Aku bukan menantu sampah - Bab 646 Tante tidak Menentang lagi

Hanya menemukan Viska yang mengangkat dagunya, berdiri di dalam ruang tamu terhormat dengan arogan, matanya pun berkilau.

Satu pelelangan lagi-lagi menjadi ramai!

Bahkan Barry pun juga agak merinding, jantungnya terus berdetak cepat.

Kaya!

Pantas Keluarga Lin adalah pemimpin empat keluarga besar Kota Wasa!

Kayanya tidak manusiawi!

Semua hadirin pun tercengang dan suasana tempat menjadi hening.

Viska menyambut pandangan yang tak terhitung dengan melirik semua orang dari atas dan membuka mulut dengan cuek.

“Aku sangat yakin untuk memperoleh liontin itu! Tapi agar para hadirin tidak mengira keluarga-ku sedang memotong jalan, jadi kalian semua boleh ikut menawar juga. Tapi aku ada sesuatu yang ingin aku beritahu ke semuanya, mau kalian menawar harga yang semakin tinggi, aku akan terus menemani kalian menawar.”

Setelah itu, Viska duduk kembali di tempatnya dengan wajahnya yang datar dan cuek.

Setelah ia selesai berkata, suasana pelelangan masih sangat tenang.

Meksipun Viska membiarkan mereka untuk menawar, tapi siapa yang memiliki keberanian itu untuk bersaingan dengan Keluarga Lin?

Jumlah harta kekayaan sembilan puluh persen tamu yang datang kesini tidak hanya tidak menyentuh dua puluh triliun, bahkan tidak mencapai setengahnya.

Lagi pula, ia langsung menawar dua puluh triliun, harga yang begitu tinggi, tampak jelas bahwa ia ingin membiarkan orang lain tahu diri dan mundur, serta mengejutkan orang-orang di tempat.

Barry menahan nafas dan merasa sangat senang hingga kakinya ikut gemetar.

Melelang barang dengan harga yang begitu tinggi, Perusahaan Bale Auction harus mengambil biaya administrasi sebanyak sepuluh persen. Kalau dihitung-hitung, mereka pun dapat memperoleh satu triliun.

Sekretaris di sebelahnya pun berkata dengan pelan. “Pak Barry, kalau Keluarga Lin begitu kaya dan juga menganggap penting liotin itu, bagaimana kalau kita cari orang untuk acting dan tawar menawar dengan Viska?”

Barry berpikir selama beberapa detik, lalu menggelengkan kepala berkata, “Dua puluh triliun bagi Viska hanya beberapa aset dari usahanya. Jika orang kita tawar menawar harga dengannya dan ia tidak mau, bukankah barang ini akan berakhir di orang kita?”

Harta kekayaan Keluarga Bale tidak mampu dipertaruhkan. Ia tidak dapat mengetahui latar belakang Viska, tidak berani asal mengambil resiko.

Lagi pula liontin ini sama sekali tidak pantas dilelang dengan dua puluh triliun.

Barry mengerti untuk berhenti di saat yang tepat, lagi pula ia sendiri juga tidak berani untuk menyinggung Viska dan menjadi musuh Keluarga Lin.

Mengingat ini, Barry pun tersenyum, bertepuk tangan sambil mengangkat kepala tertawa berkata.

“Nona Viska memang hebat! Aku rasa para hadirin setempat tidak memiliki sejumlah uang untuk bersaingan dengan Nona Viska. Liontin ini menjadi milik Anda.”

Viska bangkit, lalu berbalik badan berjalan ke luar dari tempat.

“Pak Barry, nanti uangnya akan dikirim ke akun bank Perusahaan Bale Auction dan kita tidak saling berutang.”

Di belakang tertinggal orang-orang yang berdiskusi diam-diam.

Setelah Liontin Pisces terakhir sudah dilelang, acara pelelangan pun berakhir.

Tapi untuk kekayaan Keluarga Lin Kota Wasa pun langsung tersebar luas dengan cepat.

Setelah pelelangan berakhir, hari sudah sore.

Para petugas Perusahaan Bale Auction pun sibuk mengurus administrasi selanjutnya. Hal yang terpenting adalah liontin yang dilelang Viska itu.

Saat mau tiba makan malam, Bagor menyetir mobil tiba di hotel, mengundang Roky dan teman-temannya dengan hormat, menuju hotel dimana Viska menginap. Di belakang mereka diikuti lima mobil jeep dan terisi penuh dengan pengawal yang bersenjata.

Roky memasang wajah biasa, bahkan tidak mengganti pakaian tadi dan langsung duduk di atas mobil.

Tapi Aung Miko mereka merasa sangat gugup, takut salah berbicara di hadapan Viska.

Tak lama kemudian, Bagor menghentikan mobil di Hotel Bayview dan menyambut hormat orang-orang turun dari mobil.

Hotel berbintang lima ini telah dipesan Viska sepenuhnya. Direktur pun membawa seluruh karyawannya untuk menyambut kedatangan mereka di luar pintu.

Acara makan-makan pun diadakan di restoran taman bunga yang terletak di atas gedung. Semua makanan disiapkan oleh tim juru masak Keluarga Lin dan sangat mewah.

Selain Aung Miko, hampir seluruh anggota tim tidak pernah makan bersama dengan tokoh besar sepertinya, sehingga hati mereka sangat gugup.

Berbeda dengan Viska yang sebelumnya bersikap arogan di acara pelelangan tadi dan tersenyum mengundang semuanya duduk di tempat.

Aung Miko agak semangat, setelah berbincang ringan, ia pun hati-hati bertanya. “Nona Viska, Anda…benar-benar bukan saudara Kak Roky?”

Maggy menutup mulut, tak berbicara.

Ia sendiri pernah mendengar beberapa informasi tentang latar belakang Roky, tapi ia masih belum bisa memastikan dan terus menyembunyikan rasa penasaran itu di dalam hati.

Sekelompok anggota tim memandang kearah Viska utnuk menunggu jawabannya.

Kalau tidak, hal ini sungguh aneh.

Orang yang seperti Viska, memiliki identitas sebagai bos perempuan terbaik di seluruh dunia, bisa-bisanya mengundang Roky beserta teman-temannya makan bersama.

Di tengah pandangan orang-orang, Viska pun berkata dengan setengah bercanda. “Aku ingin menjadi saudara Roky, tapi harus lihat ia kapan mau mengakuiku sebagai saudaranya.”

Setelah itu, ia melirik sekilas kearah Roky, tatapannya pun menunjukkan teguran.

Anak ini meninggalkan Keluarga Lin tanpa memberi kabar, bilangnya mau mengakhiri hubungan dengan Keluarga Lin. Akhirnya ia sendiri tahu dan hampir saja muntah darah.

Selanjutnya, ia mengejar Roky lagi ke Kota Gopo, tapi bocah ini bisa-bisanya demi Dewi, mati pun juga tidak mau kembali ke Keluarga Lin.

Viska sungguh kesal dan panik, tapi ia juga tak berdaya terhadap Roky.

Kalau tidak, dengan sifat yang ia miliki, ia telah memusnakhkan satu Keluarga Liu dari dunia ini.

Kakak laki-laki dan Kakak Iparnya meninggal dengan cepat, hanya menyisakan satu anak ini. Kalaupun sangat kesal, ia juga tidak boleh tidak memedulikan keponakan satu-satunya ini.

Viska tersenyum berkata, “Kalian semua adalah teman Roky, bukan? Kalau begitu, aku juga tidak menyembunyikannya dari kalian lagi. Orang tua Roky minta aku untuk merawatnya, aku tentu harus merawatnya dengan baik.”

“Oh, ternyata seperti itu.”

Aung Miko menghela nafas.

Tapi seketika ia tersadar kembali, lalu memandang Roky terkejut.

Jika kata-kata Viska dipikir ulang lagi, bukankah orang tua Roky juga merupakan tokoh yang menakjubkan? Kalau tidak, bagaimana mungkin memiliki posisi yang setingkat dengan Viska?

Tapi ini adalah masalah keluarga orang lain, Aung Miko pun tidak terus bertanya lagi.

Karena Viska malam itu harus naik pesawat kembali ke Kota Wasa, jadi acara makan-makan itu tidak berlangsugn lama.

Tapi di acara makan-makan tadi, Roky mengungkit hal untuk bekerja sama dengan Keluarga Aung San. Aung Miko pun merasa gugup, tapi siapa sangka Viska pun langsung menyetujuinya dan membiarkan mereka datang ke Kota Wasa untuk menandatangani kontrak.

Hal tersebut sungguh membuat Aung Miko merasa bahagia dan terus memanggil ‘Kak Roky’ dengan semangat.

Mengingat dirinya yang bertemu dengan Roky untuk pertama kali, ia bisa-bisanya tidak menganggap Roky penting. Aung Miko pun menyesal mengingat hal tersebut dan ingin sekali waktu mundur ke belakang, tampar wajahnya sendiri berkali-kali.

Di acara makan-makan, Viska tidak banyak membahas identitas Roky. Hanya saja, setelah selesai makan, ia membiarkan Roky untuk menetap, bilangnya ada beberapa hal yang ingin dibahas bersama dengannya.

Aung Miko mereka pun mengetahui keadaan dan pergi meninggalkan tempat.

Menunggu orang-orang itu pergi, senyuman pada wajah Viska pun menghilang. “Roky, kali ini aku datang demi Liontin Pisces, juga demi kamu. Malam ini kamu harus meninggalkan Kota White River bersamaku. Aku mendapat informasi, Keluarga Bale ada kemungkinan untuk menyerang Aung Miko. Tim pengawal Keluarga Bale telah ditempatkan di luar kota sana, sepertinya ingin menutupi wilayah ini. Aku takut nanti adanya pertarungan. Selagi Keluarga Bale masih takut kepada Keluarga Lin, kamu pergilah bersamaku, sangat bahaya jika kamu menetap disini.”

Roky berkata dengan serius. “Tante, mereka semua adalah anggota timku. Sebagai pengajar mereka, aku tidak akan meninggalkan anggota timku.”

“Oh?” Viska mengangkat satu alisnya, menilai ia dari atas hingga bawah, lalu tertawa berkata. “Aku sungguh tak sangka kamu bisa-bisanya datang kesini sebagai pengajar, sepertinya kamu sudah dewasa.”

Roky kehabisan kata-kata, lalu membantah. “Tante, jangan-jangan dulu aku hanya seperti ini di matamu?”

“Tentu saja.”

Viska tertawa berkata, “Mau kamu sudah besar, kamu masih kecil bagiku. Setelah Kakak dan Kakak Ipar pergi, merawatmu sudah menjadi tanggung jawabku. Aku tentu tidak boleh membiarkan kamu terluka sedikit pun.”

Mendengar ini, hati Roky pun menjadi sedih dan terharu.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu