Aku bukan menantu sampah - Bab 917 Pertarungan Para Pemegang Saham

Selesai bicara, wajah Dewi tegas sekali, berbalik dan langsung berjalan keluar ruang rapat.

Suasana hati Roky sedih sekali, ingin mengejarnya, tetapi terpikir Dewi sedang marah, dirinya mengatakan apa pun dia juga tidak akan dengar.

Dia melihat Dewi pergi, Viloid yang tadinya berwajah putus asa, segera menyeringai lagi.

Walaupun dia tidak berhasil mendapatkan perusahaan, tapi sekarang membuat Roky bercerai, benar-benar sebuah kebahagiaan tak terduga!

Dan tujuannya juga sudah tercapai!

Viloid tertawa terbahak-bahak, wajah kurang ajar sekali: “Roky, selamat kamu sudah akan bercerai! Sudah tidak masalah aku bisa mendapatkan ekuitas Perusahaan Artha Cloud atau tidak, tapi sekarang kamu sudah bercerai, aku sungguh merasa lebih senang daripada mendapatkan perusahaan itu.”

Sungguh luar biasa sekali!

Dia hanya ingin membuat Roky merasa tidak senang, tidak menyangka ternyata malah membuat mereka berdua bercerai!

Roky berbalik dengan wajah suram, mendadak langsung melayangkan tinjunya ke wajah Viloid.

“Brukk”

Viloid tidak sempat berjaga-jaga, kepala terkena pukulan keras hingga mendongak, dalam sekejap kacamata di wajahnya juga pecah.

Tidak menunggu dia berdiri hingga stabil, tinju kedua Roky sudah memukul wajahnya lagi dengan keras.

Kali ini, seketika Viloid dipukul hingga mimisan.

Dia terhuyung beberapa langkah ke belakang, sambil menutupi hidungnya berteriak memarahi: “Roky, kamu bahkan berani memukulku! Jangan lupa papaku, Marson, sekarang anak tertua di Keluarga Lin, jika kamu berani melakukan sesuatu padaku, papaku pasti tidak akan melepaskan kalian!”

“Terus, bisa bagaimana?” Roky mendengus, dia sama sekali tidak menganggap Marson itu penting.

Viloid sekuat tenaga menyeka darah di hidungnya, menyeringai berkata: “Baik, kamu juga hanya ada sedikit kemampuan ini saja! Biarkan kamu tinju dua kali juga bagus, lagi pula istrimu sebentar lagi akan bercerai denganmu, tiba saat itu kamu tidak memiliki apa-apa lagi!”

Selesai bicara, Viloid kesal dan marah sekali, tiba-tiba Roky memberi isyarat mata pada Bastian.

Bastian mengerti maksudnya, dengan langkah cepat berjalan ke depan pintu.

“Apa yang kamu lakukan, cepat minggir.” Viloid berteriak keras.

“Brukk”

Bastian bahkan malas untuk bicara, sambil merangkul kedua tangannya langsung menendang, satu tendangan langsung menendang kembali Viloid.

Seketika Viloid jatuh ke bawah, jatuh seperti seekor anjing yang makan kotoran, dia mengeluarkan ponsel dengan tampang menyedihkan, dengan kejam mengatakan: “Baiklah, sekarang juga aku panggil papaku ke sini……”

Dia masih belum selesai bicara, Roky berbalik, tersenyum pada sekelompok pemegang saham.

“Semuanya, aku tahu barusan kalian telah ditipu oleh Viloid, sudah kehilangan banyak saham dan aset, sekarang aku beri kalian satu kesempatan untuk balas dendam, serta kesempatan untuk menunjukkan kesetiaan pada Perusahaan Artha Cloud.”

“Viloid ada di sini, kalian bisa sesuka hati pergi balas dendam, tiba saatnya aku akan putuskan sesuai situasi, pertimbangkan untuk mengembalikan sebagian saham pada kalian.”

Dia baru saja selesai bicara, seketika Viloid tersadar kembali, penuh amarah berteriak: “Roky, kamu jangan terus menghasut di sana, Jika kalian ada yang berani menyentuhku, hati-hati aku akan membuat kalian tidak bisa terus bertahan di Kota Sahaja.”

Tetapi Direktur Raffa sama sekali tidak paham, begitu matanya berbinar, bergegas maju ke depan Roky.

“Direktur Roky, apa yang kamu katakan benar?”

“Tentu saja.” Roky mengangguk sambil tersenyum.

Direktur Raffa yang tadinya sedih langsung menunjukkan rasa senang, dengan wajah datar mengatakan: “Direktur Roky, tadi aku yang terlalu bodoh, benar-benar telah ditipu oleh Viloid! Terima kasih Direktur Roky telah memberi satu kesempatan, aku sangat benci dengan bocah ini, sedang pusing mencari kesempatan untuk menghajarnya.”

Raut wajah Viloid berubah, berteriak: “Raffa, kamu berani!”

“Prrangg”

Direktur Raffa dengan wajah suram melangkah cepat ke sana, langsung menendang tubuh Viloid, memarahi sambil mengertakkan gigi.

“Viloid, kamu telah mempermainkan kami, sekarang masih berharap kami mendengarkanmu? Mimpi saja!”

Para pemegang saham di samping merasa marah dan geram sekali.

Kita telah dimanfaatkan oleh Viloid, dalam keadaan tidak tahu apa-apa membuang saham di tangan kita, masih menyinggung Roky, pada akhirnya Viloid bahkan menganggap kita tidak berguna lagi, setelah dimanfaatkan langsung dibuang.

Penghinaan seperti ini, siapa yang sanggup menerimanya?

Benar-benar telah dipermainkan bocah ini!

Sekelompok pemegang saham seperti menggila saja, segerombolan orang mengepung Viloid memukul dan menendangnya!

“Pranggg”

Satu pukulan tinju langsung mematahkan satu gigi Viloid, kepala terbentuk ke lantai.

“Bruk”

Tidak tahu siapa, satu kaki menginjak di atas kepala Viloid, satu tendangan langsung mematahkan satu giginya.

Viloid dikeroyok oleh sekelompok pemegang saham, dipukul hingga menjerit.

“Hentikan……kalian tahu siapa aku……bahkan berani memukulku……aku, aku tidak akan mengampuni kalian……”

Tetapi, ancaman Viloid sama sekali tidak berguna terhadap sekelompok pemegang saham ini.

Lagi pula, saat ini mereka banyak orang, sama sekali tidak takut Viloid balas dendam satu per satu, selain itu, semua orang memanfaatkan kekacauan untuk memukul, siapa yang bisa menjelaskan siapa yang pukul?

Dalam pengeroyokan para pemegang saham, Viloid dipukul hingga sangat tragis.

Sepertinya Roky teringat sesuatu, mengatakan: “Para wartawan sudah tiba semua bukan, biarkan mereka masuk.”

Dia baru saja selesai bicara, anggota pasukan khusus yang ada di depan pintu segera memberi jalan.

Puluhan wartawan sejak awal sudah menunggu di depan pintu, tiba-tiba seperti pintu air yang terbuka saja, segerombolan orang menerobos masuk.

Setelah para wartawan menerobos ke dalam ruang rapat, melihat pemandangan ini semua orang terkejut.

Apaan ini?

Jelas-jelas mereka dibayar dan diundang oleh Viloid ke sini untuk memotret foto bangkrutnya Perusahaan Artha Cloud.

Kenapa sekarang jadi begini?

Saat ini, Roky berjalan maju ke depan sambil tersenyum, berkata pada para wartawan: “Kalian sudah bekerja keras, sekarang rapat sudah berakhir, agar kalian tidak sia-sia datang ke sini, aku izinkan kalian memotret pemandangan saat ini.”

Selesai bicara, dia berpesan pada beberapa petinggi Perusahaan Artha Cloud yang tercengang di samping: “Sana, pergi jelaskan situasi saat ini kepada para wartawan.”

Beberapa petinggi yang ada di samping tidak berani mengabaikannya, bergegas maju ke depan untuk memberi tahu para wartawan apa yang telah terjadi.

Para wartawan saling memandang setelah mendengarnya, semuanya terkejut hingga tidak bisa mengatakan apa-apa.

Tidak menyangka berita yang mereka inginkan tidak ada, malah mendapatkan berita seheboh ini!

Viloid telah menipu semua pemegang saham, berkhayal bisa mengakuisisi Perusahaan Artha Cloud, akibatnya setelah sibuk dalam waktu lama malah ditipu oleh Roky, awalnya ingin mendapatkan keuntungan sekarang malah dirugikan, dikeroyok oleh sekelompok pemegang saham yang marah.

Berita ini, benar-benar bisa disebut berita utama di halaman depan!

Seketika para wartawan tidak sempat banyak bicara lagi, bergegas mengeluarkan kamera dan mulai memotret.

Berita heboh seperti ini sulit ditemukan sekali dalam sepuluh tahun.

Viloid dipukuli hingga kepala berlumuran darah, wajah juga berubah bentuk, melihat para wartawan yang dibayarnya, ternyata sudah dibodohi oleh Roky, bahkan memotret kondisi jeleknya, dalam sekejap dia merasa panik.

Dia sambil berjuang sambil berteriak: “Tidak boleh potret, siapa pun tidak boleh potret.”

Tetapi wartawan mana mendengarkan dia!

Berita fenomenal semacam ini, jika sampai direbut duluan oleh media lain, maka media mana yang akan populer duluan!

Bahkan ada beberapa wartawan yang agak pemberani, mendekatkan kamera ke sana, langsung memotret foto wajah Viloid yang sudah dipukul hingga babak belur!

Melihat Viloid yang tragis, Roky tersenyum acuh tak acuh, berbalik dan keluar dari ruang rapat.

Yang dinamakan gali lubang untuk diri sendiri, tampaknya seperti Viloid ini.

Setelah keluar dari ruang rapat, Roky segera kembali ke villa.

Dalam perjalanan, dia menelepon Dewi beberapa kali, tapi ponselnya tidak aktif.

“Roky, sekarang bagaimana kamu menjelaskannya pada kakak ipar?” Bastian sambil mengemudi, sambil bertanya.

Roky merasa sakit kepala mengelus pelipisnya, suasana hati juga terasa berat.

Sekarang Dewi sedang marah sekali, walaupun dirinya pulang untuk menjelaskan, menurut sifatnya dia juga tidak akan mendengarnya.

Sebenarnya harus bagaimana?

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu