Aku bukan menantu sampah - Bab 571 Menerima Tamu VIP

Bram mendengus dengan dingin dan berkata: “Darimana dia mempunyai kualifikasi itu, tadi aku barusan meneleponnya dan terdengar bahwa nadanya sangat keras, dimana dia mengatakan bahwa dia akan menjemput seorang master tanpa memberitahu siapa tamu VIP itu.”

Tapi, aku juga melontarkan sedikit kata-kata darinya, ternyata sebenarnya bos Aung San perlu untuk meminta bantuan master sehingga meminta mereka unuk menjemputnya.

“Jenderal Aung San?” Ekspresi Jinu yang semakin kaget. Setelah mengeluarkan kata-katanya, dia kemudian menampar dirinya dengan keras dan segera meminta maaf:”Mohon ampuni kami Kakak Bram, bawahan tergesa-gesa tadinya dan lupa dengan peraturan bos Aung, panggil aku Bos Aung untuk urusan diluar dan jangan mengungkap identitas diri sesuka hati.

“Hanya ada kamu dan aku disini, tidak masalah.”

Setelah Bram selesai berbicara dan bangkit dari kursi malas itu.

Dia tiba-tiba mengeluarkan pistol dan mengarahkannya kedua wanita cantik yang berlutut di kedua sisi.”

“Ledakan”

Setelah dua kali bunyi pistol, kedua wanita cantik itu sudah terkapar di lantai.

Bram dengan tersenyumnya berkata, “Dengan begini, maka kerahasiaan perlu ditingkatkan.”

“Terima kasih, Kak Bram.”

Jinu berlutut dengan posisi satu kaki dan bersyukur.

Bram berdiri dan dengannya wajahnya berkata, “Aku melakukan banyak hal selama menjadi bawahan Willy Wu, semua pujianku jadi miliiknya.”

Dia akan tiba pukul 1.30 siang besok dan membiarkan aku mempersiapkan semua untuknya dan kedatangannya untuk mengambil produk sampel.

Aku berencana untuk bergerak lebih cepat, terlebih dahulu menerima Keluarga Qin dan Master, kemudian menelepon bos Aung untuk meminta petunjuk mengundang pulang tamu VIP dan Master pulang ke Myanmar.

Dengan terkejutnya, Jinu berkata:” Kak Bram, kamu ingin mengampuni Pak Udin dan segera mengundang Tamu VIP untuk pulang.

Bram mendengus dan berkata, “Kemampuan apa yang dimiliki Willy Wu? Hanya keponakan jauh dari Boss Aung, berkali-kali meminta pujian dari Bos Aung , semua yang baik diambilnya dan yang buruk semuanya dilemparkan kepadaku! Kali ini aku akan mengundang tamu VIP ini kedepan Bos Aung terlebih dahulu, tidak memberikan kesempatan kepada si Marga Wu itu untuk mengambil keuntungan!”

Jinu dengan ragunya berkata: ”Kak Bram, takutnya tindakan ini tidak pantas.”

“Kenapa tidak pantas?” Bram mencibir dengan dingin, “Si Marga Wu itu hanyalah memiliki penampilan baik tapi tidak dengan intelektual, sebelumnya dia pergi ke acara White Dragon di Balmeru, setelah pulang dia terkaget dan jatuh sakit. Orang bilang kalau dia ditakuti oleh orang hebat di Acara White Dragon hingga ketakutan.

Dengan keberanian seperti itu, akan ada pencapaian apa yang bisa diraih? Lagipula, adik perempuanku baru saja diangkat oleh Bos Aung menjadi istri kedelapan sebagai wanita kesayangan dan aku tidak takut lagi kalau si Marga Wu itu akan menggugat!”

Dia selalu bekerja dibawah arahan Willy Wu dan sudah merasa tidak puas sejak lama.

Si Marga Wu itu adalah seorang yang tidak berguna dan penakut, Bos Aung memerintahnya untuk pergi ke Acara White Dragon karena berencana mengeksplor pasar batu giok di Balmeru, Si Marga Wu ini tidak hanya tidak dapat membuka pasar batu giok di Balmeru tetapi justru bersama dengan pemilik toko barang antik kecil membuka bisnis.

Toko barang antik itu hanyalah toko kecil yang dalam waktu satu bulan juga tidak bisa menjual beberapa buah barang antik. Toko kecil seperti ini tidak akan menarik perhatian dan Bram juga tidak akan melihatnya.

Bos Aung tidak berkata apapun, lagipula pasar batu giok di Balmeru tidaklah seberapa baginya, tetapi banyak orang di belakang yang menertawakan ketidakmampuan Willy Wu.

Jinu kembali berkata: ”Kak Bram, bagaimana dengan si Marga Lin itu? Dengar-dengar dia sedang menuju ke Gua belakang air terjun, apakah mungkin dia membawa pergi harta karun yang kamu inginkan itu?”

Dengan dinginnya Bram berkata: “Tenanglah, dia tidak akan bisa kabur dariku, walaupun dia memiliki sedikit ilmu feng shui, apakah dia bisa secepat tembakanku? Aku akan membiarkannya tidak bisa mengeluarkan kata-kata seumur hidup ini.”

……….

Besok paginya, Roky terbangun oleh keributan di luar jendela.

Dia bangun dan berjalan menuju ke jendela, melihat ke arah lantai bawah hotel dan ternyata sejumlah mobil mewah dan kerumunan orang berkumpul.

Direktur Rico dan Yulia sudah berdiri di lantai bawah, dikelilingi oleh para bangsawan lokal yang tampak terlihat menyanjung mereka berdua, bahkan beberapa pejabat Kab. Kayong juga ada disana dan dengan penuh senyuman di wajahnya menatap Direktur Rico.

Di waktu ini, pintu ruangan diketuk dua kali dengan keras.

Sebelum Roky mengatakan “Masuk”, pintu sudah didorong hingga terbuka.

Nina dengan penuh senyuman berlari kedalam dan sambil berkata: “Roky, ada satu orang penting dari Myanmar yang ingin mengadakan jamuan untuk menjamu kita, tidak hanya memesan hotel terbesar di Kab. Kayong, juga mengundang banyak bangsawan lokal dan bahkan pemerintah daerah juga ada di tempat.

Pasti akan ada banyak makanan enak dan permainan menarik. Ayo kita segera pergi.”

Roky mengernyitkan alisnya dan terlihat tidak senang.

Dia sudah memberitahu pada Willy Wu untuk tidak terlalu sombong, si Marga Wu ini justru menimbulkan masalah.

Apakah perkataan ini baginya seperti telinga yang tuli?

Tapi, kalau sudah begitu, Roky juga tidak berkata banyak, dia hanya menganggukkan kepala, dan membiarkan Nina menariknya keluar.

Turun ke lantai bawah hotel, suasana semakin ramai.

Mobil mewah yang ada di jalan terlihat parkir hingga menghalangi dan menyilaukan pandangan banyak orang.

Plat nomor tidak hanya dari Kota Jade, juga ada orang kaya dari tempat lain, melihat kelakuan bos-bos ini, semuanya terlihat datang secara mendadak dari luar daerah.

Di waktu ini, Direktur Rico melihat Roky yang dengan sibuknya berkomunikasi dengan pimpinan kantor.

“Ini adalah Master Roky, Master Roky sudah banyak membantu kita kala pandemi ini.”

Beberapa pejabat pemerintah mengangkat kepalanya, melihat Roky yang hanya seorang pemuda dengan pakaian biasa, ia hanya tersenyum dan mengangguk dan justru tidak memperhatikan.”

Smith dengan senangnya berlari ke arah sini dan berkata pada Nina: “ Mereka bilang kalau kedatangan mereka kali ini hanyalah untuk menerima tamu VIP, jangan-jangan itu adalah tim medis kita?”

“Smith, apakah kamu demam?” Nina berkata: ”Apa yang dibuat oleh tim medis kali ini? Bukannkah semuanya mengandalkan Roky, seharusnya Tuan Roky kalau ingin menerima tamu VIP.”

Smith dengan canggungnya menyentuh hidungnya dan mengangguk dengan sedikit tersenyum.

Tim medis mereka datang ketika musim panas dan tidak ada yang dibantunya, sebaliknya mereka hampir melewatkan penyakitnya, sekarang juga ikut pergi ke Bukit Kemun untuk mengambil beberapa sampel.

Kenyataannya membuktikan bahwa banyak ahli dari luar memang bukanlah tokoh utama dalam acara kali ini, bangsawan lokal itu hanya menyapa sopan dengan Smith, berbalik dan sudah mengelilingi di samping Direktur Rico dan Yulia serta mendekati denga penuh perhatian.

Para ahli dari luar juga berdiri di samping dengan penuh penasaran dan tidak mencondongkan tubuhnya ke depan.

Waktu ini, Yulia menyingkirkan kerumunan, dan dengan langkah cepat bergerak ke arah Roky dan bertanya: ”Awalnya kami berencana untuk berangkat pagi, namun tiba-tiba datanglah sekelompok orang ini yang mengatakan bahwa mereka ingin menjemput kami juga ada seorang master yang dihormati, apakah itu kamu?”

Roky melihat ke arah kerumunan dan bertanya, “Siapa yang mengadakan resepsi? Si Marga Wu?”

Yulia berkata, “Siapa lagi kalau bukan Bram karena cuma dialah yang punya kemampuan seperti ini, mampu untuk memanggil semua orang kaya di Kota Jade untuk datang dan menemaninya.”

Itu bukanlah pengaturan dari Willy Wu sehingga Roky menggelengkan kepala dan berkata: “Itu bukanlah aku.”

Nina mengedipkan matanya yang besar, dengan senangnya berkata: “Mungkinkah ada master lain yang hebat, Negara Yuga benar memiliki banyak orang hebat dan kedatanganku ini membuat mataku terbuka lebar.”

“Siapa sebenarnya, yang bisa melebihi kehebatanmu?” Yulia juga bingung.

Berdasarkan pandangannya, semalam Roky di Bukit Kemun dengan jurus ribuan roh pedang, telah sepenuhnya mematahkan tiga pandangannya.

Juga pada saat ini, datanglah sebuah suara dari samping.

“Nona Yulia, kenapa kamu datang sampai ke sini.”

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu