Aku bukan menantu sampah - Bab 578 Apa Hakmu Bersikap Kasar

Wajah Willy tiba-tiba berubah mendengar suara ini, lalu menoleh.

Nina berkata dengan gembira: “Roky, aku sangat mengkhawatirkanmu, untungnya kamu baik-baik saja!”

Setelah itu, dia melompat seperti burung dan berlari ke arah Roky.

Roky tersenyum, memeluk Nina, ketika melihat ke kerumunan, matanya menjadi tajam kembali.

Dia melirik ke beberapa bangsawan yang sedang berlutut, berkata: “Bangunlah semuanya.”

Aung Chris menahan nafasnya, tangannya berkeringat.

Dia baru saja mendengar Willy berkata, “Master Roky”, ini pertama kalinya dia bertemu Roky dan tidak disangka ternyata seorang pemuda.

Tapi dari aura yang dipancarkan, dia dingin dan kuat, seolah dia seorang raja.

Bahkan dia merasakan tekanan dari dirinya.

Beberapa bangsawan ini seperti diberi amnesti, buru-buru bangkit dan berterima kasih kepada Roky berulang kali, kemudian bersembunyi.

Daung Chris berjalan ke depan sambil tersenyum.

“Master Roky, aku……”

Kata-katanya belum selesai diucapkan, Roky sudah menyelanya.

“Atas dasar apa kamu begitu lancang di negara Yuga!”

Wajah Aung Chris menegang, mengetahui dirinya barusan memerintahkan bawahannya mengerahkan kekuatan telah membuat Roky marah.

Bagaimana pun dia tokoh penting di Myanmar dan memegang banyak kekuasaan, tidak ada yang berani berbicara seperti ini dengannya, dan ekspresinya tampak canggung.

Direktur Rico juga terkejut, dengan cepat melangkah maju dan berbisik ke Roky.

“Master Roky, ini putra sulung Jenderal Aung San……”

“Tidak peduli siapa pun dia, di mataku tidak berhak bertindak sewenang-wenang.” ucap Roky dengan dingin.

Terlihat sangat arogan bagi orang luar yang berani menggunakan kekerasan di wilayah negera Yuga.

Setelah Aung Chris ditegur di depan umum, dan Roky yang tidak menghargainya membuat ekspresinya berubah putih pucat dan menjadi sangat suram.

Pasukan bersenjata di belakangnya memelototi Roky, meremas senjata di tangan mereka menunggu Aung Chris mengeluarkan perintah membunuh pemuda yang mengucapkan kata-kata lancang ini.

Ada keheningan di sekitar, dan banyak bangsawan tidak berani berbicara, mereka semua berkeringat karena Roky.

Tempat ini berada di perbatasan antara kedua negara dan letak geografisnya juga sangat terpencil. Aung Chris membawa begitu banyak tentara elit kemari, dan ada 30.000 angkatan bersenjata di Bukit Kemun.

Nyali Roky sangat berani sekali, benar-benar tidak takut mati.

Ekspresi Aung Chris berubah, mengerutkan kening dengan marah, tangannya sudah diletakkan di pelatuk pistol, dia melirik Willy, dan Willy mengerutkan kening, diam-diam menggelengkan kepala padanya.

Kerumunan orang yang berdiri di sekitar diam tidak bersuara. Namun, Bram yang berada di samping tersenyum sangar.

Karena dia tahu, Aung Chris orang yang sombong, dia biasanya tidak bisa mentolerir ketidakpatuhan orang lain, orang seperti Roky yang memarahinya di umum tanpa menghargai dirinya, bagaimana mungkin Aung Chris bisa menerima ini semua.

Lebih bagus kalau Aung Chris dibuat marah oleh Roky, lalu menembaknya mati dengan begitu dirinya memiliki kesempatan untuk kabur.

Bahkan Nina juga menjadi gugup, berkeringat dingin karena Roky.

Ketika suasana menegang, Aung Chris tiba-tiba melangkah maju, membungkuk sembilan puluh derajat kepada Roky.

“Master Roky, tolong tenangkan amarah Anda. Itu terjadi begitu tiba-tiba, aku yang salah mengira master Roky mendapat masalah, untuk sesaat langsung melakukan hal yang tidak rasional.”

“Ini salahku tidak bisa menangani masalah dengan benar, aku harap master Roky dapat memaafkanku. Aku akan meminta bawahanku mundur, untuk teman-teman yang ketakutan karena kejadian barusan, aku akan memberikan sepotong batu giok yang indah sebagai ucapan permintaan maaf.”

Setelah Aung Chris selesai berbicara, dia terus membungkuk dan berdiri tidak bergerak di depan Roky, seperti siswa SD yang menunggu hukuman.

Kerumunan terkejut melihat pemandangan ini.

Bram menelan air liurnya, dan mengedipkan mata dengan penuh kuat.

Dia tidak salah lihat, kan?

Putra sulung Jenderal Aung San dan calon pewaris keluarga Aung San yang statusnya tinggi di Myanmar, sekarang membungkuk dan meminta maaf kepada Roky?

Bram kaget!

Si Roky ini paling hanya Pemimipin Pengobatan Tradisional Negara, dia sama sekali bukan orang yang berkuasa.

Apa kemampuannya sampai membuat putra sulung keluarga Aung San, membungkuk memberi hormat padanya?

Roky meliriknya, berkata dengan santai: “Karena kamu meminta maaf dengan tulus, aku tidak akan mempermasalahkan masalah ini, tapi kalau kamu berani berbuat jahat, aku tidak akan mengampunimu.”

“Aku mengerti.”

Setelah Aung Chris selesai berbicara, dia bangkit, berbalik dan memerintahkan bawahannya untuk mengeluarkan batu giok dari helikopter untuk diberikan kepada beberapa bangsawan yang ketakutan.

Batu giok yang dikeluarkan dari pesawat berwarna hijau dan jernih, semuanya giok bernilai puluhan miliar dan belum dipoles.

Beberapa bangsawan yang menerima giok itu terkejut, tersanjung, dan melirik Roky dengan kagum.

Tidak disangka hanya beberapa kata dari pemuda ini bisa membuat mereka mengalami perasaan sisa hidup mereka dari kematian.

Dan Bram yang menguasai setengah bagian bawah tanah Kota Jade tidak berani bersuara.

Identitas “Master Roky”ini benar-benar luar biasa!

Aung Chris menggosok tangannya dan berkata dengan canggung: “Master Roky, tadi aku mengira Bram bersikap tidak sopan kepadamu, aku sudah berencana untuk menghukumnya, melihat dirimu baik-baik saja, aku merasa lega.”

Roky berkata: “Dia ingin bersikap tidak sopan padaku, itu juga harus melihat dirinya apakah pantas.”

“Master Roky, maaf, membuatmu terkejut.”

Aung Chris terkejut, menatap Bram dengan tajam.

Dua pengawal menghampiri, menekuk lengan Bram ke belakang, lalu menedang lututnya agar bersujud di lantai.

Wajah Bram putih pucat, panik sampai tidak bisa berbicara.

Tidak disangka, Roky tidak terluka.

Apakah pengawal yang diatur di vila belum bertindak?

Saat ini, hp Bram tiba-tiba berdering.

Aung Chris segera mengangkat kepalanya, memberi isyarat kepada pengawal di samping.

Seorang pengawal segera mengeluarkan hp-nya dari saku celana Bram, lalu menyerahkannya ke Aung Chris.

Aung Chris baru menjawabnya, sudah terdengar suara panik dari kepala pelayan vila.

“Ka……kak Bram, gawat……40-an pengawal yang kamu atur, semuanya dibunuh oleh Roky, bahkan Agus juga meninggal! Roky benar-benar sangat menakutkan, dia tidak menggerakkan tangannya, bahkan tidak menembak……semua pistol diarahkan ke dirinya, dia tetap berdiri di tempat tidak bergerak, lalu orang-orang di sekitar menjadi gila dan mati di tempat……”

Suara ketakutan kepala pelayan memperlihatkan dia sangat takut.

Dan kerumunan yang hadir tiba-tiba merasakan hawa dingin bangkit dari punggung mereka.

Aung Chris memegang hp dan keringat dingin muncul di dahinya.

Menakutkan!

Dia tahu kalau tim pengawal Bram tidak hanya kuat, tapi juga dibekali senjata canggih!

Bahkan dia yang membawa orang bertarung merebut Vila itu dari Bram, hanya akan berakhir kematian.

Tapi Roky tidak menggunakan pistol melepaskan satu tembakan pun atau bahkan tidak menggerakkan tangannya sudah mampu menghabisi seluruh pasukan Bram!

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu