan para pekerja."

"masalah gaji, makan dan tempat tinggal akan ditanggung oleh perusahaan dan masing-masing dari kalian akan mendapat gaji sebesar 3 juta per bulannya. bagaimana?"

setelah mengatakan itu, Hera pun berkata: "manajer Alvin sangatlah menjaga temannya. mereka berdua bisa bekerja di perusahaan yang sama adalah hal yang sangat baik. pekerjaan ini juga sulit untuk dicari. Roky, segeralah berterimakasih kepada manajer Alvin!"

ekspresi Roky begitu datar dan dia pun berdiri sambil menatap ketiga orang itu.

dia merasa begitu kecewa.

teman kuliahnya dulu sudah berubah menjadi begitu sadis dan kejam.

apakah mereka yang berubah? atau kondisi yang memaksa mereka untuk berubah?

"sepertinya aku datang di waktu yang salah." kata Roky sambil berjalan ke luar.

Nelson terbengong dan dia pun menunjuk ke arah Roky sambil berkata: "lihatlah, dia bahkan begitu memilih pekerjaan!"

Hera mengerutkan keningnya: "tidak tahu diri, padahal manajer Alvin begitu perhatian padamu."

Alvin merasa dirinya dipermalukan dan dia pun berkata pada Roky: "ada tamu terhormat yang akan datang nanti. lantai ini baru saja dibersihkan, kamu jangan mengotori lantai itu. kamu boleh lewat dari pintu belakang."

di sudut ruangan itu terlihat sebuah pintu darurat yang hanya memiliki luas sekitar 1 meter. pintu itu biasanya hanya digunakan oleh para pembersih.

Roky menghentikan langkah kakinya dan dia pun kembali berjalan keluar dari pintu utama tanpa membalikkan kepalanya.

dia tidak lagi ingin bertemu dengan para teman lamanya ini.

"kepribadian seperti apa itu!"

"manajer Alvin, kamu tidak perlu marah pada bocah itu." kata Nelson: "tamu terhormat akan segera datang, kami akan membantumu untuk membersihkan ruangan ini."

Alvin pun menganggukkan kepala dan mulai memberi perintah.

"lap kembali meja tersebut dan jangan sisakan sebutir debu pun di sana.... berkas yang ada di meja harus disusun dengan rapi dan bersihkan lantai dengan sebersih mungkin......."

Hera dan Nelson memanglah ingin mencari perhatian lebih dari Alvin sejak awal karena mereka ingin mencari pekerjaan. oleh karena itu, mereka pun mulai menjalankan perintahnya.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu