Aku bukan menantu sampah - Bab 669 Cacing Betina

Di sisi kiri pria botak paruh baya itu berdiri seorang wanita paruh baya dengan riasan tebal. Wanita paruh baya ini memiliki pinggul yang besar, beratnya hampir 100kg, seperti seekor cacing betina.

Si “Cacing Betina” ini sedang mencaggakkan tangannya di pinggang, dan tangan lainnya menunjuk Talita, berteriak memarahinya.

“Direktur Talita, bisnis adalah bisnis, kalau kamu ingin menggoda suamiku, membuatnya menurunkan harga, kuberitahu kamu, MUSTAHIL!! Keluarga Ma kami menguasai seluruh pasar bahan obat Cina di wilayah Nanguang dan bahkan sepertiga dari pasar bahan obat Cina di dalam negeri, 400 juta ini jangan pikir bisa kurang sepeser pun! Berikan aku uang, atau kamu pergi mencari penjual lain!”

Cacing betina ini berteriak keras, sampai lemak di wajahnya bergetar.

Wajah Talita yang dimarahi memerah, berkata dengan suara dingin: “Nyonya Meri, aku harap kamu mengerti, aku dan Direktur Hugo hanya transaksi bisnis, tolong jangan memfitnahku.”

Cacing betina ini “Phuii”meludah di lantai, lalu tersenyum dingin: “Hatimu tahu jelas, apa yang kamu pikirkan. Kalau kamu ingin berbinis, transfer 400 juta ke rekening perusahaanku, dan tidak perlu membahas yang lain.”

Setelah itu, cacing betina ini berbalik dengan angkuh dan hendak berjalan keluar pintu.

Roky berdiri di belakangnya, tidak bergerak sedikit pun.

Sebelum dia sempat menghentikan langkahnya, dia sudah menabrak tubuh Roky, lalu melirik Roky yang tidak kekar dan tegap, menolak untuk membiarkannya pergi. Menggunakan tubuhnya yang besar menabraknya seperti cangkang.

Roky tersenyum dalam hati, membiarkannya menabrak.

“Sakit”

Cacing betina ini tidak hanya tidak menabrak Roky, sebaliknya mundur beberapa langkah. Pinggangnya tiba-tiba membentur sudut meja kayu bunga kuning, lalu dia segera menutupi pinggangnya dan berteriak kesakitan.

“Suamiku, pukul sekuriti ini.”

Dia menganggap Roky sebagai sekuriti.

Hugo segera menggulung lengan bajunya, melangkah maju dengan garang, berteriak pada Roky: “Buta ya? Tidak lihat istriku. Kamu sekuriti di sini, kan? Kalau hari ini tidak mengganti biaya pengobatan istriku, aku tidak akan mengampunimu.”

Cacing betina itu menggosok pinggangnya beberapa kali, menggertakkan gigi berkata kepada Talita: “Direktur Talita, bagaimana cara kalian merekrut orang? Cepat pecat sekuriti ini, dan kita masih bisa bekerja sama dengan baik.”

Talita meliriknya dengan dingin, mengangkat kepalanya dan berkata kepada Roky: “Direktur Roky, kamu baik-baik saja, kan?”

Setelah itu, dia keluar dari samping meja, menghampiri Roky.

Talita sudah mengganti satu set baju, dengan kemeja putih ketat membungkusi tubuhnya yang indah. Di bawah rok hitam, sepasang kaki rampingnya memakai stoking hitam tembus pandang, dan sepasang sepatu heels hitam, lalu rambutnya digulung menjadi sanggul.

Roky melirik Talita sekilas, hatinya merasa lega.

Tidak disangka berselang tidak lama, Talita yang mengurusi pabrik selama dua bulan sudah berubah dari gadis pemalu menjadi bos wanita mandiri di tempat kerja.

“Tidak apa-apa.”ucap Roky dengan santai, melirik wanita paruh baya, bertanya: “Talita, siapa mereka? Kenapa membuat keributan di kantor.”

“Kak Roky, kamu sudah mendengarnya dari luar, ya?”ucap Talita tersipu malu.

Di depan karyawan pabrik farmasi, dia seorang bos wanita yang mandiri, tapi di depan Roky, dia kembali menjadi gadis yang membutuhkan perlindungan Roky.

“Apakah kamu Direktur Roky dari pabrik farmasi?”cacing betina itu melirik Roky sekilas, lalu kesombongannya berkurang, dan berkata: “Bahan obat saat ini sangat sedikit, kalau kamu menginginkannya, segera transfer uang.”

Talita berkata dengan dingin: “Mereka cabang perusahaan obat keluarga Ma, bulan lalu aku sudah menandatangani kontrak pesanan bahan obat dengan mereka seharga 300 juta, tapi hari ini mereka datang kemari mengatakan harganya naik 100 juta, meskipun uang ini tidak banyak, tapi ini akan mempengaruhi modal biaya obat-obatan.”

Dia menjalankan perintah Roky dengan patuh, pabrik farmasi memproduksi “Salep intermiten” batch pertama. Pertama-tama membuat pabrik farmasi terkenal dengan kualitas tinggi dan harga murah.

Roky mengerutkan keningnya: “Kenapa menaikkan harga begitu banyak. Sebagian besar obat yang kita pesan adalah calamus, ginseng liar, kunyit, dll. Perubahan harga bahan ini tidak besar.”

Hugo tampak meremehkan: “Pokoknya ini harganya, kalau mau beli,”

Cacing betina di sebelahnya memeluk lengan Hugo dan berkata dengan bangga: “Terserah kalian mencari penjual bahan obat cina di mana saja, harganya tetap segini! Seluruh bisnis bahan obat di wilayah Nanguang dikuasai oleh keluarga Ma kami.”

Talita berkata dengan marah: “Kalian mengambil kesempatan untuk menaikkan harga.”

“Sudahlah, Talita.”Roky menggelengkan kepala, berbalik menatap Hugo, berkata: “Direktur Hugo, 400 juta akan segera ditransfer ke rekening perusahaan kalian, tapi aku harap kalian bisa menjamin kualitasnya dan mengirimkannya tepat waktu.”

Hugo tertawa keras, menganggukkan kepala: “Direktur Roky, kamu orang yang menyenangkan. Sudah kuputuskan untuk berteman denganmu. Selama kamu mentransfer uangnya, tidak akan ada masalah dengan bahan obatnya, nanti sore dikirim kemari.”

Setelah itu, dia dan cacing betina berbalik keluar.

Setelah keduanya keluar, Talita bertanya dengan tidak mengerti: “Kak Roky, kenapa kamu menyetujui mereka? Si Hugo itu melihat kita gelisah, dia langsung memanfaatkan kesempatan, hanya calamus dan beberapa bahan obat lainnya dijual seharga 300 juta, itu mahal sekali.”

Roky berkata: “Pemesanan obat dari Wasa sudah dijadwalkan selama dua bulan ke depan, dan produksi obat-obatan di Kota Babel juga tidak terkejar. Yang terpenting bagi kita sekarang adalah mengantarkan tepat waktu. Adapun penambahan 100 juta, uang ini tidak banyak, jangan sampai merusak citra pabrik farmasi kita.”

Penambahan anggaran sebesar 100 juta, sama dengan penjualan obat kali ini tidak menghasilkan uang yang banyak.

Namun bagi Roky yang terpenting adalah reputasi pabrik, menggunakan “Salep intermiten” untuk membangun reputasi pabrik, lalu menggunakan anggur rumput ungu untuk menghasilkan uang.

Melihat Roky sudah berkata begitu, Talita hanya bisa mengangguk setuju.

Sekarang dia berangkat kerja lebih awal dan pulang lebih malam, dirinya fokus pada pabrik farmasi, hampir tidak mempunyai waktu untuk tinggal di vila dan mengobrol dengan Roky.

Roky berjalan ke kursi bos dan duduk. Setelah mencobanya, dia mengangkat kepalanya dan berkata sambil tersenyum: “Talita, sekarang kamu semakin seperti wanita bisnis.”

“Mana ada?”wajah Talita memerah, berjalan ke samping meja, ragu-ragu selama beberapa detik dan berkata: “Kak Roky, aku berencana untuk pindah keluar dari vila.”

Roky mengangkat kepalanya dengan terkejut: “Kamu tidak terbiasa tinggal di vila? Atau Jenni mencari masalah denganmu?”

“Bukan?”Talita menggelengkan kepala, berkata dengan santai: “Aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Sebaiknya aku pindah keluar dan tinggal lebih dekat ke pabrik. Kamu tidak perlu khawatir tentang keselamatanku. Pabrik memiliki asrama dan sekuriti. Tidak akan ada masalah.”

Melihat dia berkata begitu, Roky berpikir sejenak, lalu mengangguk setuju.

Dulu, ketika Talita tinggal di vila, Jenni menganggapnya sebagai pelayan, memerintah dan menyuruhnya melakukan pekerjaan rumah.

Talita menahan semua ini, melakukan semuanya sesuai dengan perintah Jenni.

Ada pun dirinya yang pernah menjadi nona keluarga Meng, sedikit sulit menerima ini.

Setelah Talita selesai berbicara, wajahnya kembali tenang.

Sebenarnya dia tidak ingin pindah keluar, tapi dia mudah bangun tengah malam, setiap gerakan kecil bisa membangunkannya. Terlebih dia bisa mendengar dengan jelas suara Roky melakukan hubungan dengan Dewi di tengah malam.

Baginya ini seperti siksaan.

Di satu sisi Dewi adalah sepupunya, di sisi lain Roky adalah orang yang paling dia pedulikan, lebih baik dia pindah keluar.

……

Sore hari, Roky pulang ke vila, ketika hendak berlatih, tiba-tiba dia mendapat telepon dari Talita.

“Kak Roky, cepat datang kemari.”suara Talita sangat cemas, “Ada masalah dengan bahan obat……”

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu