Aku bukan menantu sampah - Bab 125 Kamu Pantas Tidur Di Lantai Selamanya

Roky berkonsentrasi mengemudi dan tidak pernah melihat ke Talita.

Dulunya ia tidak memandang dirinya, jadi mengapa dia harus memandang Talita.

Hari ini dia bertindak itu juga hanya karena Dewi.

Namun, Dewi telah melihat tatapan Talita, dia juga seorang wanita, jadi dia tentu saja bisa melihat tatapan obsesif Talita.

Terutama tatapan Talita yang penuh dengan kasih sayang, dia terus menatap suaminya, itu membuatnya merasa tidak nyaman dan merasa sedikit cemburu.

Apakah Keluarga Meng benar-benar ingin mengambil Roky?

Menjadikannya sebagai menantu dari Keluarga Meng!

Namun, Roky tidak tahu apa-apa, setelah mengantar bibi dan keponakan Keluarga Meng ini ke tempat tujuan, ia berinisiatif membantu kedua wanita itu keluar dari mobil.

Ketika Talita keluar dari mobil, dia memegang tangan besar Roky, dan dia tidak bisa menahan perasaan berbunga-bunga, dia menggenggam tangannya erat-erat, mendongak dan menatapnya, dia ingin mengatakan sesuatu tetapi dia meragu.

Dewi yang duduk di dalam mobil, melihat ekspresi Talita dengan jelas, wajah cantiknya tampak dingin, dan tatapan matanya menjadi dingin.

Talita memegangnya terlalu lama, dan Roky juga memperhatikan ada yang tidak beres, dia menarik tangannya tanpa ragu, dan berkata: "Kalian masuklah dulu ke hotel, jika ada masalah kalian bisa menelponku."

Dia hanya mengatakan perkataan sungkan, tetapi terlihat sedikit kegembiraan di mata Talita, dan dia berkata dengan suara lembut: "Oke."

Dulu, Talita selalu bersikap dingin terhadapnya, tetapi sekarang sikapnya yang patuh membuat Roky merasa sedikit terkejut, tetapi dia tidak terlalu memikirkannya, dia berbalik dan naik ke mobil.

Ekspresi Dewi tampak dingin dan dia tidak berbicara sepanjang perjalanan.

...

Ketika tiba di rumah, Dewi pergi ke kamar tidur untuk beristirahat.

Roky ditarik oleh Andrew dan dia bertanya.

"Ayah, apakah kamu menyumbangkan papan caturmu?"

"Ya." Andrew berkata dengan gembira: "Hari ini di pasar banyak orang yang memiliki status dan kedudukan datang, beberapa tokoh dari kalangan barang antik Kota Gopo juga hadir, walikota juga secara pribadi memberiku penghargaan, beberapa hari lagi mereka berencana untuk mengadakan upacara penghargaan kecil untukku."

Bahkan walikota pun mengetahuinya, Roky tidak menyangka akan hal ini.

Andrew menceritakan tentang masalah hari ini dengan sangat gembira, selain itu ada banyak bos di kalangan barang antik yang juga ingin berteman dengannya.

Dari orang yang tidak dikenal hingga menjadi orang besar di kalangan barang antik di Kota Gopo, ini adalah sesuatu yang tidak pernah berani dibayangkan oleh Andrew, dan dia merasa benar-benar gembira.

Namun, dia juga tahu bahwa semua ini dianugerahkan oleh Roky.

Andrew berkata dengan gembira: "Menantuku yang baik, walikota juga mengatakan bahwa dia ingin bertemu denganmu untuk berterima kasih kepadamu karena telah menyumbangkan relik tulang Buddha."

Panggilan "menantu yang baik" ini membuat Roky tertegun selama beberapa detik.

Setelah tersadar kembali, dia tidak bisa menahan diri mencibir di dalam hatinya.

Sebelumnya, Andrew tidak pernah memandangnya.

Namun, untuk pertemuan dengan walikota, Roky menolaknya dengan halus, dia sekarang harus tetap rendah hati, dia tidak pernah berpikir ingin menjadi terkenal.

Andrew merasa itu sangat disayangkan, karena itu adalah kesempatan untuk pamer, tetapi dia tidak memaksanya.

Dia melihat ke sekeliling dan mendekatinya dengan misterius.

"Menantuku yang baik, apakah anggur penguat yang aku minta Dewi berikan untukmu waktu itu efektif?"

"Anggur apa?"

Roky merasa bingung untuk sesaat.

Tiba-tiba, dia teringat.

Waktu itu, Dewi memegang sebotol anggur obat dan mengatakan bahwa Andrew memintanya untuk meminumnya, itu untuk memperbaiki kerja ginjal dan memperkuat penis, tujuannya adalah agar mereka bisa memiliki anak sesegera mungkin.

Andrew pikir itu tidak efektif, dan dia bergegas berkata lagi: "Tidak apa-apa. aku dengar dokter hebat dari Kota Babel, Bernard telah datang ke Kota Gopo, dua hari lagi, coba kamu dan Dewi luangkan waktu untuk temui dia, lihat kapan baru bisa hamil."

"Ayah, bisa hamil atau tidak, itu tidak ada hubungannya dengan pergi menemui dokter." Roky merasa sangat tidak berdaya.

Sejak dulu, dia tidur di lantai, dan Dewi tidur di tempat tidur, jadi bagaimana bisa hamil!

Andrew berkata: "Dokter Bernard yang hebat ini adalah dokter nomor satu di seluruh wilayah Nanguang, hanya dengan menyentuh denyut nadi sejenak, dia sudah bisa mengetahui penyakit serius, untuk pernyakit ringan dia bahkan tidak perlu menyentuh denyut nadi, setelah melihatnya sejenak dia langsung dapat meresepkan obat! Bahkan wakil ketua Rumah Sakit Ketiga Kota Gopo yang mengidap kanker pankreas dan tidak dapat disembuhkan, dia juga pergi ke Kota Babel untuk menemui Bernard dan meminta bantuannya untuk mengobatinya, setelah melakukan akupuntur selama tiga hari, kankernya langsung menghilang! "

"Benarkah itu?"

Roky sekarang merasa sedikit tertarik.

Kanker pankreas dikenal sebagai "raja kanker" dan merupakan tubuh kanker yang sangat ganas, pasien tidak hanya merasakan rasa sakit yang luar biasa, bahkan meskipun setelah operasi, tingkat kelangsungan hidup juga sangat rendah, bahkan radioterapi dan kemoterapi juga tidak dapat melawan sel kanker.

Tetapi Bernard dapat menyembuhkan kanker pankreas hanya dengan jarum akupuntur, harus diakui dia memang hebat.

Andrew berkata: "Jika kalian memiliki kesempatan, temuilah Dokter Bernard yang hebat ini, bahkan jika hanya diberikan resep obat untuk menambah stamina itu juga sudah cukup."

"Ayah, aku akan berusaha sebisaku, tetapi Dokter Bernard begitu terkenal, takutnya dia tidak mudah untuk ditemui." Jawab Roky, dia takut Andrew masih akan "mendesak memiliki anak", jadi dia bergegas mencari alasan dan kembali ke kamar tidur.

Ketika Roky masuk ke kamar tidur, dia melihat Dewi sudah tertidur, dia berbaring di tempat tidur dengan membelakanginya.

Dia baru saja mandi dan mengenakan piyama tali sutra warna ungu muda, bahunya seputih salju, lengannya licin dan punggungnya yang indah terbuka, Roky yang melihatnya merasa tergiur, dan tatapannya terfokus pada tubuhnya.

Piyama yang begitu tipis, menempel ditubuhnya dan membuat lekuk anggunnya saat berbaring miring, bagian bawah roknya menutupi pahanya, kedua pahanya sedikit didempetkan, dan kakinya terlihat sangat indah.

Semakin Roky melihatnya dia merasa semakin bergairah, dia berbalik dan membuka lemari untuk mencari selimut.

Tetapi saat dia membuka lemari, dia tertegun.

Lemari itu kosong, dan selimut yang biasa dia pakai untuk diletakkan di lantai sebagai kasur sudah tidak ada.

"Di mana selimutku?"

Roky berbalik dan bertanya.

Dewi tidak menoleh, dia berkata dengan dingin: "Baru saja di cuci."

Roky terdiam beberapa saat, ternyata begitu dia kembali ke rumah, dia pergi ke kamar tidur, setelah bersibuk cukup lama, ternyata dia mencuci selimutnya.

Bahkan kasur untuk tidur pun juga sudah tidak ada, Roky mengeluh dalam hatinya dan berkata: "Aku akan tidur di sofa."

Begitu dia selesai mengatakannya, Dewi berbalik dan berkata dengan marah: "Ayah beberapa hari ini menonton pertandingan sepak bola di ruang tamu sampai tengah malam, dia tidur di sofa pada malam hari, apakah kamu ingin membuat ayahku tidur di lantai?"

Roky tercengang beberapa detik, lalu dia berkata dengan tersenyum masam: "Kalau begitu aku yang akan tidur di lantai."

Pada saat ini, Dewi berkata dengan dingin: "Lantainya sangat keras, apakah kamu tidak merasa itu akan membuatmu pegal-pegal?"

Roky tidak peduli akan hal itu, bagaimanapun, dia sudah melatih energi internalnya, otot dan dagingnya sudah beberapa kali lipat lebih kuat daripada orang biasa, hanya tidur semalam di lantai itu tidak akan membuatnya pegal-pegal.

"Tidak masalah, hanya untuk semalam saja."

"Bagaimana jika ketika kamu sudah tertidur di malam hari, kamu mengeluarkan suara berisik saat membalikkan tubuh di lantai dan mengganggu tidurku?"

"Kalau begitu aku akan duduk di dekat dinding dan tidur dengan posisi duduk, itu boleh bukan?"

"Tidak boleh juga! Jika kamu tertidur pulas dan kepalamu terbentur, itu tidak hanya akan mengganggu tidurku, aku juga akan sulit menjelaskannya kepada ayah."

Roky sudah menyadari bahwa dia sengaja mencari kesalahannya, dia mendongak dan menatap Dewi, dia benar-benar merasa bingung.

Dia melihat wajahnya yang cantik dipenuhi dengan amarah, tatapannya dingin, seolah-olah dia berhutang padanya!

Roky sudah benar-benar tidak berdaya dan dia berkata: "Kalau begitu aku akan berdiri, berdiri sepanjang malam!"

Dewi marah hingga tertawa, dia mencibir: "Roky, kamu pantas tidur di lantai selamanya!"

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu