Aku bukan menantu sampah - Bab 417 Duduklah dengan seimbang

“Aku memotongmu, tidak ada hubungannya dengan Kak Roky!” Pria botak langsung menampar wajahnya.

Wisnu dipukuli sampai mimisan, tetapi masih menatapi Roky, berkata dengan berjuang: “Roky, bersedia bertaruh dan mengakui kekalahan! Kamu ketakutkan sampai seperti ini, tidak berani bertanding denganku?!”

Suri Jiang berkata dengan benci: “Aku sudah melampauimu dari awal tadi, kamu tidak bisa!”

Wisnu menelan ludah dengan ganas: “Bisa atau tidak, setelah selesai bertanding akan mengetahuinya.”

“Sungguh ingin bertanding?” Roky mengerutkan alis, berkata dengan datar: “Kalau begitu, aku akan membiarkanmu mengakui kekalahan.”

Selesai berbicara, dia mengambil helm dan mengenakannya, lalu menduduki sepeda motor Harley Spaceship.

Pria botak terbodoh: “Kak Roky, kamu sungguh akan bertanding dengan orang ini? Lebih baik aku langsung memotongnya sekarang!”

“Lepaskan aku!” Wisnu melepaskan Pria botak, kemudian menyeka darah di wajahnya dengan kuat, dan berkata dengan suram: “Roky, masih ada dua putaran, jika kamu menginginkan tangan dan kakiku, maka lihatlah apakah kamu memiliki kemampuan ini.”

Suri Jiang cemas, melangkah maju dan mencubit pinggang Roky: “Dia memintamu bertanding dan kamu sungguh bertanding? Kamu juga tidak mengendarai sepeda motor dengan baik, bagaimana mungkin bisa menang darinya, lebih baik aku saja!”

Roky melambaikan tangan, melemparkan helm ke pelukannya, lalu berkata sambil tersenyum: “Aku bisa mempelajarinya, selain itu, ini adalah pertandingan antar pria, kamu bertanggung jawab untuk memelukku dengan erat………oh iya, lebih baik jangan terlalu erat.”

Wajah cantik Suri Jiang memerah, berkata dengan marah: “Sudah saat seperti ini, dan kamu masih mau martabat.”

“Martabat pria, sama seperti rok wanita kalian, tidak boleh disobek.”

Roky berkata sambil tersenyum, kemudian memerintah Pria botak: “Kamu mengantarnya kembali ke garis akhir, jika dia kehilangan sehelai rambut, aku akan mengupasmu untuk dijadikan lentera.”

Pria botak terburu-buru berkata: “Kak Roky, jangan khawatir, aku jamin akan mengirim Nyonya Lin kembali dengan selamat.”

“Dia bukan pacarku.”

Roky segera menjelaskan.

Ekspresi Suri Jiang sedikit kaku, menoleh lalu memelototi Roky, kemudian melangkahkan kaki dan duduk dibelakangnya: “Aku tidak mau pergi! Aku akan dibelakangmu!”

“Kalau begitu, duduklah dengan seimbang!”

Roky sudah memakai helm, tubuh dicondongkan ke depan, sepeda motor Harley Spaceship mengeluarkan raungan!

“Bodoh!” Wisnu menyalakan mesin, sepeda motor melaju dengan kencang, wajahnya masih terdapat senyum dingin yang bangga.

Si Roky ini masih mengira dirinya akan menang?

Tadi jika bukan karena dia sengaja melambat, untuk memudahkan Pria botak membereskan Roky, maka wanita ini tidak akan berada didepannya!

Hanya dengan julukan “Dewa Motor Akiyama”, dia sama sekali tidak meletakkan Suri Jiang dalam pandangannya, dia sudah dapat memenangkan Roky hanya dengan mata tertutup.

Roky mengikuti belakangnya, menyalakan mesin, tetapi tertinggal beberapa detik, dalam sekejap mata di tinggali oleh Wisnu.

Suri Jiang memeluk pinggangnya, memarahi Wisnu jalan duluan, berteriak: “Dia sudah berada didepan sana, ganti aku saja!”

“Tidak terburu-buru.”

Roky mengendarai dengan santai, sekalian mencoba kinerja Harley Spaceship.

Sudah lama tidak menyentuh sepeda motor, rasanya juga menjadi aneh.

Melihat Roky masih mengemudi dengan lambat, dan Wisnu yang didepan sudah menghilang, Suri Jiang panik seperti semut yang diatas panci panas.

Setelah sepuluh menit kemudian, Roky telah menyelesaikan satu lingkaran, dan Wisnu sudah melewati garis akhir dua menit yang lalu, sudah memulai putaran kedua.

Kerumunan di garis akhir berseru, menertawakannya.

Rudi juga sangatlah cemas, sangat ingin dirinya maju dan menggantikan Roky bertanding.

Arsa mendengus dingin dan menertawakan: “Kampungan memanglah kampungan, mengendarai sepeda motor bagus juga tetaplah tak berguna!”

Dalam sorakan, Roky melaju melewati garis akhir, lalu mulai putaran yang kedua.

Dalam putaran kedua, Roky sudah tertinggal di belakang Wisnu selama 4 menit, telah tertinggal jauh.

Suri Jiang sudah tidak mengharapkan kemenangan, didalam hati berpikir masih ada dia yang menjadi sandaran Roky, walaupun Wisnu menang juga tidak berani melakukan apapun padanya.

Ketika Suri Jiang sudah putus asa, tiba-tiba mendengar suara tenang Roky.

“Peluk dengan erat!”

Dia masih belum sempat tersadarkan, badannya bergerak kebelakang sebentar, hampir saja terjatuh dari motor, dia langsung berteriak.

Seiring teriakan Suri Jiang, Spaceship menambah kecepatan, melaju ke depan dengan kecepatan tinggi.

Kecepatan yang sangat cepat ini, membuat Suri Jiang pusing, jantung berdebar kencang, tidak bisa tidak memeluk erat Roky, agar tidak terjatuh keluar.

Sudah terlalu cepat!

Dua kali lebih cepat dari dia biasanya!

Ini seperti sedang terbang!

Bukan, seperti kecepatan cahaya!

Pemandangan di kedua sisi melintas cepat dalam pandangan Suri Jiang, sama sekali tidak bisa melihatnya jelas, dia terengah-engah, sama sekali tidak berani melonggarkan tangannya.

Roky mengumpulkan semangatnya, melaju dengan penuh konsentrasi.

Tadi dia sedang berlatih, sekarang sudah terbiasa dengan kinerja kendaraan ini, jadi meningkatkan kecepatan sampai maksimum!

Sebenarnya menurutnya, balapan bukanlah apa-apa, hanyalah menguji kecepatan reaksi pengendara, dan kemampuan beradaptasi.

Kelima panca inderanya, dari awal sudah melebihi orang biasa, bahkan sekarang kecepatan maksimum, tetapi bagi Roky, kecepatan ini sama seperti sedang bermain.

“Ah! Ah!”

Saraf Suri Jiang telah mencapai batasnya, semua darahnya mengalir ke kepalanya, berteriak tanpa henti.

Harley Spaceship seharga 13 miliar dan 800 juta, kinerjanya telah dinaikkan hingga batasnya di tangan Roky, melaju liar disepanjang jalan.

………….

Wisnu melirik sekilas ke kaca spion, jangankan melihat bayangan Roky, bahkan seekor burung pun tidak ada.

Dia tertawa dingin menghina: “Bodoh, ingin bertanding denganku? Kamu masih kalah jauh, bersiaplah untuk mematahkan tangan dan kaki……..”

Sebuah perkataan masih belum selesai, suara raungan motor keras dibelakang terdengar ke telinganya, seperti pesawat terbang.

Wajah Wisnu memucat, bergumam: “Itu pasti bukan kampungan ini!”

Begitu selesai berbicara, dia melihat ke kaca spion, ada sebuah motor berwarna emas cerah, seperti anak panah yang lepas dari busurnya, menyusul kemari dengan cepat.

Hanya dalam beberapa detik, motor emas mendekati dari jauh, dalam sekejap melewati sampingnya.

Hembusan angin yang kencang, hampir saja menjatuhkan Wisnu!

Wisnu terbodoh, setelah tertegun selama beberapa detik baru tersadar kembali, mengutuk “sialan!”, lalu segera menambah kecepatan untuk mengejarnya.

Bagaimana mungkin?

Kecepatan sepeda motor yang mengerikan ini, sudah dapat menyusul mobil balapan formula 1!

Roky si kampungan itu bahkan tidak begitu mengerti sepeda motor, bagaimana mungkin bisa melaju dengan kecepatan yang begitu mengerikan ini, apakah ini dikendarai oleh Suri Jiang?

Pasti begitu!

Wisnu mengutuk “sampah”, segera melaju untuk mengejarnya.

Kemudian, bayangan sepeda motor Harley telah menghilang didepan, tidak peduli bagaimana Wisnu mengejarnya, sama sekali tidak bisa menyusulnya!

Wisnu sangatlah ketakutan, sepasang tangan gemetar tanpa sadar, rasa ketakutan muncul secara spontan.

Apakah dia sudah akan kalah?

Tidak mungkin!

Dia tidak boleh kalah!

Dia membuat taruhan besar, jika kalah maka dia telah selesai!

………..

Garis akhir.

17 sampai 18 mobil hitam sudah berbaris, Denis memakai kacamata hitam, mengenakan mantel hitam, dibelakang badan ada 50 sampai 60 pria tangguh berjas hitam, momentum ini sangat mengerikan.

Di ujung garis akhir berdiri dua baris pria tangguh, memegang petasan, sudah bersiap untuk menyambut.

Anak orang kaya yang masih mencemooh tadi, sekarang sudah terdiam, sama sekali tidak berani bersuara.

Siapa pun tidak menyangka, Denis bahkan membawa orang untuk menonton pertandingan secara langsung.

Arsa menelan ludah, masih memarahi Rudi dengan bangga: “Apakah sudah melihatnya, Denis secara pribadi datang untuk mendukung Tuan Wisnu! Kamu bersiap bersujud dan meminta maaflah!”

“Bamm”

Suara raungan motor mendekat dari kejauhan.

“Tuan Wisnu sudah datang!”

Kerumunan bersorak, Arsa menendang Rudi, lalu segera bergegas ke depan, bersiap pergi menyambut.

Dalam pandangan kerumunan, sebuah motor berwarna emas melaju kencang kemari, menabrak putus garis merah, ban bergesek dan memunculkan percikan api di tanah, kemudian berhenti dengan mantap.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu