Aku bukan menantu sampah - Bab 203 Harus Amputasi

Kemarahan Hendra langsung menghilang, langsung berkata: "Terimakasih pa, aku akan mengurus perusahaan dengan baik, tidak akan seceroboh kakak."

Wajah Broto memucat, keningnya langsung mengeluarkan buliran keringat dingin yang besar, langsung menjelaskan.

Tapi dia masih belum sempat berbicara, Dicky sudah menamparnya, wajahnya kecewa: "Broto, kali ini aku sungguh sudah salah melihatmu.

Kalau bukan kakak adik keluarga Ryeol memberitahu, aku masih tidak tau kalau kamu melakukan hal seceroboh ini! Kamu tidak perlu berbicara lagi, sekarang pulang kerumah, interopeksi diri."

Setelah mengatakannya, dia langsung memutar tubuhnya, sama sekali tidak ingin mendengar penjelasan apapun.

Tubuh Broto bergetar, terhuyung dan terjatuh, bahkan kakinya lemas.

Dia mengorbankan tenaga 7 sampai 8 tahun tahun demi perusahaan, melupakan tidur dan makan, bahkan masih belum mencari istri, akhirnya sudah membesarkan reputasi "Yanwotong" sampai ke seluruh negri.

Ini adalah hasil yang dia dapatkan, tiba-tiba dicabut, sungguh tidak bisa menerimanya.

Tapi, dia juga tidak habis pikir, kenapa 'salep giok hitam' yang diantar Roky, bisa-bisanya mirip persis dengan 'salep intermitent' dari keluarga mereka?

Apakah dirinya sungguh sudah tertipu, resep obat sudah ditipu oleh Roky?

"Tangkap Roky."

"Tunggu!" Roky tiba-tiba mengangkat kepalanya.

Dicky dengan dingin berkata: "Aku tidak ingin mendengar penjelasan apapun."

Setelah mengatakannya, dia langsung memutar badannya dan pergi.

Saat dia memutar tubuhnya, tidak menyadari rak pameran yang ada di atas lantai, terjatuh keras ke atas lantai.

Kali ini terburu-buru sekali, Dicky langsung memeluk lengannya, kesakitan sekali sampai ekspresinya berubah.

"Pa!" Broto terkejut, langsung menghampiri Dicky.

Maggy berdiri paling dekat, langsung berjongkok dan mengdiagnosa, mengerutkan keningnya berkata: "Tulang tangan kanan paman Dicky sudah patah!"

Dalam hati Hendra gembira sekali, dalam sekejap berkata: "Pa, obat baru untuk mengobati patah tulang yang baru aku kembangkan, aku suruh orang bawa kemari sekarang."

Sungguh tuhan memberi kesempatan bagus, ini sepenuhnya adalah kesempatannya untuk menunjukkan kehebatannya!

Harus merebut kepercayaan papa, menendang Broto dari keluarga!

Asistennya membawa sebuah toples giok putih berlari kemari, Hendra langsung mengeluarkan salep obat, memoleskan ke tangan kanan Dicky.

Roky mengerutkan keningnya, langsung menghentikan: "Tidak boleh pakai obat ini, akan ada efek samping."

"Roky, kamu jangan menakut-nakuti!" Ucap Hendra dengan marah: "Jangan kira aku tidak tau, kamu bersekongkol dengan Broto, kalau tidak mana mungkin dia akan memberimu resep obat! Tunggu luka papaku sudah sembuh, aku baru bertanya kepada kalian berdua lagi!"

Di sekeliling ada banyak orang, tadi di depan pintu sudah melihat Hendra menunjukkan hasil obat ini, beramai-ramai menyalahkan Roky.

Dicky menggertakkan giginya, dengan nada dingin berkata: "Tidak perlu dengarkan dia, oleskan dulu obatnya!"

Dia sama sekali tidak percaya dengan Roky, sekarang juga curiga terhadap Broto, mengira anaknya sudah memihak orang lain, mempunyai kesepakatan gelap dengan Roky.

Broto menjelaskan begitu banyak, tau kalau sekarang bahkan mau berkata apapun sudah tidak ada gunanya lagi."

Hendra tersenyum dengan senang, dengan percaya diri memoleskan salep pada lengan Dicky, lalu mengambil satu sendok, menyuruh Dicky meminumnya.

Salep ini mempunyai bau busuk, membuat Dicky hampir muntah, tapi masih tetap menahan kuat, memakan obat salep ini.

Pencegahan Roky tidak berguna, hanya bisa menunggu di samping.

Setelah memoleskan obat, rasa sakit di lengan Dicky langsung menghilang, ekspresinya langsung berubah nyaman, dia mengangkat kepala melirik Hendra, tatapannya lega sekali.

Mengira anak kecilnya ini, tidak berguna, tidak menyangka juga sudah berprestasi.

Tampaknya, dia sudah bisa mengambil perusahaan dari tangan Broto, dengan tenang menyerahkan kepada anak kecilnya untuk dia urus.

Lagipula dia juga selalu tidak suka Broto, selalu merasa dia adalah orang luar.

Setelah beberapa menit, Hendra dengan berhati-hati menghapus salep di lengan Dicky, berkata: "Pa, coba papa gerakkan tangannya."

Dicky mencoba menggerakkan tangan, langsung merasa aneh dan terkejut: "Sebenarnya ini adalah obat apa, sepertinya tulang di lenganku sudah tersambung lagi?"

"Pa, ini adalah salep tulang yang kuracik."

Kemarahan Hendra menghilang, menggunakan kesempatan ini berkata: "Pa, obat ini sejauh ini masih dalam penelitian, dananya masih tidak begitu cukup."

Dicky melihat lengannya, tidak merasakan sedikit rasa sakit, daerah patah tulang secepat ini membaik, sungguh tidak bisa dipercaya.

Obat ini bisa-bisanya menyembuhkan patah tulang, benar-benar tonggak sejarah dalam kedokteran!

Obat semacam ini, kalau bisa masuk ke pemasaran, tidak hanya akan menggemparkan seluruh negri, takutnya juga bisa membuat reputasi "Yanwotong" sampai keluar negri, memperluas menjadi perusahaan medis berskala internasional!

Semua orang yang melihat ramai-ramai memuji Hendra.

Hendra menunjukkan wajahnya, tapi malah pura-pura rendah hati: "Pa, dulu aku masih belum dewasa, sekarang aku sudah mengerti, harus membesarkan perusahaan! Kemampuan kakak terbatas, tapi dia juga kakakku, juga lebih mengerti perusahaan.

Biarkan saja dia jadi asistenku, menjadi supir dan membawa tasku."

Dicky senang sekali, terlebihh merasa sangat lega dan bangga terhadap anaknya, dengan yakin berkata: "Hendra, mulai sekarang Broto jadi asistenmu saja.

Dan juga, aku akan menginvestasikan 60 miliar, sebagai dana untuk penelitian dan perkembangan produk ini.

60 miliar!

Hendra senang sekali, sudah bisa mendapat kembali 40 miliar lebih yang dia habiskan untuk pelelangan resep obat ini! Dan juga merebut hak pengurusan perusahaan dari tangan kakaknya!

Saat ini semua hak ada di tangannya, tidak perlu takut kepada Broto lagi!

Akhirnya anaknya bisa menjadi senjata, Dicky merasa lega sekali.

Disaat ini juga, tiba-tiba wajah Dicky pucat, memuntahkan segumpal darah segar, dan juga rasa sakit yang amat sangat kuat menjalar dari lengannya.

"Papa, kamu kenapa?" Hendra terkejut, langsung menahan papanya.

Ekspresi Dicky menjadi pucat, bagian patah tulang di tangan kanannya seperti patah lagi, tiba-tiba membengkak, seluruh tangan kanannya dengan cepat menjadi hitam, membengkak sampai membentuk 2 lingkaran.

"Ini, ini kenapa?" Hendra panik, keringat dingin.

Dicky sudah kesakitan tidak bisa berkata apapun, wajahnya sepucat kertas, sudah berbaring di atas lantai dan kejang-kejang.

Maggy langsung berjongkok dan mendiagnosa, dengan wajah suram mengangkat kepalanya: "Lengan kanan paman Dicky mengalami nekrosis, tampaknya harus diamputasi!"

"Amputasi?!"

Hendra terdiam.

Bukannya tadi sudah sembuh? Kenapa tiba-tiba tulangnya bisa mengalami nekrosis?

Apa yang terjadi?

Mendengar kata amputasi ini, tubuh Dicky gemetaran, dengan tersenggal-senggal berkata: "Aku tidak......tidak mau!"

Hanya patah tulang saja, bisa-bisanya mau mengamputasi tangan kanannya.

Ini sungguh membuat orang sulit untuk menerima!

"Cepat panggil ambulans!" Hendra terkejut sekali, berteriak dengan kuar.

Maggy mengerutkan keningnya, menggeleng dan berkata: "Kecepatan nekrosis ini terlalu cepat, takutnya tunggu ambulans datang, lengan kanan paman Dicky harus diamputasi."

"Apa.........."

Dicky terkejut sekali sampai wajahnya menjadi kaku, hampir lupa bernafas.

Hendra tidak memikirkan gengsinya lagi, memohon kepada Maggy: "Kamu adalah cucu luar dewa medis Shou, cepat tolong papaku!"

Maggy dengan menyesal menggeleng: "Maafkan aku tidak bisa."

Dicky terkejut sekali, hampir saja pingsan.

Orang itu adalah cucu luar dari "dewa medis nomor satu Nanguang", ketrampilan medisnya di kota Babel adalah yang terbaik.

Kalau dia bilang harus diamputasi, maka lengan kanannya, takutnya sungguh tidak bisa dipertahankan!

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu