Aku bukan menantu sampah - Bab 496 Diserang

Sedangkan pemilik awal mobil yang berdiri di depan gerbang hotel telah membawa kartu ATM ke mesin POS di hotel untuk membuktikan!

Kartu ATM-nya benar-benar ada seratus dua puluh miliar!

“Ia orang kaya yang sesungguhnya!” Pemilik awal mobil itu dibuat terkejut hingga tak dapat berkata-kata.

Ia tidak sangka bahwa dunia ini benar-benar ada orang kaya yang begitu makmur!

Sekalinya keluar uang bisa begitu banyak!

Tokoh-tokoh besar yang memiliki aura kekayaan yang begitu besar, pasti juga tidak dapat menemukan beberapa di Kota Wasa!

Meskipun dirinya tidak kekurangan uang, tapi pemuda ini memakai pakaian yang biasa dan bisa-bisanya mengeluarkan seratus dua puluh miliar dalam sekali, bahkan ia sendiri belum tentu bisa melakukan itu!

Apalagi pemilik kartu VIP dari Bank Swiss ini pasti bukan orang biasa. Setidaknya kekayaan yang dimilikinya harus bisa termasuk dalam seratus besar dalam sedunia, sehingga ia baru berhak memperolehnya.

Sebenarnya siapakah pemuda yang berpakaian biasa tersebut?

Pria paruh baya itu mendesah dalam mengambil kartu ATM, wajahnya seperti sedang berpikir.

Saat ini, ada seseorang dari samping berlari kemari dan memanggil dengan sopan. “Pak Udin, semua dokumen telah selesai disiapkan. Bukankah Anda ada ajak membahas kerja sama dengan Bu Dewi dari Perusahaan Artha Cloud? Eh, dimanakah mobil Anda?”

Pria paruh baya itu mengerutkan dahinya, lalu menaruh kartu ATM ke dalam kantongnya, melirik jam tangan sekilas dan berkata dengan wajah suram.

“Sudah melewati setengah jam dari yang dijanjikan. Aku tidak sangka bahwa Bu Dewi begitu tidak menepati janji. Awalnya aku tidak ingin bekerja sama dengan perusahaan kecil seperti itu, tapi melihat nama perusahaan ini baik, maka aku datang. Kalau seperti ini, tidak perlu bekerja sama pun tak apa-apa!”

Sembari berkata, pria paruh baya itu pun berbalik badan pergi.

Awalnya ia dan Dewi selaku bos Perusahaan Artha Cloud berjanji untuk membahas surat kontrak di ruang rapat hotel.

Alhasil Dewi bisa-bisanya tidak menepati janji. Kalau begitu, mereka tidak perlu bekerja sama lagi!

Pria paruh baya itu memasang wajah kesal dan berlangkah besar keluar dari hotel.

........

Di mobil Maserati.

Waktu baru saja berlalu satu menit, ponsel Roky pun menerima lokasi yang terkirim.

Ia melirik sekilas, langsung memutar mobil balik dan meluncur ke arah dimana Dewi berada.

Roky menyetir mobil sambil melirik Dini yang berada di kaca spion tengah.

Ia diam-diam merasa bahwa tujuan Dini untuk mendekati dirinya sama sekali tidak tulus.

Karena statusnya sama sekali belum terbocorkan, bahkan Suri terus mengira bahwa ia adalah perwakilan yang disuruh datang ke Kota Wasa oleh Grup Babel.

Tokoh-tokoh Kota Wasa sangatlah banyak. Seorang perwakilan perusahaan luar kota sama sekali bukan apa-apa, bahkan tokoh kecil yang seperti Victor saja juga tidak menganggapnya.

Sedangkan tubuh dan wajah Dini merupakan yang terbaik, memiliki kemampuan yang hebat dalam mengatasi masalah. Ingin mendapat orang kaya di Kota Wasa merupakan hal yang mudah baginya. Bagaimana mungkin ingin terus mendekati dirinya.

Roky tidak dapat mengerti apa alasannya.

Ia menggelengkan kepalanya dan menaruh pikiran tersebut ke belakang untuk sementara.

Sekarang hal yang terpenting adalah menjelaskan semuanya kepada istrinya, Dewi.

Jika Dini memiliki tujuan yang tidak dapat diberi tahu, maka ia tidak akan memaafkannya.

Mobil Maserati berwarna merah meluncur di jalan raya dengan laju yang tercepat.

Tak sampai lima menit, Roky pun menemukan bayangan Dewi.

Ia hanya menemukan Dewi yang terjatuh-jatuh berjalan diatas trotoar, sambil berjalan sambil mengangkat tangan, seperti sedang mengelap air matanya.

Roky merasa hatinya sesak melihat itu, lalu segera menyetir mobil mengejarnya.

Mobil Maserati mendekati trotoar, Roky memperlambat lajunya, sambil mengendarai, sambil berkata keluar jendela. “Sayang, kamu jangan salah paham. Dini hanya sekretarisku yang berada di Kota Wasa. Aku dan ia sungguh tidak terjadi apapun.”

Dewi sama sekali tidak sangka bahwa Roky bisa-bisanya mengejarnya. Ia kesal dan bingung, menahan rasa hati yang sakit untuk menelan air matanya kembali.

Ia menunduk, tidak menganggap keberadaan Roky dan berlangkah cepat ke depan.

“Sayang, kamu dengar dulu penjelasanku.”

Roky berkata dengan tidak berdaya.

Dewi sama sekali tidak melirik kearahnya, sambil berlangkah cepat ke depan, sambil berkata dengan cuek.

“Tidak perlu menjelaskan. Pulang nanti, aku akan membereskan barang-barangku dan meninggalkan rumah.”

Melihat mata Dewi membengkak dengan wajahnya yang tertinggal jejak air mata, hati Dini juga merasa sedikit tidak rela.

Tapi hanya sedikit. Ia adalah seorang pembunuh, misinya adalah menghancurkan hubungan antar Roky dan Dewi, ia sama sekali tidak akan pernah merasa kasihan akan hal seperti ini.

Pembunuh hanyalah sebuah alat.

Tapi Dini masih membuka mulut berkata, “Nona Dewi, semua ini hanyalah salah paham. Anda dengar dulu penjelasan Pak Roky.”

Ia sangat pintar, mengetahui bahwa ia harus menolong dirinya sendiri pada situasi sekarang ini.

Jika ia tidak mengatakan sesuatu lagi, maka Roky mungkin saja tidak dapat mengampuninya, bahkan mungkin juga membongkar rahasianya.

“Kamu tidak perlu berbicara lagi, segera menghilang dari hadapanku.”

Dewi sama sekali tidak ingin mempedulikannya. Setelah berkata, ia langsung memasang wajah dingin, bersiap berjalan menuju jalan lain.

“Sayang....”

Roky hanya merasa tak berdaya, baru saja ingin menjelaskan, tiba-tiba sudut matanya melirik ke arah cermin pemantul, menemukan mobil Mercedes-Benz hitam di belakang mobilnya dan ada sebuah tangan yang terulur keluar dari jendela mobil itu.

Sinar yang terang tiba-tiba melintas.

Wajah Roky seketika menjadi serius, langsung menginjak pedal gas, tangan kirinya pun memukul setir mobil dengan keras!

Mobil Maserati itu tiba-tiba mempercepat laju, ditemani dengan suara tajam dimana ban mobil yang bergesek dengan tanah, seketika berputar sebanyak seratus delapa puluh derajat, langsung berhenti di hadapan Dewi.

Di tengah udara tersebar aroma ban mobil yang bergesek dengan tanah yang tidak sedap.

Dewi hampir saja ditabrak mobil, sehingga hatinya semakin kesal.

Ia mengangkat kepala berteriak, “Roky, aku bilang aku tidak ingin bertemu denganmu sekarang....”

“Sayang, naik mobil!”

Roky membuka pintu mobil keras, menarik lengan Dewi dan membawanya masuk ke kursi penumpang dekat kursi pengemudi.

“Akh!”

Dewi sangat terkejut karena ditarik Roky ke dalam mobil.

“Roky, kamu sudah gila! Apa yang ingin kamu lakukan.....”

Kata-katanya belum selesai terucapkan, tiba-tiba mendengar kerumunan orang-orang di tepi jalan menjadi ramai, sambil berteriak sambil asal berlari.

“Ada yang bunuh orang! Segera lapor polisi!”

“Tolong!”

“Semuanya segera melarikan diri!”

Dewi memegang jendela mobil ketakutan, sambil memandang kearah luar jendela.

Ia hanya menemukan tempat dimana ia berdiri tadi tertancap beberapa tangkai panah yang berkilau!

Panah metal yang tajam menancap permukaan tanah dengan dalam!

Jalan semen yang kuat bisa-bisanya seperti dibangun dengan tahu dan ditusuk tembus oleh panah.

Wajah Dewi yang cantik seketika memucat.

Tadi kalau bukan Roky sendiri yang menarinya, beberapa panah tajam itu mungkin sudah menusuk tubuhnya dan langsung menjadikannya seekor landak.

Poros panah metal itu terdapat sinar biru, jelas sekali bahwa panah itu ada racun!

“Ini....ada apa yang terjadi....” Dewi tercengang hingga wajahnya kehilangan ekspresi, seketika melupakan kesalahpahaman yang terjadi antarnya dengan Roky, lalu bergumam pelan.

Roky tidak ada waktu untuk banyak menjelaskan dan berkata singkat dengan tegas.

“Duduk yang benar!”

Dewi masih saja belum berekasi kembali, tubuhnya pun seketika ditarik keras ke belakang.

Movil Maserati berwarna merah itu bagai panah yang kehilangan kendali dan meluncur ke depan dengan cepat.

Laju kecepatan mobil bisa-bisanya mencapai seratus dua puluh mil per jam.

Di saat yang sama, Dewi masih bisa mendengar suara ricuh pada mobil.

“Dor dor dor”

Beberapa panah tajam diluncurkan dari bagian belakang dan langsung menancap di mobil bagian belakang!

Kalau mobil ini bukan mobil Maserati, mungkin mobil akan langsung rusak!

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu