Aku bukan menantu sampah - Bab 218 Berpura-pura bermesraan untuk dilihat siapa?

Roky tersenyum pahit di dalam hati, dia bukan bahagia atau tidak bahagia, hanya saja tidak menyangka akan berjumpa dengan Melani disini.

Dia bertanya: “Melani, kamu juga datang naik pesawat?”

Melani menggelengkan kepala, “Bukan, aku khusus datang menjemputmu.”

Yulia berkata dengan dingin: “Roky, Melani sudah menunggu selama 4 jam diluar bandara, hanya untuk menjemputmu, masih mengatur sebuah pesta penyambutan untukmu di restoran Gobest.

“Ini…..terima kasih! Tetapi seseorang telah datang menjemputku, aku menyimpan niat baik kalian didalam hati.”

Roky hanya bisa memaksa mengatakannya.

Ketika dia berbicara, seperti sedang mencuri, tanpa sadar memandang ke arah depan.

Tepat pada saat ini, Roky melihat sosok Dewi, dia langsung tertegun.

Mampus!

Dewi tepat di seberang jalan, mengenakan gaun putih, terlihat anggun dan menawan, tangannya memegang sebuah payung transparan, lalu sedang menunggu menyeberangi jalan di trotoar.

Ketika Roky mengangkat kepala, kebetulan mengenai pandangan Dewi.

Dewi melihatnya, segera tersenyum indah, dia tampak dalam suasana hati yang baik, dan masih melambaikan tangan padanya.

Jarang sekali istrinya inisiatif bersikap baik, tetapi Roky malah merasa cemas.

Bagaimana bisa kedua wanita ini bertemu lagi!

Mars menabrak bumi!

Roky langsung membuat keputusan, berkata kepada Melani: “Orang yang menjemputku sudah datang, terima kasih telah datang menjemputku kali ini, jika lain kali ada kesempatan, aku akan berterima kasih padamu lagi.”

Selesai berbicara, dia sama sekali tidak memberi Melani kesempatan untuk berbicara, segera berjalan ke seberang jalan.

Ketika Dewi hendak menyeberangi jalan, dia melihat Roky sudah tiba di hadapannya dengan langkah besar, tertegun sejenak, lalu berkata dengan mengeluh: “Untuk apa berjalan begitu cepat?”

Melihat wajah cantik istrinya yang familiar, Roky sangat bersemangat, lalu berkata sambil tersenyum: “Tentu saja untuk lebih cepat melihatmu.”

Dewi tersipu malu, hatinya berdetak kencang.

Sejujurnya, dia telah bersama dengan Roky selama 4 tahun, tiba-tiba berpisah selama beberapa hari, juga merasa sedikit tidak terbiasa.

“Ibu sibuk hari ini, jadi tidak menyisakan makanan untukmu, kita makan diluar saja.”

“Baik.”

Roky mengangguk, dia sudah tahu bahwa Ibu mertua tidak akan menyisakan makanan untuknya, kebetulan bisa makan malam romantis dengan cahaya lilin bersama istri.

Dia melihat pipi putih Dewi yang menjadi sedikit merah merona, membuatnya terlihat lebih menawan lagi, dia tidak bisa menahan untuk menggengam tangannya.

Dewi tidak menghentikannya seperti biasanya, sekalian menyerahkan payung padanya, lalu berjalan berdampingan ke arah depan.

Di dalam Mobil Porsche seberang jalan.

Melani melewati jendela mobil, terus menatap belakang badan kedua orang itu, hatinya memiliki sebuah perasaan yang tidak diucapkan.

Sikap dia terhadap dirinya, meskipun tidak begitu asing, tetapi juga tidak seintim seperti bersama Dewi, seolah-olah dirinya adalah seorang tamu.

Melihat sahabatnya sedih, Yulia merasa tidak adil untuknya, tidak bisa menahan untuk berkata: “Melani, ayo kita pergi menghalangi mereka, lalu membicarakan semuanya dengan jelas.”

Melani menggelengkan kepala, berkata dengan suara kecil: “Tadi, Kak Roky jalan begitu cepat, juga karena takut Dewi akan melihatku, aku tidak ingin dia kesulitan.”

“Tapi, kamu yang seharusnya menjadi istrinya.”

Melani berkata: “Aku sudah menunggu selama bertahun-tahun, sekarang hanya kurang dari satu tahun, aku bisa menunggunya.”

Yulia berkata dengan marah: “Dalam setahun, terlalu banyak hal yang bisa berubah, siapa yang tahu pada saat itu, apakah dia akan bercerai dengan wanita ini atau tidak, bagaimana jika dia melanggar janjinya?”

Dalam sekejap, Melani tidak terpikirkan kata-kata untuk membantahnya, mata cantiknya melintas sedikit kesedihan.

Kedua orang pergi sambil bergandengan tangan, sangatlah mesra.

Bisakah Roky menangani semuanya dalam setahun, lalu kembali ke Kota Wasa dan menikah dengannya?

Yulia melihat wajah tertekan dan sedihnya, mengepalkan tangannya, diam-diam membuat keputusan sendiri.

Dia harus pergi mencari Roky sekali, memintanya memberikan sebuah jawaban.

……….

Setelah lama berpisah, Roky makan malam di sebuah restoran bersama Dewi, suasana hati mereka berdua sangat baik, terus bergandengan tangan seperjalanan pulang ke rumah.

Tetapi begitu tiba di rumah, suasananya langsung menjadi hancur.

Ibu mertua alias Jenni membuka pintu lalu melihat dirinya tidak membawa oleh-oleh, wajahnya langsung tidak senang : “Roky, kamu begitu keluar langsung sampai berhari-hari, tidak ada orang yang membeli sayur dan masak dirumah! Aku lihat kamu pergi bersembunyi diluar, kan! Pergi sana, cepat cuci piring didapur!!”

Dewi langsung tidak senang, segera menjelaskan: “Ibu, Roky baru saja pulang, dan kamu langsung menyuruhnya beres-beres.

Selain itu, dia pergi ke Kota Babel untuk membincangkan sesuatu.”

“Membincangkan sesuatu? Mana uangnya?” Jenni berteriak: “Sekarang perusahaan keluarga Liu bangkrut, aku juga tidak bisa mendapatkan uang pensiun, semuanya salah dia!”

“Ibu, bagaimana bisa menyalahkan Roky! Jelas-jelas Keluarga Liu sendiri yang tidak bisa mengelolanya.”

Dewi sambil berdebat dengan Jenni, sambil memberi isyarat ke Roky, menyuruhnya kembali ke kamar untuk menghindar.

Untuk menghindari Jenni terus menggila, Roky hanya bisa berjalan masuk ke dapur, lalu mencuci piring, diluar masih terdengar suara marahan Jenni.

Dewi berjalan masuk, berkata: “Ibu tidak mendapatkan saham di Perusahaan Alpha, beberapa hari ini emosinya sangat besar, kamu jangan perhitungan padanya.”

Roky mengangguk, ini juga bukan pertama kalinya Jenni memarahinya, dia sudah terbiasa.

Dewi berkata lagi: “Beberapa hari ini, keluarga Liu akan mengirim seseorang kemari, mengatakan ingin mengurus konflik keluarga, kamu lebih berhati-hatilah.”

“Apakah datang untuk perhitungkan denganku?” Roky medengus dingin dalam hatinya.

“Ayah sudah menjelaskan kepada Ando, kedua keluarga tidak ada hubungannya satu sama lain.”

Dewi berkata: “Kamu tidak perlu khawatir dengan masalah keluarga.”

Keesokan harinya.

Jenni membangunkan Roky sangat pagi, lalu mengatur banyak pekerjaan rumah untuknya.

Dewi pergi bekerja di perusahaan.

Tidak lama setelah dia memasuki kantor, asisten masuk untuk melaporkan.

“Direktur Dewi, ada seorang tamu diluar, katanya ingin membicarakan bisnis.”

Dewi mengerutkan kening, dia tidak membuat janji dengan klien hari ini, jadi mengangkat kepala dan bertanya: “Siapa yang datang?”

“Adalah orang dari Perusahaan Konstruksi Jinax, mengatakan ingin membicarakan kontrak pusat perbelanjaan global dengan Anda.”

Dewi terkejut, Perusahaan Konstruksi Jinax adalah perusahaan besar yang terkenal di seluruh provinsi, dan proyek pusat perbelanjaan ini adalah proyek besar, orang lain bahkan tidak sempat merebutnya, mengapa pihak lain berinisiatif datang kemari dan ingin menandatangani dengan dirinya?

Bilangan kontrak ini tidak kecil, Dewi tidak berani mengabaikannya, segera bangkit lalu berjalan ke ruang pertemuan.

Di dalam ruang pertemuan, duduk seorang wanita yang mengenakan pakaian hitam.

Dewi berjalan masuk, wanita itu mengangkat kepalanya, kedua orang saling bertatapan.

“Nona Yulia?” Dewi tertegun, alisnya sedikit berkerut.

Yulia tersenyum tipis, berkata: “Tidak disangka Nona Dewi masih mengingatku.”

Dewi menenangkan diri, dia tentu saja pernah berjumpa dengan Yulia, juga tahu dia adalah sekretaris Melani, lalu berjalan mendekat dan bertanya dengan hormat: “Nona Yulia, apakah kamu datang untuk membicarakan kontrak?”

“Ya.”

Yulia melipat tangan didepan dada, lalu berkata dengan merendahkan: “Perusahaan Jinax hanyalah cabang perusahaan Direktur Melani, proyek ini akan dilakukan oleh siapa, aku tentu saja dapat memutuskannya.”

“Kalau begitu, terima kasih Nona Yulia……”

Dewi masih belum selesai berbicara, langsung dipotong oleh Yulia dengan tidak sopan.

“Tapi, kamu juga tahu seberapa untungnya proyek ini, jadi aku meminta sebuah syarat tambahan yang kecil, tidak kelewatan, kan?”

Dewi tertegun, mengangkat kepala dan berkata: “Silahkan katakan.”

“Aku berharap, mulai sekarang ketika kamu berada di depan umum bersama Roky, sebaiknya jangan bersama! Terutama jangan muncul di hadapan Direktur Melani, agar dia tidak kesal melihatnya, lagipula, kamu juga tidak mencintainya, berpura-pura bermesraan untuk dilihat siapa? Apakah ini bermakna?”

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu