Aku bukan menantu sampah - Bab 870 Dia Bermain Dengan Wanita

Andrew buru-buru berkata: "Mungkin salah lihat, Roky mungkin tidak akan ke sana."

“Tidak, aku benar-benar melihat Roky.” Anji pura-pura bingung: “Dan dia masih bersama beberapa gadis, di antaranya ada gadis cantik yang terus memanggilnya bang Roky, aku mendengarnya dengan sangat jelas.”

"Sampah ini!!" Jenni segera berdiri, api amarahnya melunjak, "Aku sudah mengatakannya, hatinya tidak benar, sekarang putriku sedang hamil, dia pasti tidak bisa mengendalikan diri dan pergi mencari wanita liar di luar!"

“Takutnya mungkin tidak seperti itu.” Andrew juga tampak terkejut.

Menurut Andrew, menantu prianya tidak terlihat seperti orang yang begitu.

Jenni marah dan menepuk meja dengan keras: "Apanya tidak mungkin, aku lihat akhir-akhir ini dia selalu keluar sepanjang hari, diam-diam dan misterius, kita juga tidak tahu apa yang dilakukannya! Seorang pria akan berubah menjadi nakal ketika punya uang, bocah ini memiliki vila, uangnya juga tidak diberikan kepadaku, mungkin saja dibelakang putriku, dia memiliki wanita simpanan di luar. "

Melihat Jenni marah, hati Anji merasa sangat nyaman, berpura-pura membujuk dan berkata: "Bibi Xu, mungkin kamu salah paham, KTV yang mereka kunjungi kemarin sangat mahal, jika tidak memiliki uang ratusan juta, pasti tidak bisa main di sana."

“Apa, menghabiskan begitu banyak uang?” Jenni bahkan menjadi lebih marah, berdiri dan menunjuk ke hidung Andrew: “Kamu segera telepon dan panggil sampah itu kembali! Ternyata dibelakang kita, menghabiskan uang untuk wanita lain, dari mana dia mendapatkan begitu banyak uang, pasti mengambil uang dari putri kita, lalu diberikan kepada wanita jalang diluar sana."

Befgitu menyebut uang, Jenni menjadi semakin marah.

Sekarang Jenni sudah tahu bahwa Perusahaan Nogo telah menginvestasikan 3 triliun rupiah di perusahaan putrinya.

Dan sekarang Roky diusir dari keluarga Lin, dan tidak ada kerjaan sepanjang hari, tentu saja tidak punya uang sama sekali, dia pasti telah membujuk putrinya untuk memberinya uang!

Ini benar-benar sudah seperti merawat gigolo kecil!

Hati Jenni penuh dengan api amarah, kemudian melihat Anji yang tampan, kaya dan berkedudukan, dan sangat hormat pada dirinya, jika dibandingkan dengan sampah itu, Jenni bahkan menjadi lebih marah.

Jenni memutar matanya dan tersenyum : "Anji, malam ini kamu tinggal dan ikut makan malam keluarga, tunggu putriku, Dewi kembali, kalian bisa saling kenalan."

Jenni tidak peduli apakah Anji sedang mengejar Sinta atau tidak, bagaimanapun juga, dia harus bertindak lebih dulu.

Sulit untuk menemukan generasi kedua yang kaya, jadi Jenni ingin mencocokkan Anji dengan Dewi.

Anji awalnya ingin tinggal dengan Sinta sebentar, tetapi setelah beberapa kata sopan, dia langsung setuju.

Alicia tidak mengetahui niat Jenni, bahkan menjadi lebih bahagia, hanya berpikir bagaimana dirinya nanti membujuk putrinya untuk menyetujui pengejaran Anji.

Gadis ini, kenapa otaknya tidak berjalan dengan baik?

Membiarkan generasi kedua yang kaya seperti Anji dan tidak mau, tidak tahu apa yang diperbuat mengikuti belakang Roky sepanjang hari?

...

Di malam hari, Roky menerima telepon dari ayah mertua, mengatakan bahwa sudah memesan makan malam keluarga di Restoran Tavern dan memintanya untuk menjemput Dewi untuk makan malam.

Restoran Tavern?

Roky terkejut, ini adalah hotel bintang lima, dan harganya tidak murah untuk mengadakan perjamuan.

Jenni biasanya sangat pelit, tetapi sekarang menjadi begitu murah hati dan bersedia mengeluarkan uang untuk jamuan makan?

Dewi berkata: "Ayo pergi, Sinta jarang berkunjung ke rumah, dan membawa tamu, aku akan pergi ke sana setelah selesai bekerja dan berganti pakaian."

Memikirkan hal ini, Roky juga tidak curiga, dan pergi ke Restoran Tavern bersama istrinya.

Setelah beberapa saat, mobil berhenti di pintu masuk Restoran Tavern.

Roky turun dari mobil dan hendak pergi bersama Dewi, tiba-tiba Dewi menyentuh bawah tasnya.

"Di mana ponselku? Sepertinya aku mengganti pakaian dan menaruhnya di rumah, aku akan kembali dan mengambilnya."

“Aku akan kembali bersamamu.” Roky berkata, dia tidak bisa tenang jika istrinya pulang sendirian.

“Tidak perlu, kamu pergi makan dulu.” Dewi bersikeras: “Hari ini keluarga mengadakan perjamuan, tidak bisa hanya dihadiri oleh ayah dan ibu, aku akan menelepon Disa untuk menemaniku kembali, kamu naik ke atas dulu.”

Roky masih tidak begitu bersedia, tetapi Dewi terus mendorongnya naik ke atas dan berkata bahwa dia akan pulang untuk merias wajah, dan akan segera kembali.

Roky tidak punya pilihan, menelepon Disa untuk mengemudi mobil kemari dan mengantar Dewi pulang, sekalian menelepon Bastian membawa orang untuk mengawasi di belakang, untuk berjaga-jaga.

Roky naik ke atas setelah melihat istrinya masuk ke mobil Disa dan pergi.

Mendorong pintu ruang pribadi, terdengar suara mendorong cangkir dan mengganti cangkir dari dalam.

Roky melirik sekilas, sudah ada jamuan makan mewah di atas meja, tampaknya sudah mulai makan sebentar, Jenni bahkan tidak mau menunggu mereka untuk makan.

Selain itu, orang yang duduk di kursi utama ternyata adalah Anji!

Roky tiba-tiba mengerutkan kening!

Sedang apa, sama sekali tidak ada aturannya!

Meski keluarga yang menjadi tuan rumah, kursi utama harusnya diduduki oleh tuan rumah, memangnya Anji ini siapa?

Jenni duduk di samping Anji, dengan tatapan seperti penjilat, terus tertawa.

"Anji, aku akan menuangkan anggur untukmu, semua keluarga sendiri, jangan segan-segan, ingin makan lauk apa, aku bisa mengambilnya untukmu."

Tampilan penjilat ini membuat Alicia di sebelahnya memutar bola matanya ke atas.

Jelas-jelas, generasi kedua yang kaya ini sedang mengejar putrinya, Jenni ini bersikap seperti dirinya adalah calon ibu mertuanya.

Anji tampak tenang, seperti tuan rumah, dan tersenyum: "Bibi Xu, jangan menjagaku terus, kamu juga makan yang banyak, Semuanya bersikaplah santai, bersikaplah sesuka hati."

Roky masuk dengan wajah tenang, kemudian menemukan tempat duduk yang disediakan untuk dirinya dan Dewi, ternyata adalah dua kursi terakhir di dekat pintu.

Saat ini, Sinta melihat Roky dan segera berteriak, "Sepupu ipar."

Jenni mengupas udang untuk Anji, Begitu mendengar suara itu, Jenni menjadi marah, berdiri dan berkata, "Mengapa kamu baru datang? Apakah kamu tidak tahu malam ini Anji diundang untuk makan malam?

“Aku tidak tahu, ” Roky berkata dengan dingin.

Roky pikir itu makan malam ini untuk Sinta, jika dirinya tahu bahwa Jenni membuat perjamuan ini khusus untuk Anji, Roky pasti tidak akan datang.

“Sikap macam apa ini?” Jenni tidak bisa menahan ekspresi wajahnya, dan memarahi, “Aku masih belum membuat perhitungan denganmu! Di depan para tamu, aku akan menjaga reputasimu, aku akan membuat perhitungan denganmu dengan jelas setelah kembali.”

Nada suaranya yang sombong langsung membuat Roky marah, dan berkata dengan dingin: "Perhitungan apa, jelaskan apa maksud perkataanmu."

"Aku ini ibumu, sikap macam apa ini!"

Di depan semua orang, Jenni tidak menyangka Roky benar-benar akan bersikap seperti ini padanya, dan dengan amarahnya langsung menjatuhkan sumpitnya.

Anji di sebelahnya tersenyum dan membujuk: "Bibi Xu, Roky adalah junior, dan mungkin tidak mengerti etiket, jadi permasalahkan ini dengannya, ayo, makan, makan."

Roky melirik Anji dengan dingin, bocah ini benar-benar mengira dirinya tidak bisa mendengarnya?

Di depan memang tampak Anji seperti membujuk Jenni, tetapi sebenarnya Anji sedang menambahkan bahan bakar ke api.

Kapan sebenarnya Roky menyinggung Anji, sehingga membuat sikap Anji begitu aneh?

Benar saja, Jenni menjadi semakin kesal karena perkataan Anji, dan merasa sangat malu, Jenni menunjuk ke arah Roky dan mengutuk: "Kamu lari ke kota hiburan tadi malam dan bermain-main dengan beberapa wanita sembrono, jangan berpikir aku tidak tahu tentang masalah ini! Tunggu Dewi datang, aku akan segera memberitahunya."

"Apanya sembrono!" Wajah Roky menjadi suram, "Jenni, aku memperingatkanmu, lebih baik tidak berbicara omong kosong di depan istriku."

Setelah mendengar perkataan Roky, Jenni menjadi sangat galak.

Jenni mengadakan perjamuan, paman dan bibi juga ada di sini, sampah ini sama sekali tidak menjaga reputasinya.

Jika tidak menindas sampah ini, bagaimana dengan reputasi Jenni kedepannya.

Jenni segera menepuk meja dan berteriak: "Kamu masih berdalih, aku sudah tahu segalanya! Kamu pergi ke kota hiburan untuk bermain wanita di belakang dan menghabiskan puluhan juta rupiah, dari mana kamu mendapatkan uang ini?"

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu