Aku bukan menantu sampah - Bab 384 Peninggalan Keluarga Lu

jika dia mengembalikan villa, maka mereka akan merasa kerugian yang besar. Jenny tadinya sudah berkata kepada para saudaranya kalau kedua villa itu akan menjadi miliknya. jikalau villa itu dikembalikan, bagaimana caranya bersikap sombong di depan para saudaranya itu lagi?

"ibu, aku tahu apa yang harus aku perbuat." kata Roky.

Dewi pun berdiri dan berkata: "aku akan menopang ibuku masuk ke dalam kamar."

jika membiarkan Jenny terus berteriak, mungkin semua orang yang ada di jalan akan mendengarnya dan itu sangatlah memalukan.

Roky lalu menganggukkan kepalanya.

ketika Dewi hendak berjalan keluar, Roky seketika terpikir akan suatu hal dan dia segera berkata: "Dewi, apakah kamu masih ingat akan Fendi?"

"masih, kenapa?" Dewi menolehkan kepalanya dan merasa sangat aneh, "bukankah dia sedang berada di dalam penjara? aku mendengar kalau dirinya dihukum penjara selama 37 tahun karena dia memiliki begitu banyak kasus."

Roky menatapnya dan berkata: "kamu adalah teman Fendi kan? apakah Fendi memiliki saudara kandung?"

"aku tidak begitu jelas akan hal ini." kata Dewi sambil menggelengkan kepalanya.

dia bukanlah orang yang suka mengurusi hidup orang lain. ditambah lagi hubungannya dengan Fendi hanyalah sebatas teman sekolah biasa, dia tidaklah memiliki waktu luang untuk pergi mendalami keluarga orang lain.

Roky menganggukkan kepalanya: "aku mengerti."

setelah Dewi pergi, tatapan Roky terlihat begitu dingin dan sadis.

dia khawatir kalau Fendi merupakan bagian dari keluarga Lu dan memiliki hubungan tertentu.

setelah berpikir, dia pun menelepon Lian.

"halo, presdir Lin!" Lian sedang bersantai di ruangan sauna dan setelah menerima panggilan dari Roky, dia segera terjatuh dari atas kasur sambil berkata: "apakah presdir Lin ingin memberi perintah?"

"telusuri siapa saja anggota keluarga Lu."

"baik, aku akan segera menelusurinya." kata Lian dan dirinya merasa lega.

ini bukanlah hal yang sulit, dia cukup menelepon pusat kepolisian saja.

lima menit kemudian, Roky mendapatkan jawaban dari Lian.

sesuai dugaannya, Steven adalah kakak kandung dari Fendy dan selama ini dia berada di luar negeri.

setelah keluarga Lu bangkrut, Steven mendapatkan seorang gadis kaya di luar negeri sana dan gadis kaya itu selalu membantunya dalam mengurus segala hal.

tidak heran kalau Steven selalu menatapnya dengan tatapan yang penuh dendam.

ternyata ini adalah alasannya.

Roky pun tersenyum dan kembali menelepon Broto. dia menyuruh Broto mengirimkan beberapa orang untuk mengawasi Steven.

bagi Roky, Steven tidaklah ada apa-apanya.

dia bisa berkuasa di atas keluarga Lu dan tentunya dia juga bisa memusnahkan Steven.

dia masih memberi kesempatan hidup buat Steven karena dia ingin melihat dengan siapa Steven berhubungan di antara anggota keluarga Lin.

karena orang itu sangatlah berani untuk enyentuh villa miliknya!

pada malam hari, Talita pun kembali dari pengobatan tradisional negara. setelah tiba di rumah, dia segera pergi ke kamar Roky.

"kak Roky, aku sudah mencari tahu informasi yang ada! kakak dari Steven dipenjara karena melakukan kesalahan di kota Gopo, begitu juga dengan ayahnya."

ekspresi wajahnya begitu panik dan dia menatap Roky dengan tatapan yang tidak tenang.

melihat sikap Talita, Roky sedikit terharu dan dia pun berkata: "tidak salah lagi, masalah keluarga Lu memanglah berhubungan denganku."

Talita terkejut dan mengerutkan keningnya sambil berkata: "tujuan kepulangan Steven dari luar negeri adalah untuk menyelesaikan masalah keluarga Lu. dia sedang berusaha untuk menolong ayahnya keluar dari dalam penjara."

Roky menaikkan kedua pundaknya dan berkata sambil tersenyum: "tenang saja, tidak perduli cara apa yang akan dia gunakan, anggota keluarga Lu itu tetap saja tidak bisa keluar dari penjara."

melihat Roky yang begitu perccaya diri, Talita merasa lebih tenang dan dia kembali berkata: "ini semua layak diterima oleh keluarga Lu. aku mendengar wakil ketua Syarfi berkata kalau dia tidak berhubungan dengan mereka karena dia tidak bisa menerima setiap perlakuan mereka. namun sekarang Steven memiliki beking yang juga merupakan orang penting di kota Wasa ini."

Roky menganggukkan kepalanya dan tatapannya terlihat begitu dingin.

apakah beking yang dimiliki Steven adalah anggota keluarga Lin?

siapa yang memiliki kekuasaan yang begitu besar hingga bisa mengurusi harta kekayaan keluarga Lin?

awalnya dia mengira kalau ini adalah Viska, namun dia merasa ini tidak begitu memungkinkan.

jika dipikir kembali, maka satu-satunya yang tersisa adalah salah satu anggota keluarga Lin yang masih berada di luar negeri.......

ketika Roky sedang memikirkan itu, dia mencium aroma masakan yang sangat harum.

Roky segera menyadarkan pikirannya dan sadar kalau Talita sedang masuk membawa sebuah tempat tahan panas.

"kak Roky, ini adalah sup obat yang aku masak di pengobatan tradisional negara tadi. cobalah...."

"terimakasih." Roky terbengong dan segera menerima sup itu.

sup tersebut masihlah panas dan aroma obat itu sangatlah kental. dapat dirasakan kalau obat ini dimasak dengan tulus.

Talita menatapnya dengan tatapan yang bersinar, dia lalu bertanya: "apakah rasanya enak?"

Roky lalu meminumnya dan berkata: "ini enak."

wajah Talita terlihat memerah dan dia kembali berkata: "kalau begitu, aku akan membuatnya lagi untukmu kedepannya."

setelah mengatakan itu, dia pun berlari keluar.

"tunggu,,,," Roky mengerutkan keningnya. dia ingin menahan Talita, namun tidak lagi sempat.

dia mengerutkan keningnya sambil menatap obat itu dan menggelengkan kepalanya.

Talita sangatlah kasihan, Lisa menaggap dirinya sebagai anak kandung dan Roky juga menganggapnya sebagai adik sendiri.

dari perlakuan Talita, Roky juga merasakan kalau dia sangatlah kurang perhatian. oleh karena itu, Roky pun menanggapnya sebagai keluarga sendiri.

..............

Pengobatan Tradisional Negara.

Steven mengenakan pakaian formal dan masuk ke dalam ruangan kantor Junandus.

Junandus sedang duduk di depan meja bekerja sambil berbicara dengan dua dokter. setelah melihat kedatangannya, dia menyuruh kedua dokter itu untuk pergi sambil berkata pada Steven: "dokter Steven, salep intermiten yang sedang kamu teliti itu apakah sudah memiliki hasil?"

"dua hari ini aku sedang sibuk dalam pemindahan tempat tinggal. sementara ini aku belum memiliki waktu yang cukup." kata Steven dengan tatapan penuh dendam.

Junandus sedikit terbengong dan dia pun bertanya dengan penuh perhatian: "kenapa? bukankah temanmu yang di luar negeri itu meminjamkan villanya untukmu?"

setelah mendengar itu, Steven kembali merasa marah dan berkata: "aku memanglah sudah pindah ke sana, namun aku tidak menyangka aku bertemu dengan sekelompok orang miskin yang membuat kekacauan di sana. aku dan ibuku bahkan diusir dari villa itu."

beberapa hari yang lalu, dia dan ibunya dihajar oleh seluruh anggota keluarga Xu dan bahkan mereka dilemparkan ke pusat pembuangan sampah.

dia mengingat jelas hal ini!

setelah bekingnya itu kembali ke dalam negeri, maka dia akan membalas dendamnya pada Roky.

Junandus begitu terkejut, dia lalu berkata: "siapa dia? beraninya dia bersikap tidak sopan padamu! beritahu aku, aku akan meminta keadilan untukmu."

"ketua Junandus, terimakasih atas perhantianmu." Steven kembali berkata: "kamu juga begitu sibuk. aku akan menyelesaikan hal kecil ini sendirian. namun salah satu manusia dari sekelompok orang miskin itu bernama Roky. aku tidak akan membiarkannya begitu saja."

setelah mendengar nama Roky, senyuman pada wajah Junandus seketika menghilang. dia lalu menatap Steven dengan tatapan yang terkejut dan penuh amarah.

Steven juga menyadari tatapan Junandus itu. dia terbengong dan bertanya: "ketua Junandus, apakah kamu juga mengenal dia?"