Aku bukan menantu sampah - Bab 361 Pusat Pemandian Pride

Petang hari, Roky sampai di tempat pertemuan tepat waktu.

Langit baru saja mulai gelap, tapi jalanan ini masih ramai berpesta pora, di sepanjang jalan ada banyak tempat spa, pusat pemandian dan klub hiburan lainnya, tampak seperti jalanan pusat spa dan pemandian.

Papan nama "Pusat Pemandian Pride" terpampang paling besar, nampaknya ini adalah klub hiburan paling besar di jalanan ini.

Lampu merah muda itu sangat bercahaya, di atasnya terpasang gambar wanita cantik berukuran raksasa, adalah gambar seorang wanita cantik mengenakan mantel mandi, setengah tertutup, ekspresinya sangat hangat.

Roky masuk menuju pintu pusat pemandian itu, manajer wanita yang mengenakan setelan jas kerja itu segera menyambutnya, katanya dengan senyum yang memesona: "Berapa orang tuan?"

"Aku sudah ada janji dengan orang." Kata Roky datar: "Membicarakan bisnis dengan Tuan Muda Jhonson."

"Ternyata anda adalah teman Tuan Muda Jhonson." Manajer wanita itu seketika membungkuk hormat, merendahkan dirinya dan berkata dengan hormat: "Lantai atas ruangan nomor 666, saya akan mengantarkan anda."

Roky menuju lantai enam bersama wanita itu.

Manajer wanita itu memutar balik pinggangnya dan berjalan di depan, dia berjalan sambil memujinya: "Tuan pasti adalah bos besar, Tuan Muda Jhonson adalah pelanggan tetap kami, fasilitas kami disini sangat bagus, teknik ahli pijat kami juga sangat hebat, banyak dari bos-bos yang sedang membicarakan bisnis, semuanya memilih tempat ini." Roky tersenyum dan berkata: "Oh iya? Sepertinya pelayanan kalian benar-benar memuaskan."

"Tentu saja." Manajer wanita itu sangat senang, dengan segera menyombongkan dirinya.

Keluar dari lift, manajer wanita mendorong pintu geser ruangan itu, menginstruksikan pada pelayan untuk membawakan satu teko teh hijau Biluochun, kemudian tersenyum dan berkata dengan hormat: "Tuan Roky, silakan masuk! Silakan tunggu sebentar, Tuan Muda Jhonson akan segera datang."

"Baiklah." Roky menganggukkan kepalanya, memasukki ruangan.

Dekorasi ruangan ini sangat mewah, di tengah ruangan tertata sebuah sofa lingkaran dari kulit asli, dinding di dalamnya juga kedap suara, kalau memang digunakan untuk membicarakan bisnis, sebenarnya memang sangat tenang.

Tapi di dekat jendela ada sebuah kasur air berbentuk lingkaran, benda ini malah merusak suasana.

Roky menggelengkan kepalanya, duduk sebentar di sofa, menuangkan teh dan menyesapnya.

Dia biasanya tidak datang ke tempat seperti ini, atau bisa menyerahkannya kepada Broto, Lian dan yang lain, tapi disini adalah Kota Wasa, tidak bisa menghindari "sosialita pebisnis" pria disini.

Tehnya adalah teh hijau Biluochun kualitas tinggi, Roky baru saja meminum habis satu gelas, saat mau meletakkan gelasnya, dia melihat pintunya terbuka, seorang wanita muda yang menawan mengenakan sepatu hak tinggi masuk.

Wanita ini mengenakan gaun terusan ketat warna hitam, dengan potongan leher rendah, pakaiannya sangat terbuka.

Ekor rok pendek itu untungnya menutupi bagian yang paling menonjol, di atas roknya juga masih terpasang sebuah papan, tertulis "nomor 18".

Dia memutar pinggangya dan berjalan ke samping Roky, tersenyum dan berkata dengan manja: "Tuan Roky, apakah kamu masih ingin minum teh? Aku akan membantu menuangkannya untukmu."

"Tidak perlu." Roky bisa melihat sekilas, dia adalah ahli pijat pusat pemandian ini, katanya dengan datar: "Aku sedang menunggu orang, keluarlah."

Siapa sangka baru saja dia selesai berbicara, wanita menawan itu tidak hanya tidak jadi pergi, tapi malah langsung mendekat pada tempat duduknya, tersenyum dan berkata dengan manja: "Tuan Roky, Tuan Muda Jhonson terkena macet di jalan, khawatir bahwa kamu menunggu lama sendirian, kemudian menyuruhku untuk melayanimu terlebih dulu."

Saat tengah berbicara, dia langsung berinisiatif untuk menempelkan seluruh badannya yang montok dengan manja.

Roky menatapnya sekilas, tanpa bergerak.

Wanita ini cantik juga, hanya saja dandanan wajahnya sedikit menor, tubuhnya montok, gaun terusan ketat itu mengikuti garis lekukan di tubuhnya, tubuhnya bergairah, dua kaki putih besar itu samar-samar bersinar.

Tapi, dia juga dapat melihat, meskipun dada wanita ini spektakuler, tapi tubuhnya tidaklah sebagus istrinya Dewi, dada miliknya benar-benar 36 D, tidak tertandingi lagi kehebatannya.

Wanita itu seperti ular putih besar, menempel erat pada tubuh Roky, dia memberikan senyuman mempesona: "Tuan Roky, betapa membosankannya menunggu orang, aku akan memberikanmu pijatan."

Dari tubuhnya tercium aroma parfum yang kuat.

Roky juga sudah berada di Kota Wasa dalam waktu yang lama, sudah lama tidak tidur bersama dengan istrinya, juga tidak bisa menahan untuk memerhatikan terus wanita ini.

Ruangan yang besar ini, benar-benar masih sangat besar!

Sesungguhnya sudah beberapa hari tidak memeluk istri dan tidur dengannya, bagaimanapun dia tetap lebih cantik dari wanita cantik manapun.

"Nomor 18" itu juga menemukan bahwa Roky menatap leher bajunya, dia tidak malu sedikitpun, malah sengaja menegakkannya, tersenyum manja katanya: "Atau Tuan Roky ingin mandi saja, mengenakan baju dan mengobrol, sangat membosankan."

Roky berpindah ke samping, tersenyum dan berkata: "Kenapa kamu tidak melepaskannya?"

"Menyebalkan, kenapa semua pria begitu khawatir seperti ini." Wanita itu mengomel dengan genit, berdiri dan melepaskan roknya.

Roky juga menegakkan tubuhnya, berjalan ke arah jendela dan menelepon, berbicara dengan suara rendah, kemudian dengan cepat mengambil earphone-nya dan memasangkan di telinganya.

.........

Tepat saat Roky baru memasuki pusat pemijatan itu, Lisa menerima sebuah telepon, dia belum mendengarkan dua kalimat sebelumnya, seketika dia sangat terkejut sampai wajahnya pucat.

Talita belum pernah melihat kelakuan tak terkendali darinya ini, dengan segera bertanya: "Bibi, ada apa?"

"Astaga, oh tidak!" Lisa benar-benar terkejut, katanya dengan panik: "Baru saja aku menerima telepon dari kantorbiro, katanya Roky berada di pusat pemandian dengan seorang wanita ahli pijat melakukan aktivitas ilegal, dan tertangkap!"

"Apa? Tidak mungkin itu adalah kak Roky." Talita juga terkesiap dan hampir kehilangan kata-kata, mengembalikan kesadarannya dan segera menggelengkan kepala: "Pasti salah orang."

"Aku juga berpikir seperti itu, pihak sana memanggil kita untuk pergi ke pusat pemandian untuk memberi konfirmasi."

Talita yang mendengarnya, juga segera mengambil tas: "Bibi, ayo kita pergi, aku akan membawa sedikit uang, hanya untuk berjaga-jaga."

Kedua wanita itu panik dan sangat gelisah, mengambil tas mereka kemudian langsung berlari keluar pintu.

Mereka baru saja keluar dari pintu villa, sebuah mobil sewa warna putih berhenti di depan pintu.

Reyner duduk di kursi supir, mengeluarkan kepalanya dan bertanya: "Bibi, sudah malam, kalian mau pergi kemana?"

Begitu melihat Reyner, Talita segera memasang wajah dingin, katanya: "Bukan urusanmu."

Reyner dengan tulus berkata: "Talita, aku sudah memikirkannya di rumah, melakukan perjalanan spesial untuk meminta maaf padamu dan bibi. Tidak peduli apakah kalian bersedia untuk kembali ke rumah Keluarga Meng, masalah yang dulu semua adalah salahku, aku tidak memaksamu dan bibi untuk memaafkanku, tapi yang masih bisa diperbaiki, aku akan dekuat tenaga memperbaikinya."

Sifatnya mendadak berubah, membuat Talita tidak habis pikir.

Hati Lisa tersentuh, melihat Reyner yang meminta maaf dengan rendah hati, dia berkata: "Kami tidak bisa kembali ke Keluarga Meng, tapi niat baikmu ini, kamu telah terima."

Kata Reyner: "Bibi, kamu mau pergi kemana? temanku berada di pusat pemandian untuk berdiskusi tentang bisnis, ternyata mendadak ada pemeriksaan, tertangkap karena salah paham, aku akan menemuinya, kalau jalanan lancar, bolehkah aku mengantarkan kalian juga?"

Begitu mendengar dia ingin menjemput orang, kemudian segera berkata: "Kami juga mau pergi."

Lalita ingin menariknya, tapi sudah terlambat.

Reyner yang berhasil merayunya berkata dengan senyuman: "Baiklah kalau begitu, aku akan menyetir dan mengantarkan kalian, ini mempermudah kalian."

Kedua wanita ini belum pernah bertemu dengan masalah seperti ini, ditambah dengan permintaan maaf yang tulus oleh Reyner, kedua wanita ini juga tidak curiga, segera masuk ke mobil.

Baru saja Lisa masuk ke dalam mobil, tiba-tiba dia melihat dalam mobil masih ada dua pria kekar, di kursi sebelah supir ternyata ada anak dari Tuan Li, seketika dia terkejut dan berteriak.

Talita menyadari bahwa ini buruk, segera ingin kabur, tapi sudah ditangkap oleh kedua pria kekar itu.

Lisa juga ditangkap dengan kuatnya.

Reyner mengubah ketulusannya tadi, dia tertawa dan berkata dengan sinis: "Aku berpikir bahwa kalian ini bodoh, dan ternyata memang bodoh! Tidak heran Roky memperdayakan kalian semaunya, kalian berdua pergi terburu-buru dengan khawatir, ternyata ingin pergi menyelamatkannya dengan jaminan."

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu