Aku bukan menantu sampah - Bab 24 Sungguh Keterlaluan

"Dimana Mike sekarang? Aku mau bertanya langsung kepadanya!"

Kata Dewi cuek sambil menahan amarahnya.

Mia mencibir dan berkata dengan angkuh, "Kakakku sedang bahas bisnis di ruang rapat dengan Ketua Direktur Perusahaan Wehow. Kamu jangan mencari masalah saat ini."

Ia belum selesai berkata, Dewi pun berjalan melewatinya kearah ruang rapat yang berada di lantai atas, sambil menahan amarahnya.

Di depan ruang rapat, Dewi menggertakkan giginya, lalu mendorong pintu dan masuk ke dalam.

Ruangannya sudah kosong, hanya terdapat dua hingga tiga orang yang sedang membereskan kekacauan ini, sepertinya Pak Lian sudah pergi.

Mike tengah berdiri di samping proyektor sambil mendiskusi sesuatu dengan desainer lain.

Melihat tidak adanya keberadaan Pak Lian, Dewi pun langsung bertanya tanpa bertele-tele, "Mike, apakah kamu yang memintaku pindah ke gudang sebagai kantorku?"

Mike mengangkat kepala dan membalasnya dengan tidak sabar, "Iya, mulai sekarang kantor itu menjadi milikku sendiri."

Dewi tidak menyangka bahwa ia begitu kasar, lalu berkata dengan kesal, "Aku tidak mau pindah! Sejak hari pertama aku bekerja di perusahaan, itu adalah kantor milikku."

"Tak apa jika kamu tidak ingin pindah. Aku beri tahu Nenek bahwa kamu tidak bisa diatur dan tidak mematuhi perintah atasan."

Setelah Mike berkata, ia pun berkata lagi sambil menyeringai, "Karena kamu tidak patuh, maka aku tidak akan memberimu penilaian di evaluasi musim bulan ini. Kamu juga tidak perlu mendapatkan bonus sekali dalam setengah tahun."

"Kamu!"

Dewi marah hingga tubuhnya gemetaran.

Ia biasa hanya mendapatkan gaji pokoknya yang sedikit itu, lalu sisanya diperoleh dari semua bonus proyek gambar pra-rancangannya. Jika Mike tidak memberinya nilai di saat evaluasi, maka jerih payahnya selama setengah tahun ini akan tersia-siakan.

Melihat Mike yang begitu tidak tahu malu, Dewi dengan marah menggertakkan giginya dan berkata, "Aku pergi cari Nenek, aku tak percaya Nenek akan membiarkanmu begitu saja."

Mike memeluk kedua tangannya di depan dada, sambil berkata dengan sombong, “Mau kamu cari siapapun juga tidak akan berguna!"

Di saat Dewi berbalik badan dan ingin berjalan keluar dari ruang rapat, tiba-tiba sudut matanya melihat gambar pra-rancangan yang berada di atas meja.

Seketika ia melototi matanya sambil menahan nafas.

Mike juga melihat pandangan yang dituju olehnya. Seketika ia pun menjadi panik dan buru-buru berjalan ke hadapannya untuk menghalangi pandangannya, "Cepatlah keluar, jika kamu ingin pergi."

"Minggir!" Tak tahu pula tenaga dari mana, Dewi dengan keras mendorong Mike dan berlangkah besar ke depan meja rapat.

Diatas meja terdapat sebuah gambar pra-rancangan, sepertinya tadi dibuka agar Pak Lian melihatnya, lalu tidak keburu untuk disimpan.

Dewi terus menatap gambar pra-rancangan tersebut. Tiba-tiba ia merasa pusing!

Bukankah ini adalah adalah gambar pra-rancangan miliknya sendiri, tetapi tertulis jelas atas tanda tangan 'Mike' di atas sana!

Jangan-jangan gambar pra-rancangan yang berhasil memenangi tender proyek Perusahaan Wehow adalah gambar yang dibuat oleh dirinya sendiri?

Melihat masalahnya yang terbongkar, Mike pun buru-buru berjalan kemari dan menarik lengan tangannya ke samping dengan kasar, "Cepat keluar, jangan mencari masalah disini lagi!"

"Lepaskan aku!" Wajah Dewi pun memerah, ia menepis tangan Mike pergi dengan tubuhnya yang gemetaran, "Kamu menjarah gambar pra-rancangan milikku! Mike, tak sangka kamu adalah orang yang begitu keji! Sekarang aku akan memberi tahu Nenek!"

Melihat rahasianya yang sudah tidak bisa disembunyi lagi, Mike pun menjadi marah karena malu, lalu langsung berkata dengan kasar, "Pergi cari saja, lagipula Nenek adalah orang yang paling mengerti masalah ini! Tapi aku memperingatkan, kamu tidak akan bisa menanggung jawab, jika kamu menunda kerja sama perusahaan kali ini!"

Setelah berkata, ia langsung menjulurkan tangannya dan merebut balik gambar pra-rancangannya.

Dewi malah tidak ingin melepaskannya, kedua orang itu pun terus merebutnya.

Mereka berdua bertengkar di dalam ruang rapat, beberapa staf yang tersisa pun dengan peka lari keluar.

Asisten kantor pun takut kedua orang ini akan membuat keributan, lalu buru-buru memanggil Cristy untuk datang kemari.

Di saat kedua orang ini sedang merebut gambar pra-rancangan, sosok Cristy pun muncul di depan pintu dan berlangkah besar ke dalam dengan wajahnya yang serius.

"Pak Lian masih berada di aula lantai satu. Apa yang sedang kalian ributkan!"

"Nenek!" Melihat Cristy, seketika Dewi pun merasa sedih dan jalan kearahnya sambil berkata, "Mike menjarah gambar pra-rancanganku!"

Cristy mengerutkan dahi, lalu melihat gambar pra-rancangan yang lecek diatas meja dan berkata, "Bukankah ini hanya sebuah gambar pra-rancangan? Aku lah yang menyuruhnya untuk menanda tangan di gambar pra-rancangan ini!"

"Apa!"

Dewi memandang Cristy tercengang, ia bahkan tidak percaya dengan telinganya.

Mike dengan kesal menepuk jasnya dan membentak, "Sekarang kamu sudah tahu kan, tak peduli siapapun orang yang kamu cari, juga tidak akan berguna!"

"Mengapa Anda melakukan itu? Gambar pra-rancangan itu adalah hasil susah payahku!"

Dewi benar-benar tidak bisa menahan keluhannya dan bertanya.

Cristy berdehem dan berkata, "Dewi, Ryeol Grup harus menggunakan kesempatan kali ini untuk bekerja sama dengan Perusahaan Wehow dan meningkatkan reputasi perusahaan kita di seluruh kota. Sebelumnya skandal yang kamu buat dengan Keluarga Lin telah merusak reputasi keluarga kita, ditambah kamu adalah seorang wanita. Jadi demi kepentingan perusahaan, aku pun memberi gambar pra-rancangan ini kepada Mike."

Setelah itu, Cristy pun berkata lagi, "Aku tahu dalam hatimu terdapat keluhan. Tenang, aku akan memperlakukanmu dengan adil juga, nanti aku akan suruh Divisi Keuangan memberimu bonus sebanyak empat puluh juta. Kamu jangan mencari masalah lagi."

Mendengar ini, Dewi pun merinding, ia merasakan sesuatu yang dingin naik melalui tulang belakangnya.

Ia berusaha keras demi perusahaan, bahkan menolak ajakan beberapa perusahaan besar dari Kota Wasa. Ia menetap di Ryeol Grup hanya untuk mengembangkan bisnis perusahaan keluarganya.

Tak sangka, keluarganya hanya sedang memanfaatkan dirinya dan mengusirnya dengan uang sebanyak empat puluh juta.

"Apa yang kuinginkan adalah keadilan, bukan uang." ujar Dewi dengan tegas. Ia benar-benar tidak bisa membiarkan orang lain yang menjarah hasilnya. Bahkan orang tersebut adalah orang yang tidak berpengetahuan seperti Mike."

Ekspresi Cristy pun menjadi serius dan mengomel, "Mengapa kamu begitu ceroboh? Jika masalah ini terbongkar, apa keuntungannya bagi keluarga kita? Kamu adalah anggota dari Keluarga Liu, maka kamu harus mengutamakan kepentingan bersama. Jangan bilang kamu ingin mencari ribut hingga seluruh orang mengetahui masalah ini dan menjadi pengkhianat dari Keluarga Liu?"

Di samping sana, Mike juga berkata dengan angkuh, "Apa yang Nenek katakan itu benar. Betapa jagonya kamu dalam membuat gambar pra-rancangan, juga tidak ada gunanya. Di masa depan, aku lah yang akan menjadi penerus perusahaan, bukan kamu!"

"Sudah." Cristy pun melotot sekilas kearahnya dengan maksud untuk jangan ikut campur, lalu menoleh dan berkata kepada Dewi, "Sebelum melakukan sesuatu, pikir-pikirlah orang tuamu. Jangan membiarkan mereka merasa khawatir kepadamu."

Setelah berkata, ia pun berkata kepada Mike, "Mari kita pergi, biarkan dirinya pikir-pikir terlebih dahulu."

Dewi mengepalkan kedua tangannya, kukunya bahkan sudah mau menusuk telapak tangannya. Setelah berusaha keras, ia baru berhasil menenangkan amarah di hatinya.

Ia tahu bahwa Cristy sedang mengancam dirinya. Jika ia membongkar masalah ini, bukan hanya dirinya saja yang terkena masalah, tetapi orang tuanya juga akan terkena masalah, bahkan dirinya akan menjadi musuh satu Keluarga Liu.

Ia hanya bisa menelan kembali rasa ini ke dalam hatinya.

......................

Melihat waktu dimana istrinya yang sudah mau pulang, Roky pun bersiap untuk menjemputnya pulang, tapi tak sangka Dewi sudah pulang terlebih dahulu.

Ia melihat rambut Dewi yang berantakan dan matanya membengkak bagai buah persik. Seketika ia pun mengerutkan dahi dan bertanya, "Dewi, apa yang terjadi pada matamu?"

"Tak apa, hanya masuk pasir."

Roky dengan khawatir bertanya, "Apakah kamu dirugikan orang lain? Cepat kasih tahu aku!"

Seketika keluhan dalam hati Dewi pun meledak, ia berkata sambil menangis, "Nenek memberi gambar pra-rancanganku kepada Mike. Ia mengambil gambar pra-rancanganku untuk partisipasi dalam tender. Aku pergi menemui Nenek untuk meminta keadilan, ia malah mengancamku balik..."

Seketika ekspresi wajah Roky menjadi serius, ia dengan marah berkata, "Bajingan, berani-beraninya mereka bersatu untuk menghina istriku!"

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu