Aku bukan menantu sampah - Bab 880 Tuan Viloid Adalah Orang Baik

Sinta tidak bisa menghentikan mereka, sedangkan Andrew yang hendak membujuk mereka juga ujung-ujungnya malah ditampar oleh Jenni.

Dia segera melangkah maju, masing-masing tangannya menarik mereka berdua ke arah yang berbeda.

Rambut Jenni berantakan, dia masih memaki Alicia.

"Tidak tahu malu, beraninya kamu merebut Tuan Viloid, kamu berusaha mendorong putrimu menjadi sekretarisnya Tuan Viloid supaya putrimu bisa merayu Tuan Viloid, benar?"

Kening Roky langsung berkedut, dia menghardik dengan suara rendah, "Bu, kalian menemui Viloid?"

Begitu Roky bertanya demikian, Jenni dan Alicia tercengang dan tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.

Kemudian, Alicia berkata dengan tergagap-gagap: "Roky, sebenarnya kakak yang bersikeras untuk pergi, aku cuman ikut bersamanya, tujuanku hanyalah mau mencari pekerjaan untuk Sinta."

“Kalau mau cari pekerjaan, aku boleh bantu, kenapa kalian harus mencari bantuan Viloid.” Roky membentak dengan nada dingin.

Saat ini, Sinta langsung berkata: "Kakak ipar, kamu salah paham terhadap Viloid, dia adalah orang baik."

“Orang baik?” Roky berbalik dan mencibir dengan dingin: “Apa yang kamu tahu, Viloid bagaikan harimau yang memasang wajah senyum, kalau kalian bersikeras mau bergaul dengannya, hati-hati kalian akan dilumatkan hingga tulang pun tak tersisa.”

Jenni berkata dengan marah, "Kamu tidak tahu mana yang baik dan mana yang jahat, Tuan Viloid berpikir untuk setiap kebaikan kamu, kamu malah tidak tahu bersyukur sama sekali."

Alicia berdiri di pihak yang sama dengan Jenni: "Roky, Tuan Viloid benar-benar baik, dia bilang dia akan membantu kamu untuk bisa pulang ke Keluarga Lin."

"Hehe!" Roky mencibir, "Trik mahir Viloid adalah mengelabui orang, kalau kalian mau percaya padanya, aku juga tidak bisa berkata apa-apa! Tapi ini adalah vilaku, siapa pun yang membawa dia masuk ke vila ini, kemas barang dan pergi dari sini."

Usai berbicara, Roky meninggalkan mereka semua dan masuk ke kamar tidur.

Orang-orang ini mungkin tidak tahu orang seperti apa si Viloid itu.

Begitu mudahnya mereka dikelabui oleh kata-katanya.

“Sepertinya kesalahpahaman Roky terhadap Tuan Viloid sangat dalam.” Andrew menghela nafas.

“Untuk apa kamu menghiraukan sampah itu.” Kata Jenni dengan mata melotot, “Ajak Tuan Viloid untuk makan di lain hari, kita harus minta dia menandatangani kontrak dengan Dewi.”

Sekarang Jenni sama sekali tidak mau peduli dengan Roky lagi, pikirannya dipenuhi dengan niat menjodohkan putrinya dan Viloid.

Saat berkata, Jenni memelototi Alicia lagi dan memperingatkan: "Kalau kamu berani memperebutkan Tuan Viloid dengan aku, keluar dari vila ini."

Andrew berusaha menenangkan suasana, dia segera mendorong Jenni ke kamar tidur.

Alicia duduk di sofa dengan marah, mengutuk: "Putrinya sudah menikah, dia malah mau menikahkan putrinya dengan Tuan Viloid lagi, sungguh tidak tahu malu."

“Ibu, kurangi omonganmu.” Ujar Sinta.

Alicia sekilas melihat Sinta, lalu mengingatkannya dengan suara kecil: "Ini adalah kesempatan bagus, jangan sampai melewatkannya! Lihat kantor Tuan Viloid, kantornya bahkan lebih mewah dari vila ini, kalau kamu bisa menikah dengan dia, kita tidak perlu hidup seperti ini lagi, kita juga tidak perlu menanggung emosi dari Jenni si wanita tua itu lagi, "

"Iya, aku tahu."

Kata Sinta acuh tak acuh.

Meskipun dia tidak begitu tertarik terhadap Viloid, tapi dia juga tidak membencinya, dia merasa Viloid lumayan baik.

Keesokan paginya, Jenni keluar.

“Tante Jenni, apakah Sinta ada di rumah?” Anji turun dari mobil Mercedes-Benz putih di pinggir jalan dan bertanya dengan sopan.

“Kamu?” Jenni segera mengamati Anji dari atas ke bawah, lalu menyindir: “Kamu masih punya muka untuk datang ke rumahku? Saat Roky meminta kamu untuk berguling sambil menuruni tangga, kamu bahkan tidak berani mengatakan apa pun, aku kira Tuan Anji kaya dan berkuasa, ternyata tidak ada apa-apanya."

Sindiran Jenni sangat menyengat, wajah Anji langsung berubah.

Dia menggertakkan gigi, jejak kebencian melintas di matanya.

Hari itu dia terpaksa untuk "berguling" menuruni tangga, itu adalah hal paling memalukan dalam hidupnya, tidak sangka Jenni malah sengaja mengungkit hal ini, itu tidak lain adalah mengekspos bekas lukanya.

Namun, Anji menahan amarahnya begitu teringat kecantikan Sinta, "Tante Jenni, tolong beri tahu Sinta kalau aku mau berbicara dengannya."

Begitu menyebut Sinta, amarah Jenni seketika melonjak, ia teringat perihal dia bertengkar dengan Alicia, Dia langsung melampiaskan semua emosinya ke Anji.

"Apakah kamu tahu malu? Lihat seperti apa dirimu itu, tidak punya uang dan tidak berkuasa, beraninya kamu berpikir untuk menaksir orang dari Keluarga Xu, tolong bercermin dulu, lihat apakah dirimu itu layak?"

Selesai mengutuk, Jenni berbalik dan pergi tanpa melihat Anji lagi.

Jenni sengaja memarahi Anji supaya dia tidak berani datang lagi.

Sekarang dia punya target baru, yaitu menjodohkan putrinya dan Viloid!

Dibandingkan dengan orang kaya top seperti Viloid, Anji tidak ada apa-apanya, Jenni tidak ingin berhubungan apa pun dengan Anji demi menghindari kesalahpahaman oleh Tuan Viloid.

Anji merasa amat canggung, emosi malu dan marah saling bertindih, kebencian melintas di matanya.

Sialan Roky menyebabkan dia "berguling" menuruni tangga, memalukannya di depan semua orang, menyebabkan dia dikutuk oleh Jenni, mengakibatkan dia dipandang rendah oleh Sinta, posisinya jatuh dari bintang tamu Keluarga Xu menjadi tikus di jalanan!

"Roky! Aku bakal membalas dendam ini!"

Anji berkata sambil menggertakkan gigi, kemudian mengeluarkan ponsel dan melakukan panggilan telepon.

Begitu panggilan tersambung, dia segera membungkuk dan berkata dengan nada yang menyanjung.

"Tuan Viloid, ini Anji, apakah kamu sudah selesai sibuk? Kami akan datang untuk berdiskusi dengan kamu sore ini."

...

Sore hari.

Viloid duduk di kursi kulit, melipatkan kaki, menatap dua orang di depannya dengan tatapan angkuh.

Di kantor yang luas, ada lebih dari 20 pengawal berbaju hitam yang berdiri di kedua sisi, Semua pengawal mengenakan kacamata hitam, berdiri dengan posisi sikap istirahat.

Anji dan Nando berlutut di atas karpet, mereka berdua tampak hormat dan turut, mereka bahkan tidak berani bernapas.

Viloid memegang sebuah belati, berkata dengan acuh tak acuh: "Aku sudah memeriksa bahwa kalian berdua pernah dirugikan oleh Roky, kalian berdua adalah orang dari Keluarga Anji, tapi Roky malah berani mempermainkan kalian, aku sungguh tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi."

Nando langsung mengangguk-anggukkan kepala: "Tuan Viloid, Si Roky itu terlihat baik di permukaan, nyatanya dia sangat licik! Dia tidak lain adalah orang jahat!"

“Benar! Si Roky itu punya banyak trik, dia juga mempunyai segerombolan kaki tangan.” Anji segera mengiyakan kata-kata Nando sambil mengertakkan gigi: “Kami semua ditipu oleh si bocah itu”.

Viloid tersenyum tipis: "Dia memang merupakan orang seperti itu, kalian masih terlalu muda sehingga mudah terjebak oleh triknya."

Anji berkata dengan tidak sabar: "Tuan Viloid, untuk apa kamu meminta kami datang ke sini? Apakah cuman untuk menanyakan persoalan tentang Roky? Apakah Roky adalah orang dari Keluarga Lin ..."

Viloid meletakkan belati, secercah cahaya aneh melintas di balik kacamata.

"Dia? Roky telah dikeluarkan dari Keluarga Lin sejak lama, dia sama sekali bukan anggota keluarga Lin lagi, aku mendatangkan kalian karena aku pernah berselisih dengannya, tetapi identitasku tidak memungkinkan aku untuk menindaklanjuti dia.”

Sebuah ide melintasi benak Nando, dia seketika tanggap.

"Tuan Lin, bagaimana kalau kami membantu kamu menindaklanjuti hal ini? Kami akan menghajar Si Roky itu."

Dua hari lalu, mereka berdua menerima telepon dari Sekretarisnya Viloid yang mengatakan bahwa calon pewaris Keluarga Lin ingin berbicara dengan mereka secara mendetail, mereka pun sangat bergairah, itu adalah Perusahaan Griya!

Keluarga pertama yang ingin didekati oleh para pejabat dan orang kaya di Kota Sahaja!

Apalagi orang yang mencari mereka adalah calon pewaris!

Sungguh tersanjung bahwa calon pewaris ingin berdiskusi dengan mereka berdua.

Tanpa diduga, Viloid mendatangi mereka demi persoalan Roky!

Hal ini kebetulan pas dengan keinginan Anji, dia langsung berkata sambil menepuk dadanya sendiri: "Tuan Viloid, jangan khawatir, aku akan mengurus masalah ini dengan benar, aku jamin bakal membuat Si Roky itu menderita."

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu