Aku bukan menantu sampah - Bab 166 Cerai Atau Tidak

Di dalam ruangan pribadi, Melani memegang segelas anggur merah, mengerutkan keningnya.

Hanya tersisa dia dan Yulia di meja.

Dia sudah membayangkan adegan dia bertemu dengan Roky berkali-kali, dia juga sudah memikirkan tentang bagaimana sikapnya setelah melihat dirinya sendiri, tapi dia tidak menyangka akan menjadi seceroboh itu.

Saat makan tadi, Roky terlihat linglung, hanya peduli untuk pulang dan memberikan penjelasan pada istrinya.

Melani merasa tidak nyaman untuk beberapa saat, dia juga terangsang oleh kesombongan.

Penampilan cantik Dewi memang sama dengannya, tapi dari sejarah keluarga, keluarga Su benar-benar menghancurkan keluarga Liu, tapi juga bisa membantunya dalam karirnya.

Tapi di mata Roky, ternyata dia tidak sepenting Dewi.

Melani depresi, terus-terusan minum beberapa cangkir, dan sudah mabuk.

Tepat ketika dia hendak menuangkan anggur lagi, Yulia yang melihatnya tidak tahan, menekan gelasnya, "Melani, Roky yang punya mata tapi tidak ada pupil mata, sama sekali tidak mengerti maksudmu untuknya!"

Melani sangat kesal, merebut gelas anggur dari tangannya.

"Jangan pedulikan aku!"

Melani yang penuh aura dan sombong tadi malah matanya merah pada saat ini, bahkan membuat masalah yang tidak masuk akal.

Yulia mengambil gelas anggur, dengan tegas berkata, "Ayo, kita kembali ke Kota Wasa sekarang, tidak perlu pergi ke Kota Gopo! Aku tidak percaya, tidak bisa menemukan pria yang lebih baik dari Roky di dunia ini."

Melani mengangkat matanya, dengan samar-samar berkata, "Kalau begitu, kamu katakan, apa kamu pernah melihat pria yang lebih baik darinya selama beberapa tahun ini?"

Yulia menahan nafas, tidak bisa mengatakan apa-apa.

Ketika dia memahami lebih banyak tentang Roky, Yulia juga secara bertahap mengubah pandangannya tentang dia, menemukan semakin banyak sisi yang tidak diketahui orang.

"Bagaimana, tidak bisa mengatakannya, kan.”

Melani meraih cangkir dari tangannya, bercanda, "Ketika kamu mengenal orang satu ini, kamu juga akan menyukainya."

Jantung Yulia berdetak kencang beberapa kali, pipinya memanas, dia menyembunyikannya, berkata, "Tidak mungkin, aku tidak akan pernah menyukainya seumur hidupku!"

Untuk menyembunyikan ketidakwajarannya, dia juga mengambil gelas anggur.

"Kalau mau minum, aku akan menemanimu, ayo mabuk!"

...

Roky berdiri di depan pintu rumahnya, melihat ke arah lampu di dalam rumah, tapi malah ragu-ragu untuk mengetuk pintu.

Masalah hari ini bisa menjadi masalah besar.

Beberapa wanita berkumpul menjadi satu, mama mertua ditampar oleh pengawal Melani!

Dengan tempramen Jenni, setelah pulang ke rumah, dia pasti akan membuat keributan!

Roky tidak peduli tentang Jenni membuat keributan yang tidak masuk akal, bagaimanapun dia sudah terbiasa, yang dia pedulikan adalah sikap Dewi.

Dia juga tidak tahu berapa banyak yang dilihat Dewi, tatapan matanya tadi dingin, kecewa... dan ada air mata di matanya...

Membuatnya merasa tertekan untuk sementara waktu.

"Aduh! Katakan identitasmu padanya saja!"

Roky menghela nafas dengan wajah cemberut, mengambil kunci untuk membuka pintu.

Lampu di ruang tamu menyala, teriakan Jenni terdengar begitu dia membuka pintu.

"...Dewi, jangan marah, bagaimanapun, Roky juga sudah lama di rumah kita, seperti memelihara anjing, dia juga punya perasaan, kan? Ketika dia pulang, aku akan menyuruhnya untuk meminta maaf padamu, aku lihat Roky tidak seperti orang yang suka bermain-main dengan wanita, kamu salah paham... "

Kulit kepala Roky mati rasa untuk beberapa saat, dia juga tidak tahu Jenni berpura-pura melakukan apa, berpura-pura tidak sengaja "uhuk".

Teriakan itu berhenti tiba-tiba.

Andrew yang duduk di sofa segera berdiri, berkata, "Roky, kamu sudah pulang."

Roky mengangguk, berjalan ke ruang tamu, melihat Dewi juga duduk, menatapnya dengan dingin seolah-olah melihat orang asing.

Dia memaksakan dirinya, berkata, "Suasana hati Talita sedang buruk tadi, aku sudah membujuknya..."

Sebelum dia selesai berbicara, Jenni menyerbu maju, mengangkat tangannya.

Roky hanya bisa berdiri, bagaimanapun, itu juga bagus jika mama mertuanya memukulnya beberapa kali untuk menenangkan diri.

Tanpa diduga, Jenni malah tiba-tiba menepuk-nepuk kemejanya, menyeringai beberapa kali, berkata, "Menantuku, kenapa kamu kembali secepat ini? Apa kamu sudah makan kenyang, mama akan memasak mie untuk kamu kalau kamu belum kenyang?"

Roky tercengang di tempat, menatap Jenni seolah-olah tidak mengenalnya.

Apa dia sedang bermimpi atau matahari terbit dari barat?

Mama mertua bukan hanya tidak memarahi, dia bahkan memanggilnya "menantu", yang merupakan perlakuan yang tidak pernah dia alami sejak menikah.

"Ayo, di luar dingin, cepat minum air.”

Jenni memegang segelas air panas, menyajikannya dengan anggun.

Roky merasa tersanjung, menyesap air, berkata, "Ma, apa... wajahmu baik-baik saja?"

“Tidak apa-apa!” Jenni berkata dengan tidak peduli, kemudian bertanya, “Menantuku, bagaimana kamu bisa mengenal Melani? Hei, aku dengar keluarga Su punya begitu banyak uang hingga bisa membeli seluruh Kota Gopo, nona besar yang begitu kaya kenapa mengatakan ingin menikahimu di depan umum?"

Air di dalam mulut Roky tiba-tiba muncrat.

Dia dengan canggung menyeka wajahnya, berkata, "Ma, Melani bercanda, sebelumnya... dia jatuh sakit di jalan, aku tidak sengaja menyelamatkannya sekali.

Melani benar-benar loyal, mungkin dia melihat aku dimarahi habis-habisan oleh keluarga Liu, jadi dia membantuku.

Pikirkan status dia, bagaimana bisa menikah dengan aku."

Dia mengarang masalah menyelamatkan orang dalam sekejap.

Jenni dengan senang hati menamparnya, "Oh, ternyata kamu pernah menyelamatkannya, Melani sangat kaya, kenapa kamu tidak meminta uang terima kasih?"

Jenni tiba-tiba sepenuhnya melupakan tamparan barusan, dalam pikirannya hanya ada masalah Roky menyelamatkan Melani.

Bagaimanapun, dia juga tidak percaya Melani akan menikahi sampah semacam Roky ini!

Tapi menantunya menyelamatkan nyawa anak orang kaya, bukankah ini kesempatan untuk menghasilkan banyak uang?

Jenni segera berkata dengan tegas, "Tidak, kamu tidak boleh menyelamatkan orang dengan cuma-cuma! Kamu pergi mencari Melani sekarang, minta 2 miliar, tidak, 4 miliar untuk rasa terima kasihnya!"

Roky benar-benar tidak tahan lagi, jadi dia melihat ke arah Dewi.

Sikap mama mertua berubah drastis, dia masih memarahinya sedetik yang lalu, dalam sekejap mata berubah peduli, dan memaksanya untuk meminta uang.

Dewi dengan dinginnya berdiri, dengan tidak senang berkata, "Ma, katakan saja pada Roky secara langsung, Nenek Cristy datang ke sini secara pribadi tadi, memintanya untuk mengatakan hal yang bagus di depan Melani, untuk mendapatkan kerja sama antara Ryeol Grup dan Keluarga Su, selama kontrak tercapai, dia memberikan komisi sebesar 1 miliar."

Roky mengerutkan kening.

Tidak heran Jenni sangat antusias dengannya, ternyata nenek tua itu memberikan perintah, memang benar, hanya uang yang bisa membuat mama mertuanya tenang.

Dewi mendengus dingin, "Persyaratan kontrak yang menguntungkan semuanya menguntungkan keluarga Liu, dengan keuntungan yang terhitung besar, kamu menyuruh Roky menegosiasikan kontrak preman seperti ini? Jangan katakan keluarga Su menolak, kalau itu aku, aku juga tidak akan menandatanganinya!"

Jenni dengan tidak puas berkata, "Melani bahkan berkata dia akan menikahinya, apa salahnya dengan menandatangani kontrak?"

Roky terdiam untuk beberapa saat, mama mertuanya menggunakannya sebagai alat tawar-menawar untuk mendapatkan kontrak untuk keluarga Liu.

Dia ragu-ragu sesaat, dengan dingin menatap Dewi, berkata, "Ma, sebenarnya, aku tidak akrab dengan Melani, aku hanya menyelamatkannya sekali saja."

“Jangan mengatakan hal-hal ini dengan aku!” Jenni memelototinya, mengancam dengan angkuh, “Pokoknya, aku katakan ini, kalau kontrak tidak bisa ditanda tangani, membuatku kehilangan 1 miliar, kamu cerai dengan Dewi besok!"

“Ma!” Dewi tiba-tiba menjadi marah, berdiri dan berkata dengan dingin, “Cerai adalah urusanku sendiri, kamu jangan ikut campur, aku cerai besok!”

Setelah berbicara, dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, kembali ke kamar tidur dan mengunci pintu.

"Apanya cerai! Papamu masih belum bayar biaya obatnya, apa kamu akan memberiku dua miliar kalua kamu bercerai?!" maki Jenni sambal menghentakkan kakinya.

Roky berdiri dengan canggung di ruang tamu.

Dia berencana mengatakan situasi sebenarnya, maka mama mertuanya tidak akan mendukung perceraiannya lagi dan lagi.

Apa pernikahan ini masih bisa dipertahankan?

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu