Aku bukan menantu sampah - Bab 261 Istriku Sangat Manis

Jenni berguling-guling di tanah, menangis dan menjerit. "Dia tidak hanya memukuli aku, dia bahkan bersikap tidak sopan padaku!”

Manajer gendut itu sangat marah, sampai-sampai dia akan mengalami serangan jantung. Sekujut tubuhnya pun gemetar dan ia pun menunjuk ke Jenni. "Kau... kau adalah seorang wanita tua, dan aku masih bersikap tidak sopan padamu?"

"Berhenti omong kosongnya!"

Petugas penegak hukum itu membentaknya, lalu memberi perintah agar manajer gemuk itu dibawa pergi.

Ketika manajer gemuk itu dipaksa masuk ke mobil, dia masih menangis dengan keras, berteriak bahwa dia telah difitnah.

"Teman-teman, aku telah difitnah, ini tidak adil!"

Mobil petugas penegak hukum segera melaju pergi. Yuanming pun telah disegel, menjadi sangat kacau.

Jenni membalik badannya, berdiri dari tanah, manaruh tangannya di pinggul, dengan kejam berkata, "Bah, seharusnya pikirkan dulu resikonya sebelum mau bertarung denganku.”

Para tokoh bisnis yang berdiri disebelah pun saling memandang, hati mereka langsung bersimpati pada Master Roky.

Bertemu dengan ibu mertua seperti itu, mereka pun tidak tahu kehidupan seperti apa yang biasanya Roky lalui di rumahnya

Kerumunan tersebut bergegas untuk memberi selamat, toko barang antik Shugu pun menjadi terkenal, dan seketika menjadi toko selebriti internet di seluruh Antique Street.

Semua tokoh bisnis saling mengirim hadiah untuk memberi selamat.

Andrew pun masih tampak bingung. Dia pun diseret Jenni ke depan pintu untuk menerima hadiahnya.

Jenni pun tampak sangat ceria begitu menerima uang dan hadiah tersebut, peristiwa dirinya yang diserang pun sudah lama dilupakan.

Di toko, Dewi ragu-ragu sejenak, lalu berkata kepada Roky. "Apakah kamu yang meminta orang-orang ini untuk datang kemari?"

Mereka telah menampilkan kemegahan yang begitu besar, dan tampaknya mereka bukan teman biasa saja.

Roky pun tidak menyangka bahwa Lian akan membuat pertunjukan yang begitu megah, bahkan ada beberapa helikopter yang menjatuhkan uang, tetapi karena itu telah terjadi, dia juga tidak memiliki cara lain.

Dia pun berkata, "Mereka adalah beberapa teman bisnis yang kukenal sebelumnya. Mereka saling bekerja sama, bilang ingin memberiku kejutan.”

Dewi mengerutkan keningnya. Dia tahu bahwa Roky sebelumnya membantu memperkenalkan bisnis padanya karena dia mengenal beberapa tokoh binis, tetapi dia sama sekali tidak menyangka mereka begitu dermawan.

Mereka sekurang-kurangnya juga perlu menghabiskan empat miliar rupiah demi helikopter dan menyebarkan uang tersebut.

Dewi dengan lembut berkata, "Bagaimanapun juga, aku masih perlu berterima kasih padamu. Jika tidak, ketika ayahku bertemu dengan hal seperti ini, dia pun tidak akan tahu harus bagaimana menanganinya.”

Ketika mendengar nada bicara Dewi begitu sopan, Roku pun mengerutkan keningnya dan berkata, "Kamu adalah istriku, untuk apa kamu berterima kasih padaku.”

"Tentu saja.”

Dewi mengangkat alisnya, dengan dingin berkata, “Ini dan masalah kau memukul ibuku adalah dua hal yang berbeda. Kamu telah memukulnya hingga perlu masuk ke rumah sakit, aku akan selalu mengingat hal ini. "

Roky seketika tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis.

Dia pun tidak tahu apa yang dikatakan Jenni di belakangnya, dan terkejut ketika tahu bahwa istrinya benaran mengira dirinya telah memukul ibu mertuanya.

Dia dengan tak berdaya berkata, "Sayang, kamu barusan telah melihatnya, ibu jelas-jelas telah memukul pria gemuk itu hingga babak belur! Dengan kekuatan ibu seperti itu, apakah aku bisa menang bertarung dengannya? Selain itu, dia adalah ibu kandungmu, dia telah bertahun-tahun memukul dan memarahiku, apakah aku pernah menyentuh sehelai rambutnya?”

Ketika Roky mengatakannya, Dewi tertegun sejenak dan bergumam.

"Oh iya, ibu bilang bahwa dia telah dipukul olehmu hingga mengalami luka internal. Dia pun mengalami kesulitan berjalan, dan kemungkinan akan menghabiskan sisa hidupnya berbaring di ranjang..."

Roky tidak bisa bersabar lagi. "Kamu barusan melihat betapa ganasnya ibu memukul orang kan, apakah dia terlihat seperti orang yang mengalami kesulitan untuk berjalan?"

Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi!

Ibu mertua ini menghasut istrinya, bilang bahwa dia terluka secara internal karena dipukul oleh dirinya!

Apa dia perlu sampai berbuat seperti ini!

Dewi pun tersadar kembali. Wajahnya cantiknya tiba-tiba memerah, tangannya dikepal, saking kesalnya tidak bisa berkata apa-apa.

Pada saat Jenni dibawa ke rumah sakit, ia menangis dan berteriak di depannya, bilang bahwa Rokuy telah memukul dan menendangnya.

Meskipun Dewi tidak begitu mempercayainya, tetapi ketika melihat Jenni yang tampak sekarat dan bahkan tidak bisa berjalan, dia tiba-tiba menjadi murka, dan juga tidak menyadari bahwa Jenni sedang berpura-pura.

Selain itu, Jenni barusan telah melakukan aksinya, terjatuh ke tanah, berpura-pura menderita, bahkan petugas penegak hukum pun tertipu olehnya!

Dewi pun merasa semakin canggung, malu dan marah.

Ibunya sendiri telah berbohong dan berpura-pura sakit, hanya untuk memfitnah Roky agar dia akan menceraikannya!

Ketika memikirkan sikap dinginnya terhadap Roku dua hari itu, wajah Dewi memerah, bahkan leher dan telinganya juga menjadi merah.

Dewi pelan-pelan mengangkat kepalanya, sekilas melirik Roky, lalu menundukkan kepalanya dan dengan canggung berkata, "Baiklah, anggap saja aku yang salah, aku... aku ingin minta maaf.”

Roky pun menghela nafas lega.

Perang dingin antara mereka berdua akhirnya telah terselesaikan.

Roky pun menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bagaimana mungkin aku marah padamu, kamu adalah istriku.”

Hati Dewi terasa manis ketika mendengar perkataanya. Dia pun merasa sedikit terharu, tetapi dia juga merasa semakin bersalah.

Dewi tahu betapa buruknya kepribadian Jenni, tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Jenni adalah ibunya, apa lagi yang bisa dilakukannya?

Dia melipat kedua tangannya, dengan tidak nyaman bergetar dan berbisik, "Ibuku... adalah orang seperti itu, tolong jangan memasukkan perbuatannya ke dalam hati. Jika untuk kedepannya ibuku bilang kamu memukulnya lagi, aku tidak akan mempercayainya lagi! Kali ini aku yang bersalah, kompensasi apa yang kamu inginkan?"

"Kamu ingin memberiku kompensasi?”

Roky tidak menyangka bahwa Dewi benaran akan membuat permintaan seperti itu. Sebuah pikiran tiba-tiba melintas di benaknya.

Dia pun memandang Dewi, mendapatkan bahwa wajah putihnya memerah, menunjukkan bahwa dia tampak malu. Sekujur tubuhnya seketika menjadi panas, dia pun memeluknya, tersenyum dan berkata, "Karena kamu telah mengambil inisiatif untuk memberi kompensasi, maka aku akan menerimanya.”

Setelah selesai mengatakannya, dia meraih pinggang ramping Dewi, dengan berani mendekatkan wajahnya ke wajah Dewi.

"Uh…"

Tubuh Dewi gemetar, pupil matanya tiba-tiba membesar.

Dia malah...

Dewi menjadi panik, ingin memberontak, tetapi Roky memegang erat pinggang rampingnya, membuatnya sama sekali tidak bisa bergerak.

Selain itu, tubuhnya menjadi lemas, dirinya pun jatuh ke dalam pelukan Roky.

Wajah Dewi sangat merah dan jantungnya terus berdebar-debar. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi mulutnya lagi-lagi telah ditutup, seluruh tubuhnya pun terasa aneh.

Roky juga merasa sangat bahagia dan bersemangat.

Bahkan jika keduanya telah menikah selama empat tahun, tetapi itu hanya sedikit lebih baik dari orang asing saja. Jangankan melakukan hubungan intim antara suami dan istri, bahkan jumlah mereka berpegangan tangan pun dapat dihitung dengan jari.

Hari ini, Roky, untuk pertama kalinya, dapat dengan berani merasakan bibir istrinya. Selain itu, istrinya pun begitu patuh, membiarkan Roky melakukannya, di mana telah merangsang sekujur tubuh Roky.

Di luar pintu masih terdengar keriuhan orang-orang.

Keduanya berpelukan erat di dalam toko yang dipisahkan oleh dinding.

Dewi takut akan ada orang yang tiba-tiba masuk. Dia, dengan napas terengah-engah, mendorong Roky. Wajah cantiknya pun memerah bagaikan tomat.

Roky, yang masih ingin melanjutkannya, menelan ludahnya, tersenyum dan berkata, "Sayang, kamu manis sekali.”

“Roky, tampaknya nyalimu semakin lama semakin besar ya, berani-beraninya kamu melakukannya tanpa meminta persetujuanku!” Dewi mengertakkan gigi, dengan ganas mengatakannya.

Dia barusan hampir akan kehabisan napasnya.

Roky terkikik-kikik, lalu berkata, "Kamu adalah istriku, apakah masih perlu mendapat persetujuan untuk melakukan hal ini?"

"Bagaimanapun juga, tanpa adanya persetujuanku, kamu tidak bisa melakukan hal seperti ini padaku untuk kedepannya.”

Dewi berpura-pura marah. Dengan wajahnya yang merah, dia pun berbalik dan pergi.

Jantungnya masih tidak berhenti berdebar. Ketika dipeluk oleh Roky, dia merasakan sebuah sengatan aneh yang membuat kakinya lemas.

Roky pun terkikik-kikik dan mengambil kesempatan untuk mengejarnya.

"Sayang, aku tidak ingin tidur di lantai, bolehkah malam ini aku tidur di ranjang?"

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu