Aku bukan menantu sampah - Bab 480 Istrimu Pergi Ke Pabrik Farmasi

Roky keluar dari pabrik dan segera menelepon Lian.

“Aapun caranya, besok aku ingin melihat dua pot bunga ini berada di depan vilaku.”

“Baik...” Lian segera menyetujui, mendengar nada bicara Roky yang tidak senang, Lian dengan cepat berkata: “Tuan Roky, apakah kamu ingin membereskan Esno ini, seperti membuat pabrik farmasi-nya tutup, atau membuatnya menjadi lumpuh?”

Untuk menutup pabrik farmasinya, Lian memiliki banyak cara dan sama sekali tidak mempedulikannya.

Roky menggelengkan kepalanya: “Tidak perlu, lakukan hal-hal yang biasa saja sudah cukup.”

Untuk menghadapi Esno, meskipun itu hanya masalah perkataannya, tapi Roky tidak ingin membuat masalah ini menjadi besar.

Dia baru saja kembali dari Kota Wasa dan memiliki banyak urusan yang harus dilakukan, dia tidak ingin membuang-buang waktu untuk bajingan seperti ini.

Setelah Roky selesai menelpon, dia masuk ke dalam mobil dan pergi ke vila, dia mengelus pelipisnya.

Sekarang Talita tinggal di dalam rumah dan tidur satu ranjang bersama istrinya, sebelumya, dia bisa bercinta dengan istrinya, tapi sekarang kedua wanita itu selalu bersama sepanjang waktu, sehingga dia tidak punya kesempatan untuk melakukan apapun.

Kurang dari satu jam, Roky menerima telepon dari Lian.

“Cepat sekali?”

“Tidak, Tuan Roky...” Nada suara Lian seperti kebingungan: “Baru saja istrimu dengan seorang wanita muda memasuki pabrik farmasi melalui pintu belakang.”

“Apa? Istriku pergi ke pabrik farmasi?” Roky mengerutkan kening.

“Wanita muda” bersama istrinya, kemungkinan adalah Talita.

Apa yang dilakukan istri dan Talita di pabrik farmasi?

Lian berkata dengan tergesa-gesa: “Tolong Tuan Roky jangan khawatir, aku sudah mengirim pengawal untuk melindungi keselamatan mereka.”

Roky mengerutkan kening, apakah istrinya dan Talita diam-diam pergi ke pabrik farmasi untuk mengambil dua pot bunga ini?

Esno bukanlah orang baik.

Dia segera berkata: “Cepat selidiki dan serahkan kamera pemantau kepadaku, aku ingin tahu apa yang terjadi setelah mereka memasuki pabrik farmasi.”

“Baik.”

Lian tidak berani mengabaikannya, jadi dia langsung pergi ke pusat kamera pemantau.

Lima menit kemudian, Roky melihat video di ponselnya.

Benar saja, begitu dieinya keluar dari pabrik farmasi, istrinya dan Talita muncul di pintu belakang pabrik farmasi dan langsung pergi ke kantor Esno.

Mereka berdiri di depan kantor dan melihat sekeliling.

Sambil melihat Talita berkata: “Kak Dewi, apakah benar ini tempat yang dikatakan oleh Paman?”

“Tidak mungkin salah, aku meminta ayahku untuk membantuku mencari tahu, teman ayahku mengatakan bahwa orang yang membeli dua pot bunga Roky adalah Esno.”

Dewi mengerutkan kening, menghela nafas dan berkata: “Ibuku benar-benar sudah kelewatan, aku berharap aku bisa mendapatkan dua pot bunga itu kembali.”

Talita menenangkannya: “Tidak apa-apa, berapa harga dua pot bunga itu, beri saja dia uang sebanyak 200 juta, dia pasti akan menjualnya.”

Dewi mengangguk dan berkata: “Dua pot bunga ini sangat penting bagi Roky, aku harus mendapatkannya kembali.”

Pintu kantor terbuka dan mereka berdua masuk ke dalam.

Tayangan kamera pengintai, dialihkan ke dalam kantor.

Setelah naik ke atas, Esno masih marah, menepuk mejanya dengan marah, tapi setelah kedua gadis itu masuk, dia segera mengubah wajahnya dengan senyuman palsu.

Ketika dia melihat kedua gadis itu, Esno terus menatapnya, dan air liurnya hampir mengalir keluar.

Dewi dengan sopan mengucapkan beberapa patah kata, menunjukkan identitasnya, dan kemudian mengatakan niat untuk membeli bunga.

“Begini.” Esno berjalan keluar dari balik mejanya dan mendatangi kedua gadis itu, dia terus menatapnya: “Namun, aku suka dua bunga dalam pot ini, dan aku tidak berniat menjualnya.”

Mendengar hal ini, Talita langsung memohon: “Tuan Esno, dua bunga dalam pot ini dijual secara tidak sengaja, tolong kamu buka harga untuk bunga ini, kami sagat ingin membelinya.”

“Duh duh, dua wanita cantik ini memohon padaku, aku tidak akan menolak.” Esno berkata, dia bahkan meraih tangan Talita dan mengelusnya dengan kipas, dia menyentuhnya dan berkata: “Sebenarnya, bunga ini bisa diberikan kepada kalian, dan tidak perlu membayarnya, selama kalian ingin bermain permainan denganku, aku akan segera memberikan bunga ini kepada kalian.”

Dari awal dia bernafsu dan kehilangan jiwanya ketika dia melihat dua wanita cantik ini.

Terlebih lagi, baru saja Esno dipelakukan buruk oleh Roky, dan dia sangat marah, dia ingin melampiaskan amarahnya.

Talita tersipu dan ingin menarik tangannya kembali, tapi Esno menahannya.

Pada saat ini, Dewi, dengan wajah murung, menyingkirkan tangan Esno, menarik Talita ke belakangnya, dan berkata dengan suara murung: “Tuan Esno, kami datang kemari untuk membeli bunga, tolong jangan main kekerasan.”

Esno memandang Dewi dan berkata dengan senyum murung: “Dua bunga dalam pot ini sangat penting bagi kalian, bukan? Aku tidak butuh uang, tapi wanita cantik, jika kalian menginginkan dua pot bunga ini, kamu harus bermain dengan aku, atau dia bermain dengan aku, atau kalian berdua bermain dengan aku... “

“Tidak tahu malu!” Dewi menyela dan segera menarik Talita: “Ayo kita pergi.”

“Kalian ingin pergi, buka pakaian kalian sebelum pergi!” Esno sangat bernafsu sehingga dia bergegas dari belakang.

Talita berjalan dari belakang, Esno melingkarkan lengannya di pinggang rampingnya dan merobek pakaiannya.

“Ah! Kak Dewi bantu aku.”

Talita menjerit, dia sangat ketakutan dan berjuang mati-matian.

Dewi marah dan cemas, dan berlari ke depan untuk menarik Talita.

“Husss”

Rok Talita ditarik keluar dari lubang besar, memperlihatkan paha putih lembut seperti akar teratai.

“Sangat putih, sangat indah!” Air liur Esno ingin mengalir keluar, dan telapak tangannya yang besar menyentuh kakinya.

Saat ini, Dewi sangat panik, dan dengan keras menendang kedua kaki Esno.

“Aduh!”

Esno segera berteriak, menutupi celananya dan duduk di lantai, wajahnya menunjukan ekspresi kesakitan.

Dewi dengan cepat menarik Talita: “Cepat, ayo kita lari.”

Talita sangat kebingungan, menangis dan menutupi rok compang-camping dengan tangannya, dan dengan terhuyung-huyung berlari ke luar.

Esno menggertakkan giginya dan berteriak: “Wanita jalangn, ingin membeli bunga, aku akan segera menghancurkan bunganya.”

Di luar pabrik farmasi, wajah Roky sangat murung dan niat membunuh keluar dari benaknya.

Dia dengan sopan untuk membeli kembali dua pot bunga dengan uang, hanya untuk membuat masalahnya tidak besar.

Namun, Esno cari mati sendiri, jangan salahkan dia jika dia bersikap tidak sopan.

Dia menelepon Paman Ali, kemudian menelepon Lian dan menyuruhnya mengatur agar orang datang kemari.

Esno menutupi celananya, dan setelah beberapa saat, dia bisa bernafas dengan normal, ketika dia mendengar penjaga keamanan melaporkan bahwa kedua wanita itu melarikan diri dari pintu belakang, dia sangat marah sehingga dia meraih Pemberat Kertas di mejanya dan menghancurkannya.

“Dasar tidak berguna, tidak ada yang berani dengan Roky, sekarang dua wanita itu tidak bisa kalian tangkap, apa gunanya aku memberi gaji kepada kalian...”

Pemberat kertas yang berat terbang.

Tepat ketika dia hendak memukul kepala penjaga keamanan, tiba-tiba ada seseorang mengulurkan tangan dari belakang dan dengan mudah menangkap pemberat kertas itu.

Seorang lelaki tua keluar dari belakang penjaga keamanan, memegang pemberat kertas di tangannya.

Wajah Esno berubah dan dia melihat beberapa orang yang datang dari belakang penjaga keamanan.

“Si… siapa kalian...”

Ketika dia melihat orang terakhir yang datang ke kantor, Esno tiba-tiba menjadi ketakutan dan berteriak: “Tolong!”

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu