Aku bukan menantu sampah - Bab 903 Jenni Meminta Imbalan

Wanita itu baru saja ingin mendorong balik, Roky malah mewakili wanita itu untuk menerima, memakaikannya ke pergelangan tangan wanita itu, tersenyum berkata: “Istriku, kamu terima saja, gelang ini adalah warisan turun menurun dari keluarga Lin untuk menantu tertua, juga adalah barang peninggalan ibuku dulu, kakek memberikan ini ke kamu, menjelaskan sudah mengakui kamu adalah menantu keluarga Lin.”

Awalnya, Roky masih agak sedikit gelisah, berpikir mau bagaimana menjelaskan ke kakek.

Dulu dia demi menikahi Dewi, langsung saja mengumumkan putus hubungan dengan keluarga Lin, kakek di luar negeri setelah mendengarkan berita ini, juga marah sekali, kondisi penyakit memburuk.

Dia di jalan sudah memikirkan banyak sekali alasa, bersiap untuk meminta pengertian kakek, membiarkan Dewi dengan terang-terangan masuk ke keluarga Lin.

Tapi pria itu tidak terpikir, kakek melihat Dewi hamil, langsung gembira tak disangka memberi gelang ke wanita itu!

Gelang ini bukan gelang biasa, ini merupakan petanda sebagai kepala keluarga wanita!

Ini juga menunjukkan bahwa, Ardian sudah mengakui Dewi,juga merestui Roky yang berkeinginan untuk membuat istrinya dengah sah masuk ke keluarga Lin.

Tangan Dewi agak gemetar, melihat gelang giok ungu di pergelangan tangannya, suasana hati diserbu dengan perasaan terharu.

Selama menikah dengan Roky, dia belum pernah bertemu dengan keluarga pihak suami.

Sekarang, menantu jelek juga bisa dibilang sudah bertemu mertua.

Jenni yang berdiri di samping buru-buru berjalan maju ke depan, tersenyum ceria berkata: “Pak tua, kamu memberi gelang ke putriku, bukannya juga masih mau memberi angpao yah? Aku lihat orang kaya lainnya, bisa memberi menantunya angpao berapa milyar.”

Selesai wanita itu berkata, Ardian baru sadar keberadaannya, penasaran berkata: “Kamu siapa?”

Roky berkata: “Ini ibu mertuaku.”

“Ow, ternyata besan.” Ardian mengangguk, menyipitkan mata menilai Jenni.

Jenni dari awal sudah dibuat kasat mata oleh gelang giok, tidak tahan untuk menunggu lagi berkata: “Pak tua, apa maksud kamu ini adalah meminta Roky kembali ke keluarga Lin? Kalau benar demikian dia kembali ke keluarga Lin, bukannya mau membagi beberapa harta ke dia? Kalau aku lihat rumah ini lumayan, kalau tidak kamu anggap saja rumah ini sebagai hadiah pertemuan, berikan ke aku saja! Terus kasih dua empat milyar hadiah pertemuan, seperti itu aku bisa lebih enak pindah masuk dan tinggal.”

Perkataan wanita itu keluar dan sangat mengejutkan orang, orang yang ada di taman mendengarnya semua terbengong.

Belum pernah bertemu dengan ibu mertua yang tebal muka dan tidak tahu malu seperti ini!

Tak disangka pertama kali bertemu, membuka mulut mau uang!

Ardian juga tertegun, sama sekali belum sadar, dia juga belum pernah bertemu dengan nenek tua seperti Jenni ini.

Sebaliknya Dewi bisa dibilang malunya bukan main, ingin sekali rasanya menggali lubang membenamkan diri ke bawah.

Wanita itu langsung menarik Jenni: “Bu, kamu ke samping dulu, kalau ada hal yang mau dibicarakan nanti saja.”

Dewi menarik sambil tidak berhenti memberikan kode mata ke Jenni.

Tapi Jenni mana mendengarkan perkataannya, langsung melepaskan tangan wanita itu, dengan wajah yang tersenyum maju ke depan: “Pak tua, beberapa tahun ini Roky diusir keluar dari keluarga semarga, terus tinggal di rumahku. Aku sangat baik terhadap Roky, tidak tega untuk memukul dan memarahi, menganggapnya sebagai anakku sendiri, tidak pernah menyuruhnya melakukan pekerjaan rumah! Sekarang kamu memintanya kembali ke keluarga Lin, aku ibu mertua ini tidak ada jasa, juga ada jerih payah, aku tidak minta banyak, mau rumah ini sebagai balasan atas jerih payahku saja.”

Baru saja nada suaranya terlontar, Viska menempelkan tangan ked ahi, tidak berhenti menggelengkan kepala.

Roky juga tiba-tiba tidak bisa berkata-kata.

Nenek tua ini!

Bisa dibilang membuka mata sembarang berbicara, aktingnya ini benar-benar bisa mendapatkan piala Oscar!

Pipi Dewi memerah, ingin sekali rasanya menarik pergi ibu kandungnya!

Dia sekarang menyesal, tadi tidak seharusnya luluh hati, membawa Jenni ke hadapan Ardian.

Ardian juga sudah sadar kembali, mengerutkan dahi menilai Jenni.

Pria itu juga tidak terpikir, tak disangka Dewi memiliki ibu yang seperti ini!

Tapi, bagaimana pun juga adalah besan, Ardian juga tidak enak untuk menyapu wajah Jenni, membuka mulut berkata: “Sebenarnya rumah ini, memang merupakan harta milik Roky, kalau kalian mau pindah dan tinggal di sini, kapan saja juga boleh, hanya saja…”

“Bagus sekali!!” Jenni belum selesai berbicara, langsung melompat senang, dengan gembira berteriak: “Putriku, kita sekarang balik beres-beres, besok pindah masuk dan tinggal di sini.”

Berkata, wanita itu juga menoleh tersenyum berkata ke Ardian: “Kalau begitu kalian kapan pindah keluar? Jangan merusak rumahku yah, aku besok datang untuk mengganti nama, mengganti nama pemilik rumah ini menjadi namaku.”

Viska sungguh tidak tahan mendengarnya lagi, maju dan berteriak: “Jenni, apa kamu sudah cukup!! Sekarang pak tua sedang pemulihan di rumah ini, takutnya kamu tidak pantas untuk menyuruh siapa pun pergi?”

“Kenapa, apa kamu tidak kedengaran, pak tua tadi jelas-jelas bilang memberi rumah ini ke aku.” Jenni mengandalkan dirinya adalah ibu mertua, ada yang bisa diandalkan tidak takut sama sekali.

Yang pasti wanita itu merasa pak tua enak diajak kompromi, seketika menjadi angkuh.

Viska dengan wajah memberat memarahi dengan suara keras: “Kalau kamu berbicara satu patah lagi, aku langsung menyuruh orang membawamu keluar, jangan berpikir menginjakkan kaki masuk ke rumah ini satu langkah pun. Rumah ini tidak akan diberikan ke kamu, seumur hidup ini jangan berpikir untuk menambah nama!”

“Youw, kalian keluarga Lin mengandalkan keluarga dan bisnis besar, menindas aku nenek tua ini yah.” Sekali Jenni mendengar, seketika berteriak dan juga memanggil: “Pak tua, kalian keluarga Lin tidak bisa menindas orang seperti ini, sudah mengatakan rumah diberikan ke aku diambil balik lagi, ini namanya pura-pura. Dewi, ayo kita pergi, tidak memberiku rumah, kamu pulang langsung cerai dengan Roky, ibu carikan kau orang yang lebih kaya lagi!”

Usai berkata, wanita itu duduk di lantai membuat onar, menepuk lantai sambil pura-pura berteriak.

“Keluarga Lin menindas orang, sedikit uang pun tidak mau kasih, masih ingin menikahi putriku, sangat tidak pantas sekali….”

Ardian terbengong terkejut, bisa dibilang tidak bisa berkata-kata, menepuk dada menghembus nafas panjang.

“Jenni!!” Roky tidak tahan lagi, melangkah lebar ke depan, langsung menarik kerah baju Jenni, dengan ganas berteriak: “Aku peringatkan kamu, kakek belum sembuh, perlu pemulihan dengan tenang, kalau kamu mau ribut satu patah lagi, aku tidak akan mengampunimu.”

Jenni terkejut, tapi mengandalkan Ardian ada di sana, ada yang bisa diandalkan tidak takut sama sekali, memberontak sambil menjerit keras. “Pak tua, kenapa kamu tidak atur! Didikan keluarga Lin itu seperti inni, menindas orang tua, dan juga memukul ibu mertua…”

Keluarga Lin yang ada di sekeliling, raut wajah seketika menjadi rumit, menghina sambil menunjuk-nunjuk Jenni dan Dewi.

“Kenapa begini, tak disangka Roky mencari seorang rubah betina menjadi ibu mertua, ibunya seperti ini pasti putrinya juga seperti itu.”

“Kalau aku lihat Dewi pasti juga sama saja, wanita semacam ini bagaimana boleh masuk ke pintu rumah keluarga Lin kita.”

“Puih, kita keluarga Lin tidak mungkin memiliki menantu semacam ini, terlalu rendahan.”

“Bu, kamu jangan ribut lagi.” Dewi malu sekali, menangis berteriak keras.

Namun Jenni sama sekali tidak mendengarkan, sepenuh hati hanya ingin membuat keributan, yang pasti dia sudah menaksir rumah ini, sudah memutuskan, meski bagaimana pun juga mau mendapatkan rumah ini.

Dewi marah sampai mata menggelap, hampir saja pingsan.

Kalau bukan Viska di samping mata dan tangan cepat, dia sudah terjatuh ke lantai.

Melihat istri dibuat marah bukan main, urat hijau di dahi Roky meledak keluar.

Kalau biasanya, Jenni membuat onar seperti ini, dia hanya menahannya.

Tapi sekarang di hadapan kakek, ditambah lagi masih ada tidak sedikit orang keluarga Lin di sana, dia membuat keributan seperti ini, sepenuhnya membuat istrinya Dwi dipermalukan.

Ditambah lagi, kakek perlu pemulihan dengan tenang, sama sekali tidak boleh mendengar keributan seperti ini.

Pria itu langsung menarik kerah baju Jenni, dengan ganas mendorong ke lantai.

Jenni langsung terjatuh ke lantai, merintih kesakitan.

Viska memapah Dewi duduk di kursi istirahat, dengan suara ganas berteriak berkata: “Petugas, usir Jenni keluar dari rumah, jangan perbolehkan dia masuk.”

Sekali dia memerintah, empat lima orang yang gagah dan kuat menerjang ke arah Jenni.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu