Aku bukan menantu sampah - Bab 585 Membentuk Phoenix dengan Air

Ombak besar di laut bergulung, hujan deras mengguyur, tetapi “jalan bawah laut” yang panjang ini, bahkan tidak ada sedikitpun air laut yang masuk!

Kerumunan terdiam, pandangan semua orang terkejut melihat “dinding air” ini.

Mulut Aung Miko terbuka setengah, bahkan setengah tubuhnya terguyur air hujan juga tidak menyadarinya, tatapan matanya penuh dengan terkejut!

John juga melebarkan matanya, bergumam.

“Luar biasa…..aku hanya pernah membacanya di alkitab, legenda Nabi Musa yang membelah laut merah menjadi dua, tetapi tidak pernah menyangka bahwa ada seseorang dapat membelah laut menjadi dua!!”

Roky berjalan ke jalan itu dengan perlahan, dinding air di kedua sisi sangat licin dan besar, seperti dinding yang sangat kokoh, tidak peduli seberpaa besar angin dan ombak dilaut, tidak ada setetes pun air laut yang bisa masuk.

Dia secara bertahap berjalan ke ratusan meter, dan laut perlahan-lahan menutup dibelakangnya, seperti kedua dinding yang menyatu, kemudian kembali menjadi permukaan laut yang penuh ombak.

Permukaan laut tiba-tiba menyatu, seolah-olah kejadian “pembelahan laut menjadi jalan” tadi, sama sekali tidak pernah terjadi.

Aung Chris tiba-tiba tersadarkan, lalu berteriak dengan panik.

“Permukaan laut telah menyatu, dimana Master Roky? Cepat kirim helikopter untuk mencari Master Roky!”

Aung Miko juga tersadarkan dari keterkejutan, meskipun hatinya terkejut, tetapi masih mendengus dingin dengan menghina.

“Kak, trik seperti ini hanyalah sebuah tipuan mata, dia sedang bermain trik, sekarang takutnya gagal dalam membual, dan sudah tenggelam didalam laut.

Jika Roky sungguh memiliki kemampuan untuk membagi laut menjadi dua, mengapa dia harus berjalan ke sebrang, bukankah bisa langsung terbang kesana!”

Begitu perkataannya selesai.

Di permukaan laut tiba-tiba terdengar suara ombak yang pelan, seolah laut berguncang, bahkan bukit-bukit di pinggir pantai juga ikut berguncang.

“Hush”

Seiring dengan suara ombak besar!

Phoenix besar tiba-tiba terbang di permukaan laut, mengepakkan sayapnya dan terbang ke langit!

Dia terbang dari permukaan laut, sayap besar yang terbentang, membangkitkan hembusan angin yang besar, dan hembusan angin membawa air laut dari langit.

Kerumunan orang di pantai tercengang!

Ini memang adalah Phoenix!

Namun, itu bukanlah Phoenix sungguhan, melainkan Phoenix raksasa yang terbentuk dari air laut!!

Ada sosok seseorang yang berdiri diatas kepala Phoenix raksasa!

Berdiri melawan angin!

Kedua tangan dibelakang dan melihat ke atas!

Seolah-olah kaisar yang memandang rendah dunia!

“Orang itu…..adalah Master Roky!”

Aung Chris tiba-tiba berseru dengan keras, seluruh tubuh gemetar karena kegirangan.

Tidak perlu diingatkannya, semua orang melihat ke atas, dan dapat melihatnya dengan jelas.

Sosok yang berdiri diatas kepala Phoenix, adalah Roky!

“Bagaimana….bagaimana mungkin…….”

Ekspresi Aung Miko memucat, langsung mendorong pengawal yang memayunginya, lalu bergegas ke batu di tepi laut!

Hanya manusia biasa, bagiamana mungkin bisa memerintah air laut, selain itu masih dapat “membentuk Phoenix dengan air”!

John memelototi “Phoenix air” diudara selama satu menit penuh tanpa berkedip!

Dia sungguh sulit untuk mempercayai, bahkan curiga bahwa dirinya sedang bermimpi!

Tidak mengatakan membagi air laut menjadi dua, bahkan mengubah air laut menjadi Phoenix dan masih menginjak Phoenix lalu terbang tinggi ke langit, itu sepenuhnnya membalikkan semua pengetahuannya dari kecil hingga besar!

Bagaimana mungkin orang biasa?

Kecuali…..memiliki kekuatan dewa!

“Dia…dia adalah dewa…….” Bibir John bergerak, dan mengucapkan perkataan ini.

Di tengah hujan, Phoenix “air” besar melayang di udara, seperti pesawat Boeing 747 yang besar, begitu sayapnya dilebarkan, langsung terbang menuju Distrik Manho di sebrang laut.

Roky berdiri stabil di atas Phoenix, hujan yang turun secara otomatis terpisah dihadapannya, seolah-olah kagum atas keberadaannya.

Angin laut yang terbawa sedikit asin, tertiup diwajahnya, dingin dan menyegarkan.

Dari pantai terdengar teriakan terkejut, itu adalah kerumunan yang tinggal di tambang tadi, dan sedang berteriak padanya.

Tetapi ekspresi Roky cuek, tidak menoleh ke belakang.

Dia mengulurkan telapak tangan, lalu ditengah telapak tangan terkumpul cahaya hijau yang sebesar telur, seperti jeli transparan berwarna hijau.

Ini adalah esensi air yang dihisap keluar dari batu judi tadi.

Menurut ‘Nine Grand Heavenly Scriptures’, ketika seseorang membuka langit, tubuh besarnya itu berubah menjadi segalanya di dunia, menurut lima elemen dibagi menjadi emas, kayu, air, api, tanah, dan akan menyebar ke kehidupan banyak orang.

Dan sisa jiwa yang tertinggal di dunia diubah menjadi energi dari lima elemen.

Elemen air adalah salah satunya.

Dia adalah makhluk spiritual yang terbentuk oleh langit dan bumi, memiliki kesadaran tertentu, juga dapat mengenal pemilik.

Tadi, Roky menggambar jimat air di batu judi, elemen air ini memiliki reaksi, secara otomatis masuk ke dalam telapak tangannya dan mengakuinya sebagai pemilik.

Roky juga tidak menyangka, elemen air bahkan dapat bereaksi padanya, dan masih mengenalinya sebagai pemilik, merasa itu sangatlah menarik.

Jadi dia berencana untuk menyeberangi laut, ke semenanjung Manho di seberang, sekalian mencoba elemen air barunya.

Tidak disangka kekuatan elemen air ini begitu kuat, bahkan bisa memisahkan air laut, tanpa ada air yang masuk.

Selain itu masih dapat mengendalikan air sesuka hati, Phoenix air yang besar ini, Roky hanya memikirkannya di benak, lalu itu langsung muncul.

Dia sudah memotong ular Phyton merah, mendapatkan batu berjiwa api, sekarang secara tidak sengaja mendapatkan elemen air, ketika kembali, kebetulan dapat mengatur formasi lima elemen di villa, dengan tempat pengumpulan aura sebagai pusatnya, menyerap energi sage, dapat menggunakan ratusan kali lipat kekuatan lima elemen!

Begitu formasi lima elemen selesai dibuat, itu bisa mengintegrasikan pertahanan, perlawanan, kemakmuran, kekayaan, dan kemurnian hati!

Para kultivator yang berkultivasi dalam formasi, kultivasi diri dapat berkembang berkali lipat, sementara orang biasa yang hidup dalam formasi lima elemen, menerima perawatan energi sage lima elemen, tidak hanya dapat memperkuat tubuh, tetapi melindungi dari semua penyakit, masih dapat mengeluarkan racun ditubuh, dan memperpanjang hidup.

Pengzu, yang dikenal sebagai “orang berusia panjang” didalam buku kuno, menghilang dari dunia setelah hidup hingga berusia lebih dari dua ratus tahun.

Rumah ubin yang ditempati Pengzu, adalah bentukan alami dari lima elemen, dia sebenarya juga adalah seorang kultivator, hanya dengan kemampuan biasa.

Tetapi dia adalah manusia berkemampuan biasa yang dapat berkultivasi tanpa seorang guru, dan masih hidup hingga dua ratus tahun, formasi lima elemen sangat berjasa atas itu.

Hanya saja waktu telah berlalu, rumah ubin yang ditempati Pengzu sudah lama dihancurkan oleh generasi selanjutnya, dan formasi lima elemen alami yang mengelilingi rumah ubin juga telah dihancurkan dalam pembentukan generasi selanjutnya, tidak dapat terbentuk lagi.

Di tepi pantai.

Sampai ketika sosok Roky menghilang untuk waktu yang lama, kerumunan itu tetap terdiam.

Kerumanan tetap dengan penampilan melihat ke permukaan laut, ekspresi wajah mereka terkejut secara serempak!

Adegan “Phoenix air” terbang keluar dari dasar laut, sungguh sangat mengejutkan!

Banyak orang masih belum tersadarkan sampai sekarang, masih dalam keadaan sangat terkejut.

Payung hitam yang dipegang oleh Aung Chris ditangan, dari awal sudah terjatuh ke tanah tanpa menyadarinya, dia berdiri di pantai dengan terbodoh, memandang ke arah Roky menghilang, pikirannya juga menjadi kosong.

Beberapa meter dibelakangnya, ekspresi Jenderal Aung San juga akhirnya berubah, tatapan matanya sangatlah terkejut.

Dia sangat menyesal didalam hatinya, menyesali telah meremehkan Master Roky, setiap kata yang dikatakan Willy Wu benar, Roky memang memiliki kekuatan untuk mencapai langit dan bumi!

John dari awal sudah terkejut hingga tidak bisa berdiri stabil, hanya bisa terbodoh memandang ke langit, dan mulut bergumam “Dewa”.