Aku bukan menantu sampah - Bab 386 Jenny Terjebak

ketika Dewi hendak pergi mencari Roky, dia malah menerima panggilan dari sekretarisnya.

"direktur Dewi, kapan kamu akan kembali? sebuah perusahaan konstruksi ingin bekerja sama dengan kita. ada sebuah proyek sebesar 60M akan diselesaikan bersama perusahaan kita."

Dewi menghela napas, dia baru saja tiba di kota Wasa ini dan sekarang dia juga ditahan oleh Jenny di sini. dia tidak mampu untuk kembali ke perusahaan sekarang.

mungkin pekerjaan di perusahaan sudah menumpuk.

dia lalu berkata dengan tidak berdaya: "dari mana asal perusahaan itu? aku tidak bisa kembali sekarang. teleponlah mereka untuk membicarakan masalah kerja sama itu."

"itu merupakan perusahaan dari kota Wasa, perusahaan tersebut berkata mereka ingin mempercepat proses proyek tersebut. jika kita tidak bisa memastikannya hari ini, mungkin dia akan pergi mencari orang lain."

"kota Wasa?" tanya Dewi: "aku sedang berada di kota Wasa sekarang, aku bisa menemuinya."

meskipun bagi perusahaan konstruksi lain, proyek sebesar 60M merupakan proyek yang kecil, namun bagi perusahaan yang masih berkembang seperti perusahaan milik Dewi, ini sudah merupakan proyek yang sangat besar.

Dewi tidak lagi berpikir lebih dan segera mengambil tasnya untuk pergi keluar.

ketika berjalan keluar, dia hampir saja menabrak ibunya yang sedang berjalan di luar pintu.

melihat dirinya yang terburu-buru, Jenny pun bertanya: "kemana kamu akan pergi? apakah kamu akan pergi mengembalikan villa itu?"

"aku pergi berbisnis, sebuah perusahaan ingin bekerja sama denganku dalam menyelesaikan sebuah proyek dengan nominal 60M. aku akan mendiskusikan hal ini dengan Roky terlebih dahulu dan meminta pendapat padanya."

"60M?"

mata Jenny seketika mengkilap. dia pun segera berkata: "untuk apa kamu pergi mencari pria tak berguna itu? dia hanya bisa mengacaukan sesuatu! ini adalah sebuah nominal yang besar, ibu akan ikut pergi bersamamu."

"ibu, kamu tidak mengerti akan hal bisnis." kata Dewi.

"kenapa tidak mengerti? aku bahkan membantu ayahmu dalam menjual barang kuno." kata Jenny dengan tegas, "lagipula lebih baik aku ikut bersamamu dibanding kamu pergi ke sana sendirian."

Jenny bersikeras agar Roky tidak ikut campur dalam hal ini!

jika Roky ikut campur, bagaimana kalau nantinya dia mengacaukan proyek ini?

putrinya sendiri bahkan terlihat seperti sudah dihipnotis olehnya. hal ini akan semakin kacau jika nantinya Dewi langsung memberikan semua uang ini pada Roky!

Dewi juga merasa tidak berdaya akan sikap Jenny, dia juga sedang terburu-buru. dia terpaksa menyetujui Jenny untuk ikut pergi, namun dia tidak diperbolehkan untuk berbicara dengan semabrangan nantinya.

dia juga lebih tenang jika ibunya ikut pergi bersamanya.

tidak lama kemudian, Dewi dan Jenny pun tiba di sebuah bangunan.

dalam perjalanan, Dewi sudah mencari tahu indormasi perusahaan ini. perusahaan ini merupakan perusahaan kecil di kota Wasa. tidak ada berita negatif tentang perusahaan ini dan dia lebih merasa tenang akan hal ini.

orang yang berdiri di depan bangunan itu pun menyambut dan membawa mereka masuk ke dalam.

lantai ruangan kantor itu telah ditebari karpet dan dekorasinya terlihat mewah. Jenny terlihat begitu kagum sambil meraba barang di sekelilingnya.

"putriku, sepertinya pemilik perusahaan ini sangatlah kaya. tidak tahu apakah dia sudah menikah atau belum."

Dewi segera berkata dengan nada kasar: "ibu, kita datang untuk berbisnis, bukan mencari jodoh."

Jenny lalu berkata dengan bahagia: "kamu tidak boleh berkata seperti itu, jika dia masih dalam kondisi single, ibu akan mencoba menyatukan kalian."

"ibu, duduklah terlebih dahulu." Dewi sangat tidak berdaya dan memohon pada ibunya agar tidak berbicara sembarangan dan membuatnya malu.

sebelum pemilik perusahaan itu tiba, seorang sekretaris pun masuk dan memberi segelas air pada Dewi.

"terimakasih, aku tidak haus, letakkan saja di atas meja."

Dewi melambaikan kedua tangannya. dia melihat begitu banyak obat tradisional di dalam teko itu dan dia tiba-tiba merasa begitu waspada.

dia tidak pernah makan atau minum dengan sembarangan selama berbisnis di luar.

namun ketika Jenny melihat di dalam teko itu terkandung beberapa obat mahal, dia pun segera berkata dengan gembira: "ini adalah teh yang dibuat dengan ginseng yang mahal. ini adalah barang bagus!"

sambil mengatakan itu, dia lalu merebut gelas itu dan meminumnya.

"ibu, jangan minum sembarangan ketika di luar."

Dewi ingin menghalanginya, namun dia tidak sanggup. dia hanya bisa melihat ibunya menghabiskan minuman itu.

setelah meminum itu, Jenny kembali berkata: "putriku, teh ini sangatlah enak! wangi dan manis. cobalah."

Dewi menggelengkan kepalanya.

dia sudah berbisnis dalam waktu yang lama, dia juga tahu kalau beberapa bos pria akan melakukan beberapa cara yang licik demi kepentingan pribadinya.

"kamu tidak minum? kalau begitu aku yang menghabiskannya."

Jenny kembali menghabiskan dua gelas minuman tersebut.

dia merasa gelas itu terlalu kecil, dia kembali mencari sebuah gelas kaca dan menuangkan teh tersebut ke dalam gelas.

sikapnya itu membuat Dewi merasa begitu khawatir.

untungnya sang pemilik perusahaan belum tiba. kalau tidak, bagaimana mungkin bisnis ini bisa berhasil jika melihat sikap ibunya yang seperti ini?

teko itu tidaklah besar, Jenny berhasil menghabiskan satu teko teh tersebut. dia lalu membersihkan mulutnya.

kalau bukan karena merasa khawatir kalau nantinya sang putri akan merasa malu, Jenny bahkan ingin membawa pergi sisa-sisa obat yang ada di dalam teko tersebut.

setelah menunggu beberapa saat, pemilik perusahaan itu tidak kunjung datang. Dewi pun mulai merasa panik dan bangkit berdiri sambil berkata: "ibu, aku akan pergi bertanya terlebih dahulu, kenapa pemimpin perusahaan ini masih belum tiba."

kini, wajah Jenny terlihat begitu merah. dia berbaring di atas sofa dan merasa sesak napas. dia mulai menarik pakaiannya sambil berkata: "kenapa aku merasa begitu panas..........."

melihat kondisi Jenny, Dewi merasa begitu terkejut dan dia pun segera menghampiri ibunya.

"ibu, ada apa denganmu?"

Dewi merasa begitu terkejut.

setelah melihat kondisi Jenny, dia segera sadar kalau teh ini bermasalah!

tubuh Jenny sangatah panas dan tidak lagi menyadarkan diri. Jenny mulai membuka pakaiannya sambil berkata: "panas sekali!"

kalau bukan karena Dewi yang terus menghalanginya, mungkin dia juga sudah membuka celanaya!

"ibu, mari pergi!" Dewi merasa begitu panik dan dia menarik Jenny dengan cepat.

saat ini, terdengar sebuah suara dari luar pintu.

Dewi lalu membalikkan badannya dan terbengong melihat orang yang masuk itu.

dia melihat Steven berdiri di depan pintu dan dirinya sedang menatap Jenny.

"kenapa kamu ada di sini?" Dewi merasa begitu marah: "apa yang kamu campur di dalam teh ini? kenapa ibuku menjadi seperti ini?"

Steven juga merasa terkejut, dia lalu berkata dengan tegas: "brengsek! ini adalah obat yang aku siapkan dengan susah payah dan dihabiskan oleh wanita tua itu?!"

"obat apa yang kamu berikan pada ibuku!" Dewi merasa begitu marah dan dia tidak menyangka kalau 'proyek' ini merupakan jebakan dari Steven!

Steven lalu berkata dengan hina: "kamu tidak mengerti akan ini? ini tentunya merupakan obat pembangkit gairah wanita! aku menghabiskan begitu banyak uang untuk meracik obat ini. jika seorang wanita meminum teh ini, maka dia akan terus berpikir untuk melakukan hal begituan dengan pria."

Jenny berbaring di atas sofa dengan kondisi pakaian yang tidak rapi.

melihat kondisi ibunya itu, Dewi pun marah besar sambil berkata: "tidak tahu malu! aku akan melapor pada polisi dan biarkan kamu dipenjara!"

setelah mendengar kata 'penjara', tatapan Steven seketika berubah menjadi begitu sadis.

dia lalu mendekatinya dan merebut ponselnya. dia lalu mendorong Dewi ke arah sofa sambil berkata: "dipenjara? suamimu sudah membuat keluarga Lu bangkrut dan membuat ayah bahkan adikku dipenjara! aku akan membalas semua dendamku ini pada suamimu!"

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu