Aku bukan menantu sampah - Bab 733 Tangan Raksasa di Langit

Perkataannya seolah-olah membuat pria berbaju hitam marah dengan mata memancarkan cahaya terang.

"Roky, jika kamu cari mati, sekarang aku akan membuatmu mati dengan tragis di sini!"

"Cari mati?"

Roky menaikkan kepala dengan tegas, ekspresinya sangat meremehkan: "Dibunuh oleh Wind Palm kamu yang tidak jelas itu? Atau menggunakan metode mental gelapmu? Kamu yang bahkan tidak tamat dalam apapun masih berani sombong di depanku!"

"Kamu!"

Ekspresi pria berbaju hitam berubah, tatapan matanya terlintas dengan rasa terkejut sambil melihat Roky dengan tidak percaya.

Tak disangka lawan langsung membeberkan ilmu dia!

Sekelompok orang di sekeliling juga menahan napas.

Roky menghentakkan napas lalu melangkah ke udara.

Dia berdiri di udara, kakinya seperti sedang melangkah di tangga ke arah pria berbaju hitam.

“Lucu sekali, aku sangat meragukan apakah dirimu sudah salah makan obat, beraninya kamu membahas cari mati di depanku."

Ketika mengatakannya, suara Roky berubah menjadi tegas.

"Yang mencari mati adalah kamu!"

Septian yang berlutut di samping menaikkan kepala dengan terkejut sambil memelototi Roky.

Dia tahu Kultivasi diri Roky sangat tinggi, tetapi untuk menebak ilmu dari lawan dalam sekejap selain memerlukan kultivasi diri, masih memerlukan pengalaman yang banyak.

Roky adalah anak muda yang kelihatan usia 20 tahunan, meskipun dia sudah berlatih sejak lahir, tapi dia hanya hidup 20 tahunan di dunia ini.

Namun lawan tidak hanya memiliki rahasia Paviliun Apoteker yang sudah menghilang, bahkan bisa dalam sekejap mengetahui jurus telapak tangan dan metode mental, siapa orang cerdas ini? Sungguh membuat orang susah untuk percaya jika dia hanya anak muda yang berusia 20 tahunan.

……

Perkataan Roky langsung memprovokasi pria berbaju hitam, tatapan matanya dipenuhi dengan kemarahan sambil tertawa jahat.

"Sebenarnya hari ini aku mau mengampunimu, tetapi tak disangka kamu mencari mati sendiri, jadi aku akan mengantarmu hari ini untuk pergi ke dunia akhirat dahulu!"

Selesai mengatakannya, pria berbaju hitam menghentakkan napas sambil mengeluarkan jimat dan menggoyangkan di tangan.

Dalam sekejap, langit yang cerah seketika berubah menjadi gelap dipenuhi dengan awan hitam.

Guntur bergemuruh berkelanjutan, langit tiba-tiba muncul sebuah bayangan hitam yang besar sedang menekan ke arah lapangan depan Paviliun Apoteker.

Itu adalah sebuah telapak tangan yang sangat besar seakan-akan merobek langit dan tiba-tiba menimpa daratan.

"Ini... ini adalah jurus rahasia zaman dahulu, telapak tangan penahan arwah!"

Ekspresi Septian berubah drastis, tadi dia masih bisa memaksa untuk tenang, tetapi kini wajahnya malah menjadi buruk dengan tatapan mata yang panik.

Disa juga mengerutkan keningnya, dia masih belum pernah melihat jurus aneh ini.

Tetapi merasakan angin dingin yang berhembusan di sekitar, ini pasti adalah sebuah jurus terlarang!

Pria berbaju hitam menggunakan jimat di tangannya untuk mengendalikan tangan hitam menekan ke daratan.

"Boom"

Telapak tangan raksasa langsung menekan di gunung, kemudian terdengar sebuah suara "ledakan" di bagian jurang hingga menjadi hancur total dan batu-batuan dengan ukuran truk menggelinding dari jurang.

Beberapa orang yang berlari lambat langsung mati tertimpa di tempat dengan darah bercipratan di segala arah.

"Cepat kabur!"

Segala sisi menjadi sangat gelap, sekelompok orang di lapangan berlari ke segala arah sambil berteriak dan bersembunyi.

"Boom!"

Tangan hitam raksasa sekali lagi terangkat dan mencengkram ke arah Paviliun Apoteker.

"Buar"

Paviliun Apoteker yang besar seperti rumah mainan lemah di bawah tangan hitam tersebut dalam seketika ditekan hingga runtuh setengah, beberapa Apoteker yang bersembunyi di dalam Paviliun Apoteker langsung mati ditimpa di tempat.

Kerumunan orang yang berantakan hanya tersisa Roky di tengah lapangan tanpa bergerak sama sekali.

Dia mengangkat kepala melihat tangan hitam di langit dengan tatapan mata yang mengeluarkan aura kematian.

Tangan hitam ini!

Sama persis dengan yang dia lihat dari dunia hayalan senjata sepasang giok pisces.

Adegan mobil orangtuanya terbalik dan api yang membara dengan kuat sekali lagi muncul di otaknya.

Paviliun Apoteker yang tadinya masih tenang damai kini menjadi seperti nereka yang muncul suara teriakan orang yang sedang berteriak dan kabur.

Tangan hitam raksasa berdiameter lebih dari tiga meter, kerumunan orang seperti semut, bahkan tenaga untuk melawan sama sekali tidak ada.

Pria berbaju hitam membawa jimat sambil tertawa keras, suara tawaannya dipenuhi dengan rasa kebencian.

"Roky! Kamu tidak menyangka, kan! Jika yang mati hari ini adalah dirimu!"

"Selama ini aku sepanjang hari berpikir untuk membunuhmu, hari ini akhirnya Tuhan sudah mengabulkan dan memberikan kesempatan seperti ini padaku."

Ketika mengatakannya, dia berteriak kuat, energi sage masuk ke dalam jimat.

"Boom"

Tangan hitam di langit tiba-tiba membesar seperti sebuah gunung Tai yang berada di atas kepala sekali lagi menekan ke bawah!

Di bawah tangan hitam ada beberapa apoteker wanita sedang membawa dua apoteker kecil berlari dengan panik.

Di atas kepala tiba-tiba menjadi gelap membuat apoteker wanita terkejut hingga mengangkat kepala mereka, ketika melihat tangan hitam sudah mau menimpa, dia ketakutan hingga kedua kaki gemetaran dan terjatuh di lantai sambil menangis.

Melihat beberapa apoteker wanita yang cantik sudah mau meninggal.

Tiba-tiba!

Tangan hitam seperti mengalami halangan, ia berhenti di langit tanpa bergerak.

"Bocah berengs*k, kamu masih belum cukup hebat untuk menghancurkan Paviliun Apotekerku!"

Diikuti dengan suara teriakan tersebut, Martin tiba-tiba berusaha berdiri sambil menggoyangkan piring delapan diagram di tangannya lalu melemparkan dengan kuat ke udara.

Piring delapan diagram bergoyang mengikuti udara, tiba-tiba melebar hingga ukuran 2 meter lebih untuk menahan tangan hitam.

"Cepat pergi."

Mata Martin melebar besar, sekujur tubuh bergetar sambil berteriak kepada dua apoteker wanita.

"Te... terima kasih Martin."

Beberapa apoteker wanita memberikan hormat kepada Martin untuk berterima kasih, kemudian kabur dengan panik.

Pria berbaju hitam tertawa licik sambil berteriak dengan menyindir: "Si tua berengs*k, karena kamu mau cari mati, maka aku akan menghancurkan kamu."

Selesai mengatakannya, dia sekali lagi mengumpulkan energi sage ke dalam jimat!

"Boom"

Piring delapan diagram raksasa yang menahan di udara seketika diguncang hingga retak total.

Martin masih belum sempat bersuara, dalam sekejap langsung ditimpa oleh tangan raksasa hingga meninggal.

Melihat adegan ini, para apoteker langsung menangis dengan sedih.

"Martin!"

Roky juga sedikit memiringkan matanya, dia mengira Martin yang sangat keras kepala dan sombong, tak disangka dia bisa mengorbankan nyawanya melindungi Paviliun Apoteker.

Di udara terdengar suara gema tawaan pria berbaju hitam.

"Roky, kamu sudah tahu, kan jika sekarang aku tidak lebih lemah dari kamu! Jika kamu berlutut, aku akan membiarkan kamu meninggal dalam keadaan utuh."

Roky mengerutkan alis dan berkata dengan cuek: "Kamu kenal aku?"

Sejak tadi dia sudah merasakan jika pria berbaju hitam ini tidak asing, sepertinya adalah orang di sekitar dia.

Dan juga tidak tahu karena apa pria berbaju hitam memiliki rasa benci yang kuat terhadapnya.

"Dendam aku denganmu tidak bisa diperjelas dengan beberapa kata saja."

Pria berbaju hitam berkata dengan tegas, "Tetapi aku bersumpah untuk menghancurkan kamu menjadi abu, hari ini adalah waktunya aku mengabulkan!"

Ketika mengatakannya, dia menggoyangkan jimat di tangannya!

Tangan hitam besar naik dengan cepat seperti gunung besar menimpa ke arah Roky.

Roky menaikkan tangannya, dia melihat tangan hitam yang menimpa ke bawah sambil berkata dengan tenang.

"Bagus juga, kebetulan ada hutang yang mau kuselesaikan."

"Roky, cepat minggir."

Disa melihat Roky berencana untuk melawan, wajahnya yang pucat terlintas dengan sebuah kepanikan.

Biasanya ekspresi dia selalu biasa saja, bahkan langit runtuh juga tidak bisa membuat dia mengedipkan mata sama sekali.

Tapi di saat ini Disa malah merasa kepanikan.

Dia sudah kabur ke pinggiran lapangan, tetapi ketika melihat Roky masih di tempat semula, dia hanya berpikir sebentar, kemudian langsung membalikkan kepala berlari ke arah Roky.

Tidak!

Dia tidak akan membiarkan Roky meninggal!

Siapa yang nantinya datang menyelamatkan Disa?

Lagipula setelah Kakak pulang, jika dia mengetahui Roky sudah meninggal karena dia tidak bisa melindunginya, dia sama sekali tidak bisa menjelaskan kepada Kakak.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu