Aku bukan menantu sampah - Bab 196 Ruang Pengobatan Bernard

Bernard yang mendengar Maggy masih ingin mengajari Master Roky, seketika berkata dengan marah: "Kamu tidak sopan, menurutmu apa ini?! Bisa dikatakan kamu masih berani menjelekkan dirimu di depan Master Roky dengan keserba tahuanmu tentang keterampilan medis!"

Selesai berbicara, dia segera membukakan pintu mobil, tersenyum pada Roky: "Master Roky, gadis ini benar-benar keras kepala dan bandel, aku akan menanganinya saat pulang nanti."

"Gadis kecil itu sangat riang dan imut, baguslah." Roky tersenyum dan naik ke mobil.

Maggy cemberut, berkata dengan tidak senang: "Roky, jangan kira setelah aku memanggilmu kakak, kamu benar-benar menjadi kakakku? Katakan, darimana aku masih seorang anak kecil?"

Dia masih tetap berpakaian seksi, singletnya tertempel ketat pada tubuhnya, memamerkan keahliannya.

Pandangan Roky, tidak sadar mengarah pada dadanya sekilas, tanpa sadar berkata: "Sebenarnya tidak kecil......"

"Huh, kalau begitu baiklah!" Maggy menginjak pedal gas: "Kalau sudah duduk, ayo kita berangkat!"

Bernard segera berkata: "Gadis sialan, gas pelan-pelan, jangan membuat Master Roky terjatuh....."

Sebelum kalimatnya selesai, mobil balap itu sudah "woosh" melesat pergi dengan cepat.

........

Rumah Bernard, berada di tanah lapang pusat Kota Babel

Depan rumahnya adalah ruangan pengobatan yang sedang buka dagang, di belakangnya adalah tempat dia tinggal.

Meskipun luas rumahnya kecil, tapi lingkungannya sangat tenang dan indah, dan juga penuh dengan bau harum dari obat, membuat orang menjadi tenang dan bahagia.

Maggy mengendarai mobil balap itu, Bernard turun dari mobil dengan keadaan goyang dan pusing, hampir-hampir terjatuh.

Beberapa anak muridnya segera memapahnya, dia memarahi cucu perempuannya sambil dipapah untuk beristirahat di belakang.

Roky turun dari mobil dengan keadaan tenang dan stabil, melihat-lihat sekitar.

Maggy bertanya dengan nada tidak senang: "Bagaimana kamu bisa tidak apa-apa? Kamu tidak mabuk darat?"

Roky berpikir, tersenyum dan berkata: "Jika itu adalah roket, mungkin aku akan mabuk sedikit."

"Cih!"

Maggy kesal dan menggertakkan giginya dalam diam, barusan dia memang sengaja mengendarai mobil dengan cepat utnuk menghukum Roky, dia menghela napas, tidak mengira sialan ini tidak bermasalah, justru kakeknya yang hampir jatuh pingsan.

Roky melihat-lihat ruang depan, melihat orang mondar mandir, orang yang mencari dokter sedang berbaris, dia langsung berkata: "Ruangan pengobatan kalian sangat ramai."

"Huh, kamu tidak lihat siapa kakekku." Kata Maggy, dia langsung menyaut lengannya: "Ayo pergi, aku akan perlihatkan padamu ruangan obat itu!"

Roky dipaksa untuk mengikutinya, dia mearasakan lengannya terasa berbeda, sangat empuk, dia menundukkan kepala dan melihatnya.

Hanya dengan melihat tubuh seksi Maggy, berada erat dengan lengannya, di depan singletnya, sebuah pandangan erotis muncul, tapi dia sendiri masih tidak acuh.

Roky menelan air liur di tenggorokannya, dengan sengaja minggir sedikit ke samping.

Maggy mengira dia ingin kabur, dengan segera dia menariknya kembali, dua lengan putih yang halus itu dengan erat memeluknya, lalu memprotes: "Ah, mengapa kamu menghindar, aku juga tidak akan menggigitmu."

Roky benar-benar tidak memiliki car alain, hanya bisa membiarkannya untuk "memeluk" dia dan berjalan ke depan, dalam hatinya dia tersenyum pahit.

Masih baik ini adalah Kota Babel.

Kalau di Kota Gopo, kalau istrinya Dewi melihat peristiwa ini, dia khawatir ssetelah pulang nanti, dirinya harus tidur di ruang tamu lagi.

Dia dipegang erat oleh Maggy, mengitari ruangan pengobatan.

Harus dikatakan, di Kota Babel rumah Bernard adalah ruangan pengobatan china yang paling besar, meskipun hari ini Bernard tidak melakukan kunjungan pasien, tapi pasien yang datang untuk membeli obat juga tidak ada habisnya, dan bisnisnya berkembang pesat.

Roky melihat sekeliling, kembali ke ruangan belakang rumah untuk beristirahat.

Besok dia akan ikut dalam pameran bahan obat, dia menelepon Dewi, melaporkan perjalanannya, juga mulai untuk mencampur-campur salep intermiten.

Bahan obat di kampung halaman Bernard adalah yang sudah siap pakai, Roky meminta orang untuk membawakan bahan obat ke ruangannya, kemudian dia dengan serius mulai mencampurkannya.

Dia berusaha keras untuk membuat keefektifan obat itu di tingkat paling besar berdasarkan sifat obatnya, dan juga tidak dengan efek samping.

Tapi ketika mencampurkan obat itu sampai setengahnya, Roky baru teringat untuk mempertimbangkan harganya, dan dia menggunakan banyak jenis bahan obat yang mahal, dia menggelengkan kepalanya dan tersenyum pahit, mengambil obat salep yang telah dibuatnya dan berjalan ke pintu belakang, berencana mencari tempat untuk membuangnya, menghindari agar tidak disalahgunakan.

Disaat dia baru akan keluar dari pintu belakang, tiba-tiba terdengar teriakan terkejut.

"Wah, Master Roky!!"

"Benji?" Roky terkejut, dia mengangkat kepalanya dan menatapnya.

Diluar pintu belakang Bernard, adalah sebuah lorong kecil, berhadapan dengan itu ada sebuah stan kaki lima, di atas plastiknya terletak banyak barang antik yang langsung terlihat seperti karya seni yang mahal dan bahan obat.

Benji memakai sebuah kopiah dari kulit melon, melepaskan kacamatanya hitamnya dengan senang, menyambutnya dengan kerendahan hati.

"Master Roky, kamu juga berkunjung ke Kota Babel?"

Roky mengerutkan alisnya dan berkata: "Benji, terkahir kali kamu di Antique Street untuk menjebak ayah mertuaku, sekarang kamu datang ke Kota Babel untuk menjebak orang lagi?"

"Master Roky, lihatlah, kemarin itu adalah sebuah kesalahpahaman." Benji menyeringai dengan senang: "Ayah mertuamu itu mencariku, tapi aku tidak pernah menjebaknya!"

Kata Roky tidak senang: "Apa yang kamu lakukan di Kota Babel?"

"Ah, bukan karena aku tidak bisa mengacau di Kota Gopo, dengar-dengar di Kota Babel akan ada pameran obat tradisional china, aku datang untuk mencari sedikit uang."

Roky memandang sekilas stan kaki lima itu, hanya melihat disana tertata banyak "ginseng ratusan tahun" yang palsu, "boneka akar rumput liar" palsu, juga beberapa plester koyo yang berantakan, dalam hatinya tau apa yang dia lakukan.

"Benji, bukankah sudah dikatakan jangan menjual barang palsu? Akar rumput liar palsumu ini adlaah dari lobak, siapa yang mau membelinya?"

Benji menepuk dadanya: "Master Roky, kamu jangan merendahkanku, ada seorang pembeli besar yang sudah bertanya padaku, kalau aku bisa memproduksi obat yang bagus, dia akan membeli dengan harga tinggi."

Saat tengah berbicara, dia mendadak melihat sekilas obat yang ada di tangan Roky, matanya berkilauan: "Tuan Roky, obatmu ini akan kamu buang? Aku akan membuangkannya untukmu!"

Roky teringat akan peristiwa dia membantu ayah mertuanya menjualkan obat, mengintimidasinya dan berkata: "Obat ini ada efek sampingnya, bisa mengakibatkan kematian! Jangan hanya demi uang lalu kamu menjualnya!"

"Tenang saja! Aku Benji memiliki batas, biasanya hanya menjual barang antik palsu, tidak akan melakukan sesuatu yang membahayakan hidup." Benji menepuk dadanya, berkata dengan yakin.

Roky dari awal tidak memercayainya, langsung membuang kotak obat dan resepnya ke dalam saluran pembungan di pinggir jalan, memutar badannya kemudian masuk kembali.

Di dalam saluran pembuangan itu semuanya adalah lumpur, juga ada limbah sampah bau yang terapung-apung, baunya sangat menyengat.

Dia tidak percaya, Benji pergi memungutnya!

.......

Roky kembali ke dalam kamar, sibuk seharian, akhirnya bisa membuat campuran "salep intermiten" yang benar, juga menekan harga bahan obat, setelah menghadiri pameran bahan obat di hari kedua dia berencana untuk memberikannya pada Broto.

Dia keluar dari kamar, kebetulan ingin mengitari ruang depan, di hadapannya terlihat Bernard yang sedang berjalan masuk, wajahnya penuh kegirangan.

"Bernard, kamu ini......."

"Master Roky, kebetulan aku mencarimu untuk berbicara denganmu!" Wajah Bernard penuh kegirangan, dia berkata dengan semangat: "Malam ini sebuah obat akan dilelang, dengar-dengar salah satunya ada sekotak Panacea yang akan dilelang, aku ingin mengundangmu untuk melihatnya bersama!"

"Panacea apa?" Tanya Roky.

Bernard berkata dengan menunjukkan kegembiraan: "Panacea ini disebut balsem, dengar-dengar seorang ahli medis yang akan melelangnya, sudah banyak master medis ternama yang menetapkan dengan resmi, penyakitnya langsung sembuh setelah mengonsumsi ini, benar-benar obat yang bagus! Hanya saja saat dicium baunya sedikit aneh, bau obatnya tercium sedikit bau lumpur, tapi tidak memengaruhi hasilnya."

Roky terkesiap, tiba-tiba terbesit sesuatu dalam kepalanya: "Apakah obat ini terbungkus dalam sebuah kotak kuning bergambar bungan dan pohon? Warnanya hitam? bisa menyembuhkan tangan dan kaki yang patah, juga sangat efektif menyembuhkan luka lama?"

Bernard terkejut dan berkata: "Benar, Master Roky, kamu pernah melihat obat ini? Malam ini orang-orang kaya dari Kota Babel datang untuk berebut, semuanya ingin melelang sekotak obat ini dengan harga tinggi."

Roky terdiam sesaat, bukankah ini adalah obat yang dibuangnya?

Tidak mengira bahwa Benji mata duitan, ternyata dia melompat ke saluran pembuangan itu, memungut obat yang dibuangnya dan menjualnya!

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu