Aku bukan menantu sampah - Bab 486 Kamu Salah Mengenali Orang

Talita melotot ketakutan, genggamannya lepas, sayur yang ditenteng di tangannya seketika jatuh ke tanah.

Wanita yang menghalangi di hadapannya, wajahnya menyeramkan.

Kebetulan merupakan ibu kandungnya, Lani!

Talita bicara dengan bergumam: “ma, kamu….. kamu kenapa datang ke Kota Gopo…..”

Lani langsung menahan Talita, berteriak dengan kencang: “Talita, kakakmu masih antara hidup dan mati di kamar pasien, kamu malah ikut Roky lari ke Kota Gopo! Coba bilang, apakah kamu jadi selirnya?”

“tidak! Ma, kamu jangan bicara sembarangan.

“Talita malu dan marah, semua tatapan yang rumit melihat ke arahnya.

Lani seperti tidak melihatnya, kedua tangannya tolak pinggang, tersenyum dingin dengan menghina, bicara sambil menilainya: “kamu jadi selir Roky, juga bukannya hal yang memalukan, kalau dia bisa mengeluarkan uang, aku sama sekali tidak masalah.

Talita mengepalkan tinjunya, marah sampai tidak bisa berkata apa-apa.

Ibu kandungnya sendiri, bisa-bisanya di hadapannya, sembarangan mengomentari menyuruh anaknya jadi selir.

Dia bicara sambil menggigit gigi: “ma, kalau kamu memfitnah Roky lagi, aku tidak akan segan-segan padamu, Kak Roky bukan orang seperti itu, kami bersih.

“hehe.

“Lani membalas dengan senyum palsu, ekspresinya menghina.

Lagipula di matanya, Talita memang punya hubungan dengan Roky.

Karena Roky sudah merebut putrinya, Lani membulatkan tekadnya, bilang apapun juga pokoknya harus mengais sejumlah uang lagi.

Lagipula, dia sudah menganggap dirinya sebagai ibu mertua Roky yang satunya lagi.

“ma, kalau tidak ada masalah lagi aku pergi dulu.

“Talita buru-buru kabur, langsung memutar badan dan pergi.

“tunggu.

“Lani langsung menahannya, bicara dengan tidak tahu malu: “putriku, belakangan ini mama dikejar hutang, bahkan tidak bisa makan, kamu cepat beri sedikit uang untukku.

“ma, aku tidak ada uang.

“Talita menolak, tidak ingin jadi pohon uang Keluarga Meng lagi.

Lani melihat Talita menolak, marah sampai menggertakkan gigi.

Dia memutar bola matanya, tiba-tiba ‘bruk’ langsung berlutut di tanah, memeluk kaki Talita sambil merengek.

“putriku, kamu tidak bisa tidak menolong mama kan, mama sudah mau mati kelaparan, kalau kamu menghargai hubungan ibu anak kita, berikan sedikit uang untuk ibu makan.

“ma, kamu bangun dulu.

“Talita terkejut, langsung bergerak mundur.

Tapi Lani memeluk kakinya dengan erat, tidak membiarkannya bangun.

Orang yang berkumpul di sekitar semakin banyak, tidak sedikit orang yang mennyalahkannya.

“ckck, putri ini benar-benar tidak berbakti, ibu kandungnya pun diperlakukan begini.

“iya, ibu kandungnya sudah tidak punya uang, sebagai putri dia makan minum enak, malah masih tidak kasih uang.

“bahkan ibu kandungnya sendiri tidak mau dikenali, orang apa sih ini.

Talita seketika sangat marah, dia benar-benar kehabisan ide, dan kasihan melihat Lani yang menangis dan berlutut di lantai, tidak tahan untuk melunakkan hati, berkata: “ma, kamu bangun dulu, aku berikan uang padamu.

“putriku, mama bisa makan kenyang atau tidak, harus mengandalkanmu.

“hati Lani seketika senang, langsung bangun dengan pura-pura kasihan.

Talita mengambil sebuah kartu bank dan mengopernya, berkata: “di dalam kartu ini ada seratus juta lebih, semuanya uang yang aku tabung, kamu ambil pakai dulu saja.

Lani begitu mendengar hanya seratus juta, seketika tidak senang.

“sedikit uang ini mana cukup?”

Talita bicara dengan pasrah: “ma, sekarang aku masih belum kerja, kamu pakai dulu, kalau tidak cukup nanti baru bicarakan lagi.

Seratus juta ini, dari yang dia lihat sudah cukup untuk Lani pakai sebulan.

Melihat Talita benar-benar tidak bisa mengeluarkan uang, Lani baru ‘hmph’, memasukkan kartunya ke kantong.

Sekarang sudah menangkap putrinya sang pohon uang ini, dia bagaimanapun juga tidak akan meninggalkan Kota Gopo dengan mudah, paling tidak harus mengeksploitasi kerja keras putrinya yang paling terakhir.

Sudah melepaskan Lani dengan susah payah, Talita Kembali ke villa dengan berat hati.

Hatinya kacau sekarang, bagaimanapun juga tidak menyangka Lani ternyata terus menghantui, mengejar sampai ke Kota Gopo.

Talita tidak ingin memberitahu hal ini pada Roky, supaya tidak menambah masalah untuknya.

Disaat ini, dari dalam rumah terdengan suara makian Jenni.

“Talita, kamu pergi kemana, menyuruhmu menyikat kaos kakiku, kok kamu masih belum cuci?”

Talita langsung menjawab ‘segera’, langsung lari masuk ke rumah.

……..

Bangunan pabrik obat yang lama sudah dirobohkan tidak sedikit, sedang buru-buru membangun pabrik obat yang baru.

Sekarang Broto juga datang sendiri kemari dari Kota Babel, bertanggungjawab atas konstruksi bangunan pabrik obat baru.

Roky menetap satu sore di tempat konstruksi, lalu menyusun acara makan malam penyambutan, makan bersama Broto baru kembali ke villa.

Saat kembali ke villa, sudah malam hari jam sepuluh lebih.

Roky bau arak, sedang ingin kembali ke kamar untuk istriahat, tiba-tiba dari lubang pintu, di dalam kamar tampaknya hanya ada istrinya seorang.

Dilihat dari lubang pintu, istrinya sedang membelakanginya, membungkuk dan melipat pakaian di kasur.

Mungkin habis mandi, istrinya hanya mengenakan sehelai terusan tidur gantung, bentuk tubuhnya yang bagus samar-samar terlihat.

Roky yang melihat hatinya membara, tidak tahan untuk mendorong pintunya pelan-pelan, memasuki kamar.

Sejak Talita datang ke Kota Wasa, dia langsung tidak mendapatkan kesempatan untuk mesra dengan istrinya, seluruh tubuhnya sudah bersemangat sejak awal.

Istrinya masih membungkukkan tubuh dan sibuk, bagian bawah roknya memperlihatkan dua kaki, putih dan lurus, patut dibilang kaki yang bagus.

Roky benar-benar tidak bisa menahan, langsung memeluk pinggang istrinya dari belakang, bicara sambil menghembuskan bau arak: “istriku, sudah malam begini masih belum istirahat?”

Sebuah wangi sabun mandi, menghampiri hidungnya.

Roky memeluk tubuh indah yang hangat, batinnya bergejolak, tidak tahan untuk iseng.

Sudah lama tidak memeluk istrinya, perasaan yang familiar ini langsung membuat orang tidak tahan.

Tapi, dia merasakan dengan jelas tubuh indah istrinya kaku, lalu terdiam.

Roky menempelkan kepalanya di bagian leher istrinya, sambil menghirup aromanya, sambil berkata: “istriku, kamu gugup apa?”

“ti….. tidak…..”

Suara yang dikeluarkan perempuan sangat lemah, terdapat sedikit kepanikan.

Roky tertawa, melihat istrinya diantara rambutnya yang hitam pekan, memperlihatkan leher putih seperti giok, tidak tahan untuk menundukkan kepala dan menciumnya, berkata: “istriku, kita kapan membuat orang?”

“hah?”

Perempuan itu tambah panik, dan melawan secara insting.

Roky meminjam kekuatan arak, langsung mengangkat rok tidur istrinya, menepuk dengan tenaga, bicara sambil tersenyum: “kenapa aku baru pergi ke Kota Wasa, kamu sudah jadi begini pemalu?”

Kulit istrinya licin disentuh, lembut dan halus, tidak perlu bilang seberapa enaknya dipegang, Roky tambah tidak ingin lepas tangan, meminjam kekuatan arak, dia mendekati wajah istrinya yang merona.

Di saat ini, dia tiba-tiba merasa ada yang tidak beres.

Tubuh istrinya jelas-jelas lebih montok, tapi wanita yang dia peluk ini, malah agak kurus, terlebih bagian pinggangnya seperti lebih kecil, seperti pohon willow.

Di saat ini, Roky mendengar suara Talita yang malu.

“Kak Roky….. kamu….. kamu salah mengenali orang…..”

Apa?

Energi Roky seketika menghilang setengah, langsung melepaskan tangan dengan canggung.

Wanita yang membelakanginya memutar badan, rupanya benaran Talita.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu