Aku bukan menantu sampah - Bab 494 Tamu Misterius dari Kota Wasa

Ia tidak dapat menerima rasa ini dan juga tidak ingin peduli larangan berupa ‘dilarang untuk saling bertengkar antar keluarga’ dari Keluarga Lin lagi!

Kalau Roky sekarang berada di Kota Gopo sana, memangnya ada apa jika ia diam-diam mencari seorang pembunuh?

Pemimpin tengah berada di jauh sana dan Viska juga pergi menemani Ardian untuk pengobatan di luar negeri, bagaimana mungkin mereka peduli begitu banyak!

..........

Kejadian acara kemarin telah berlalu beberapa hari, Talita masih merasa tidak tenang, karena takut Lani akan kembali datang mencarinya lagi.

Ia tidak tahan untuk diam-diam menghubungi Lani, ingin menyuruhnya Ibunya kembali ke Kota Wasa dan tidak memperbolehkannya untuk mengganggu Roky lagi.

Tapi siapa sangka Lani bisa-bisanya ketakutan hingga gemetar setelah mengangkat panggilannya dan langsung memutuskan panggilan setelah berkata sepatah kata, bagai takut ada seseorang yang menginginkan nyawanya.

Talita merasa agak terkejut, jangan-jangan Roky sudah memberi peringatan kepada Lani?

Tapi Ibunya adalah seseorang yang tidak tahu malu, tidak begitu mudah untuk dilawan.

Entah juga apa yang terjadi. Hari itu dimana setelah ia pergi dari acara itu, ia pun tidak mengetahui kejadian selanjutnya. Roky pun tidak memberi tahunya.

Tapi Lani ada bilang bahwa ia sudah kabur ke Kota Wasa dalam panggilan tadi.

Kalau begitu, Talita juga merasa lega. Meskipun Roky menganggapnya sebagai adik dan Dewi juga sangat baik terhadapnya, tapi Talita tidak ingin membawa masalah bagi Roky dan Keluarga Liu lagi.

Pabrik farmasi tengah dibangun dengan kuat, Roky dan Broto berdiri di samping tempat konstruksi itu. Ia baru saja menyelesaikan panggilan dengan Suri.

Joint Venture di Kota Wasa sangat baik, pesanannya pun melebihi dari pasokan yang ada dan hanya perlu menunggu barisan produksi terbentuk.

Suri tertawa berkata, “Roky, aku mengundang seseorang dari Kota Wasa untuk datang membantu, sekaligus datang untuk mengawasi pekerjaanmu.”

Roky tertawa pahit berkata, “Jangan-jangan Paman Junandus-mu?”

“Bagaimana mungkin itu terjadi?”

Suri berkata dengan keluh. “Ayahku pulang dan aku hukum ia untuk berlutut selama tiga hari. Sekarang ia masih terkurung di dalam rumah untuk merenung kesalahannya.”

“Jangan-jangan kamu mengirimkan wanita cantik untukku?” Roky berkata dengan sedikit bercanda.

Suri terkekeh pelan dan berkata , “Aku merahasiakan terlebih dahulu. Kamu akan mengetahuinya setelah melihatnya.”

Saat sore hari, Roky baru saja mau mengendarai mobil kembali rumah dari tempat konstruksi itu, tiba-tiba pandandannya menggelap dan matanya ditutup oleh seseorang.

Aroma wangi pun menerpa dari belakang tubuhnya, selanjutnya ia merasa punggungnya hangat, seperti ditempel erat oleh sesuatu barang yang cukup lentur.

Kedua tangan yang dipakai untuk menutup matanya cukup putih dan lembut, serta memancarkan aroma wangi yang ringan.

Roky tidak tahan untuk mencium wanginya dan tertawa pahit berkata, “Dini, mengapa kamu datang ke Kota Gopo?”

“Aduh, kesal sekali! Mengapa Pak Roky begitu cepat mengetahui diriku?”

Mendengar suara genit dari belakang, sepasang tangan putih yang menutup mata Roky pun menjadi longgar.

Roky menggelengkan kepala, berbalik badan.

Ia sama sekali tidak sangka bahwa ternyata kata-kata Suri yang ‘mengundang orang datang’, bisa-bisanya adalah menyuruh Dini untuk datang ke Kota Gopo.

Ia hanya menemukan Dini yang memakai setelan jas kerja berwarna hitam dan berdiri di hadapannya dengan banyak tingkah, wajahnya yang cantik itu masih memasang senyuman manis yang menggoda, tubuhnya yang seksi itu masih begitu menakjubkan.

Roky berkata dengan tak berdaya. “Pabrik belum selesai dibangun, untuk apa kamu datang kesini?”

“Aku adalah sekretaris Anda, Pak Roky.”

Dini tersenyum pelan dan berkata, “Meskipun pabrik masih dibangun, tapi menjalin hubungan dengan divisi lain. Dan untuk dokumen, aku juga bisa bantu untuk mengurusnya. Tidak mungkin aku harus membiarkan Anda yang pergi melakukannya.”

Roky terdiam dan baru teringat akan dokumen tempat konstruksi. Ia menyuruh Lian yang mengurus semuanya.

Orang luar masih belum mengetahui bahwa ia sendiri adalah bos dari Perusahaan Wehow.

“Benar juga.”

Roky mengangguk dan berkata, “Aku pergi cari tempat untuk kamu menginap terlebih dahulu.”

“Tidak perlu. Bu Suri telah memesan suite di Hotel Hilton untukku sementara ini.”

Dini tersenyum menarik kopernya dari permukaan tanah. “Anda hanya perlu mengantar aku kesana saja.”

“Aku bantu kamu sini.”

Roky menerima koper darinya dan berjalan ke mobil yang berada di samping.

Ia juga merasa tidak berdaya.

Suri boleh memanggil siapapun, bisa-bisanya menyuruh Dini yang datang.

Sekretarisnya ini sangat baik di bidang apapun, tubuhnya seksi, wajahnya juga cukup menggoda, suaranya semakin genit dan sangat suka untuk merayu. Bagi para pria, wanita sepertinya sangat jarang ditemukan.

Tapi bagi para wanita, ia adalah seorang wanita penggoda.

Roky sementara berencana untuk tidak memberi tahu masalah Dini kepada Dewi.

Di saat ia berjalan selangkah ke depan, tubuh Dini tiba-tiba menabraknya dari belakang.

Sentuhan yang lentur itu seketika membuat punggung belakang Roky merinding, berbalik badan berkata. “Ada apa?”

“Tidak apa-apa, tadi sepatuku tiba-tiba terpelecok.”

Dini tersenyum berkata.

Roky mengangguk, menarik koper berjalan ke dapan.

Di belakangnya, mata Dini terlintas tatapan dingin.

Tadi saat menabrak Roky, ia telah meninggalkan jejak lipstik di atas kerah pakaiannya. Ia hanya perlu menggantikan pakaian, maka istrinya pasti akan menemukannya.

Setelah satu minggu, langkah awal pabrik farmasi telah selesai dibangun, mulai menyiapkan barisan produksi untuk obat-obatan.

Roky pergi ke hotel mencari Dini dan memberi dokumen untuk menyuruhnya pergi mengurus.

Saat masuk ke hotel, ia masih memandang sekitar dengan berhati-hati. Melihat tidak ada orang yang ia kenal, ia baru berlangkah besar masuk ke dalam.

Saat ia masuk ke dalam hotel, pintu sebuah taksi yang berhenti di tepi jalan terbuka. Dewi pun keluar dari sana dengan tatapan yang rumit.

Ia mampir disini dan membahas bisnis dengan klien, tapi siapa sangka melihat suaminya berjalan ke dalam hotel, bahkan masuk ke dalam dengan bersembunyi.

Supir taksi mencondongkan kepala dari jendela dan bertanya. “Apakah kamu masih mau jalan?”

Dewi ragu sebentar, menarik pintu taksi dan duduk kembali ke kursi penumpang, lalu asal memberi sejumlah tunai dan berkata. “Kamu berhenti sebentar, aku sedang menunggu orang disini.”

Ia tidak ingin mencurigai Roky, tapi beberapa hari ini Roky selalu pulang sangat malam. Apalagi kemarin ia menemukan jejak lipstik pada pakaian yang dilepaskan Roky beberapa hari yang lalu.

Awalnya Dewi berencana hari ini untuk bertanya kepada Roky, alhasil pagi-pagi sudah keluar. Ia tidak sangka bisa bertemu dengan Roky disini, seketika ia pun tidak dapat menjadi tenang.

Dewi duduk di dalam mobil, suasana hatinya sangat bertentangan.

Ia percaya kepada Roky, tapi beberapa hari ini, ia selalu mencium aroma parfum pada pakaiannya, ditambah jejak lipstik kemarin yang ditemukannya, hatinya seketika pun menjadi kacau.

Jangan-jangan karena dirinya terus tidak ingin sekamar dengannya, sehingga ia pergi keluar mencari wanita lain?

Roky begitu lama di Kota Wasa dan ia berada di Kota Gopo. Jangan-jangan ia terjadi sesuatu dengan wanita lain di Kota Wasa?

Dewi merasa sedih, duduk di dalam taksi dan asal berpikir.

Ia bahkan merasa agak menyesal dan tidak tenang.

Roky berdiri di depan pintu suite dan mengetuk pintu.

Pintu terbuka, Dini memakai pakaian tidur dan menopang diri di kusen pintu dengan banyak tingkah.

Rambut keritingnya tergerai malas di atas pundak dan masih basah. Pakaian tidur dengan tali tipis berwarna putih dengan potongan rendah menggambar tubuhnya yang sempurna dengan baik, beserta dengan sepasang kaki panjangnya yang terpampang.

Ia tidak memakai sandal, sepasang kakinya yang kecil dan indah menginjak diatas permukaan lantai, bahkan kukunya juga diwarnai dengan pewarna kuku yang berwarna merah.

Roky seketika merasa canggung dan berkata, “Aku tidak tahu kamu sedang mandi. Aku nanti baru datang lagi.”

“Eh, tak apa-apa, Pak Roky. Anda masuk terlebih dahulu.”

Dini langsung menarik lengannya, sepasang lengannya pun melilit, terkekeh berkata. “Anda bawa dokumennya masuk, biar aku lihat.”

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu