Aku bukan menantu sampah - Bab 885 Minta Dia Berlutut Minta Maaf

Dewi buru-buru berkata, "Paman, kamu jangan terlalu gegabah. Mama masih ada di tangan mereka, kalau dia dibunuh bagaimana dong?”

Begitu mendengar kata dibunuh, Wajah Andrew langsung pucat dan napasnya jadi tersenggal.

“Mati aku mati aku, jika mereka minta uang dengan jumlah besar, dari mana keluarga kita ini mendapatkan uang itu?”

Dewi berkata dengan tenangnya, “Pa, tidak apa-apa,itu masih bagus kalau mereka cuma minta uang saja. Jika memang kita tidak bisa apa-apa lagi, aku akan menjual perusahaan. Tidak peduli bagaimana pun caranya, kita harus menyelamatkan mamaku.”

Dia menyalahkan dirinya sendiri dalam hati. Tadi dia masih bertengkar dengan Jenni dan mau memulangkan Jenni ke kota Gopo.

Tapi, di saat genting seperti ini. Jenni yang malah tidak memedulikan dirinya dan memilih menyerang untuk menyelamatkannya.

Dewi memejamkan matanya, air mata yang begitu jernih mengalir lagi.

Roky tidak tega melihatnya. Ketika dia hendak menenangkan dan menghibur istrinya, tiba-tiba ponselnya berdering lagi.

Dia tidak melihat ke layar ponsel, dia kira itu adalah telepon dari Bastian. Dia langsung menjawabnya.

“Bagaimana situasinya...”

“Roky, cepat selamatkan aku.” di sisi lain telepon tiba-tiba terdengar suara Jenni yang berteriak dan menangis.

“Ma?” Dewi langsung berteriak memanggilnya dalam sekejap ketika mendengar suara Jenni, “Ma, bagaiamana keadaanmu? Kamu di mana, apa mereka memukulmu?”

Roky tidak menyangka kalau ini adalah telepon dari Jenni. Dia pun langsung menyalakan loudspeakernya, dan bertanya, “Ma, bagaimana keadaanmu?”

“Hiks hiks hiks, anakku, cepat selamatkan mama.” Teriak Jenni sambil menangis dengan keras, “Mereka bilang, selama Roky mau datang kesini dan berlutut minta maaf, mereka akan membebaskan aku.”

“Apa? meminta Roky berlutut minta maaf?” kata Dewi terkejut, “Mereka, mereka bukannya mau minta uang ya?”

“Iya, kamu cepat suruh Roky kesini dan berlutut minta maaf. Oh iya, minta Roky sekarang juga belajar cara duduk dan menggonggongnya anjing. Lalu kirim videonya yang belajar duduk dan menggonggongnya anjing itu ke aku. Maka, mereka tidak akan lagi memukulku.” Jenni buru-buru berkata lagi, “Lagipula, tidak sampai kehilangan sepotong kulit saja. Cepat kamu suruh Roky berlutut.”

“Ini....” Dewi bingung. Dia tidak menyangka penculik akan melontarkan permintaan yang tidak masuk akal semacam ini.

Raut wajah Roky langsung jadi begitu dingin.

Para penculik itu mau menculik istrinya, itu jelas kalau dialah target mereka. Apalagi, mereka tidak minta uang tebusan. Hanya saja, menyuruhnya berlutut, jelas sekali kalau orang itu punya dendam kepadanya.

Rino juga panik, dia buru-buru berkata dengan keras, “Begini saja, Roky kamu berlutut saja lalu rekam video kamu yang berlutut belajar duduknya anjing. Kalau tidak begitu, para penculik itu akan memukul ibumu.”

Dalam sekejap, suasana di dalam ruangan itu jadi canggung.

Dewi mengerutkan keningnya dan sangat gelisah.

Yang satu, mamanya sendiri mau dipukul, dan yang satunya meminta suaminya menerima penghinaan ini yaitu dengan video berlutut dan belajar cara duduknya anjing. Dewi sama sekali tidak bisa memilih kedua hal ini.

“Oh iya, ada lagi ada lagi.” Jenni tiba-tiba ingat sesuatu, lalu dia berteriak lagi sambil menangis, “Apa ada Sinta di situ?”

“Bibi Jenni, aku di sini.” kata Sinta buru-buru menjawab. Dia tidak menyangka dirinya akan dipanggil.

“Sinta, kamu dengar aku baik-baik. Hiks hiks hiks...” Jenni menangis tersedu-sedu dan berkata, “Kamu jadi simpanannya Anji ya!”

“Apa!” wajah Sinta langsung muram seperti disambar petir hidup-hidup.

Rino juga sangat terkejut, “Kakak, kamu, kamu bicara omong kosong apa sih? minta anakku jadi simpanan?”

Jangan-jangan Jenni ini dipukul sampai jadi linglung ya?

Jenni masih menangis tersedu-sedu sambil berkata, “Mereka bilang, selama Sinta bersedia menjadi simpanan Anji, dan membiarkannya melakukan apapun padanya. Maka mereka akan memberiku sebuah kamar yang nyaman dengan AC dan...”

“Ini tidak akan mungkin!” Sinta langsung berteriak dengan marah tanpa menunggu Jenni selesai bicara.

Awalnya Rino masih membantu Jenni untuk membujuk mereka. Tapi begitu meminta anak perempuannya jadi simpanan, wajahnya langsung menggelap muram.

Apa ini?

Jenni demi bertukar kamar yang nyaman meminta anak perempuannya untuk jadi simpanan?

Roky berkata dengan dinginnya, “Ma, orang yang menculikmu adalah Anji ya?”

“Iya, dia orangnya.” kata Jenni sambil menangis.

Andrew marah dan langsung menggebrak meja dengan keras, “Bocah ini dulu waktu datang ke rumah ini, aku sudah tahu kalau dia itu licik. Tidak disangka, ternyata memang punya hati gelap semacam itu! bisa-bisanya melakukan hal semacam ini!”

Semua orang di dalam ruangan langsung terkejut. Semua orang tidak menyangka kalau ini adalah perbuatan Anji. Hanya Roky yang terlihat tenang.

Dia baru saja menerima pesan dari Bastian. Dia tahu kalau Anji yang menculik Jenni dan membawanya ke tempat arena adu anjing.

Namun, Roky juga bingung. Anji paling tidak hanyalah seorang keturunan kaya raya biasa. Dia mana mungkin ada kekuasaan dan kekuatan sebesar ini?

Jenni berkata sambil menangis, “Kalian harus minta Roky menyelamatkanku. Bersujud kepada Anji mengakui kesalahannya. Dan minta Sinta untuk menjadi simpanan Anji...”

Belum selesai bicara, ponselnya langsung ditutup.

Seluruh ruangan dalam sekejap langsung hening, ekspresi dan pikiran semua orang sangat rumit.

Pertama Alicia yang berteriak dengan marah dan kesalnya, “Apa maksudnya, menyuruh anakku jadi simpanan untuk menyelamatkannya? Ini tidak akan mungkin! Sia-sia saja kita mengkhawatirkan Jenni. Dia ternyata memperhitungkan putriku.”

Dewi buru-buru berkata, “Bibi, kamu jangan marah dulu. Mamaku pasti sedang bingung dan tidak sadar. Kita akan cari cara lain.”

Dia sangat malu sekali, rasanya ingin menggali lubang dan bersembunyi di sana.

Mamanya sendiri bisa-bisanya berkata seperti itu, ini cukup memalukan sekali.

Andrew juga segera berkata baik-baik, baru membuat kemarahan Alicia berkurang.

Dewi cemas dan juga malu, lalu memandang Roky sambil berlinang air mata, "Suamiku, bagaimana sekarang?”

Melihat istrinya yang sangat tak berdaya itu, Roky jadi tidak tega. Muncul cahaya dingin melintas di bawah matanya.

Benar-benar tidak menyangka Anji begitu beraninya sampai mau menculik istrinya!

“Kakak ipar, aku tidak ingin menjadi simpanan Anji. Aku tidak pernah sekalipun menyukainya.” Kata Sinta sambil meraih lengan Roky dan terlihat sangat tersudut.

Semua orang disana bingung dan tak ada yang punya ide apapun. Semuanya memandang ke Roky seperti melihat satu-satunya harapan yang bisa menyelamatkan mereka.

Roky melihat ke sekelilingnya lalu berkata, “Papa, Paman, kalian tenang saja. Aku akan pergi bersama yang lainnya untuk membawa mama pulang kembali dengan selamat.”

“Di saat genting seperti ini, memang harus bergantung kepada menantu.” Kata Andrew menghela napas lega yang panjang.

Dia seumur hidupnya ini adalah orang biasa yang jujur. Dia belum pernah bertemu dengan hal semacam ini. Jadi dia tidak pernah menyangka akan bertemu nasib buruk seperti ini.

Roky menelepon Bastian lalu memintanya bersiap-siap untuk pergi ke tempat arena adu anjing.

***

Di tempat arena adu anjing.

Jenni berlutut di tanah, kedua tangannya yang diikat menyerahkan ponsel itu ke Anji sambil menyeringai.

“Anji, aku sudah mengatakan semuanya sesuai dengan yang kamu perintahkan. Tolong kamu pindahkan aku ke kamar hotel bintang lima dulu. Aku jamin Roky si sampah itu pasti akan datang bersujud kepadamu! Ada lagi, aku juga sudah membujuk Sinta untuk jadi simpananmu. Jadi, kamu tenang saja.”

Anji mengambil ponsel itu, lalu tersenyum dingin dan mencibirnya, “Tunggu mereka datang dulu dong. Lihatlah, bahkan menantumu itu saja tidak mendengarkanmu. Karena dia tidak pasti untuk belajar duduknya anjingnya, jadi tetaplah kamu bersama anjing itu ya.”

Selesai bicara, Dia memerintahkan kepada bawahannya mengurung Jenni ke kandang anjing lagi.

Begitu Jenni tersungkur masuk ke dalam kandang, seekor anjing serigala setinggi setengah badan orang langsung menghampirinya. Sehingga membuat Jenni menjerit dan menggigil, dia bergegas merangkak ke sudut kandang dengan menggigil tidak karuan.

Untungnya anjing serigala itu diikat dengan rantai besi yang jaraknya masih setengah meter sehingga tidak bisa menggigitnya.

Namun meski begitu, Jenni tidak berani bergerak dan terus memaki Roky di dalam hatinya. Kenapa dia tidak melakukan apa yang aku katakan sih, tinggal belajar duduknya anjing saja. Kalau dia melakukan itu, aku tidak akan menderita seperti ini.

***

Di luar arena adu anjing, empat atau lima jip bercorak coklat militer datang.

Roky melompat keluar dari mobil dan memandang ke depan dengan tatapan begitu dingin.

Di depannya adalah sebuah bangunan pabrik yang ditinggalkan, yang sekarang diubah menjadi tempat memelihara anjing, bisanya digunakan untuk memelihara anjing yang akan diadu.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu