Aku bukan menantu sampah - Bab 904 Ilmu Merenggut Arwah

Sekali Jenni melihat masalah menjadi besar, seketika juga terkejut.

Dia hanya kelihatan Ardian mudah diajak kompromi, ingin ribut sebentar untuk mendapatkan rumah, tidak terpikir Viska ternyata sama sekali tidak peduli statusnya, bilang keluar langsung keluar.

“Aku tidak akan pergi, Dewi, kamu bantu ibu ngomong beberapa kata.”

Jenni berusaha keras memberontak, menjerit sampai suara serak.

Dewi sudah dibuat kesal sampai wajah memucat, sampai sulit bernafas.

Roky langsung berjalan ke depan, memijat beberapa titik saraf di badan wanita itu, ini baru membuat suasana hati istrinya menjadi tenang, menghindari mempengaruhi janin.

Pria itu membalikkan badan, dengan ganas berkata: “Lempar Jenni keluar!”

Tiba-tiba saja, dari belakang terdengar suara teriakan yang lantang.

Ardian tiba-tiba tubuhnya roboh, tiba-tiba duduk di kursi roda mulut memuntahkan buih putih, dua mata langsung melihat ke atas, sekujur tubuh gemetar seperti tersambar listrik saja.

“Pak tua!!” Viska seketika terkejut langsung, meninggalkan Jenni, berlari cepat dua tiga langkah ke depan Ardian, “Ayo ambilkan obat kemari.”

“Kakek!!” Roky dalam hati langsung memberat, paras wajah menjadi dingin sampai tingkat tertinggi.

Dewi juga dengan suara bisikan, buru-buru berkata: “Roky, aku tidak apa-apa, kamu lihat kakek dulu saja.”

Saat ini, beberapa dokter menerjang kemari, satu di antaranya dokter yang berambut pirang mata biru, mengeluarkan sebuah jarum suntik, suntikan terbang cepat disuntik ke legan Ardian.

Satu suntikan disuntik, Ardian yang tadi masih gemetaran, seketika matanya langsung menutup, terbaring di atas kursi dengan tenang.

Jenni terkejut di lantai menyusut menjadi satu bulatan, berusaha sekuat tenaga menggelengkan kepala: “Ini tidak ada hubungannya denganku, pak tua sendiri yang kumat, aku menyentuhnya saja tidak.”

“Bara Jenni pergi!” Roky meledak berteriak.

Beberapa pelayan rumah langsung menerjang kemari, seperti burung elang yang menangkap ayam kecil saja, menarik kerah baju belakang Jenni, langsung membawanya keluar pintu.

Dewi juga tidak menghentikan, air mata yang berkaca-kaca, ingin sekali rasanya menggali lubang dan membenamkan diri ke dalam.

Tidak menyangka ibu kandungnya membuat keributan, ternyata mencelakai Ardian jadi kumat, kalau saja terjadi apa-apa dengan Ardian, masih mau bagaimana lagi dia bertemu dengan keluarga Roky.

Melihat paras wajah Dewi yang bersedih, Roky menghibur berkata: “Istriku, pasti tidak akan terjadi apa-apa dengan kakek, hal ini tidak ada hubungannya denganmu.”

“Apa benar pak tua tidak apa-apa lagi?” Dewi bertanya mengandung air mata.

Viska menghela nafas panjang, dengan ekspresi wajah yang berat berjalan ke depan: “Pak tua sekarang sudah tidak apa-apa lagi, dokter sudah menyuntikkan obat penenang, dia kembali ke kamar istirahat sebentar sudah ok.”

Dewi bertanya: “Sebenarnya kakek mengidap penyakit apa?”

“Ini….” Alis mata cantik Viska mengerut, bawah mata tersambar seuntaian yang rumit, mau mengatakan tapi berhenti lagi.

“Bibi kecil, biar aku periksa kakek.” Dahi Roky mengunci erat, berjalan ke depan dengan seksama memeriksa nadi pak tua.

Tangannya baru saja terjatuh ke lengan Ardian, tiba-tiba ekspresi wajahnya menjadi agak berat.

Aneh!

Nadi pak tua, tak disangka begitu pelan, seperti minyak lampu yang sudah mau kering, api sudah mau padam saja.

Dan juga, nadinya ringan seperti meayang, seperti ada seperti tidak,sama sekali sama seperti orang mati saja, tapi anehnya, juga masih ada seuntaian samar-samar nadi kuat yang menggantung, tapi benang layangan yang tegang, seakan sewaktu-waktu akan tertarik dan putus.

Roky melepaskan tangan, ekspresi wajah berat menundukkan kepala: “Bibi kecil, kakek ini takutnya bukan sakit?”

“Masih saja tidak bisa menutupi dari kamu.” Viska tersenyum pahit, “Awalnya aku berencana, mencari beberapa orang pintar untuk periksa, tapi sekarang kelihatannya, kondisi penyakit pak tua semakin parah.”

Saat ini, Dewi terkejut bertanya: “Ada apa, bukannya kakek sakit?”

Viska menghela nafas, mendongak melambaikan tangan ke pria yang paruh baya berkemeja panjang yang berdiri di belakang Ardian: “Master Ahfun, kamu saja yang memberi tahu mereka situasinya.”

Roky melihat sekilas, bertanya: “Kamu ini guru FengShui yah?”

“Tidak salah kalau kamu tuan muda Lin, sekali melihat bisa kelihatan profesiku.” Pria berkemeja panjang itu dengan hormat berjalan ke depan, membuka mulut berkata: “Tuan muda Lin, aku adalah Ahfun dari Thailand, dua tahun lalu nona Viska memintaku ke sini, terus menjaga kesehatan pak tua.”

“Ahfun ?” Dewi seketika terkejut mendongak.

Dia sering kali di media telivisi, pernah mendengar hal penting mengenai Master Ahfun.

Dia adalah guru FengShui terkenal di Thailand, kemasyurannya bahkan di atas “Raja Naga Merah”, hanya saja biasanya dia merendah, dua tahun lalu tiba-tiba menghilang, jadi baru perlahan memudar keluar dari media.

Tidak terpikir, ternyata Ahfun menjadi guru FengShui profesional Ardian.

Dewi menambah terkejut lagi, kondisi penyakit pak tua, apa hubungannya dengan guru FengShui?”

Tapi Roky malah lebih tenang banyak, mengangguk berkata: “Master Ahfun, apa kakekku terkena ilmu jahat?”

“Tuan muda Lin pintar.” Ahfun tersenyum pahit dua kali, “Pak tua sebenarnya terkena ilmu merenggut arwah, jadi baru lah terus tidak normal, kesadarannya kurang. Saat aku menangani pak tua, menemukan dia terenggut satu arwah satu jiwa, kalau menggunakan obat sama sekali tidak bisa diobati.”

“Apa?” Dewi seketika terkejut menutup mulut, “Suamiku, ini bukannya ilmu jahat?”

Roky membalikkan badan, menjelaskan ke wanita itu berkata: “Kurang lebih.”

Ekspresi wajah pria itu memberat dan dingin.

Ternyata memang benar!

Sama seperti yang dia tebak, kakek memang diguna-guna oleh orang jahat, direnggut satu arwah satu jiwa.

Orang yang merenggut, bukan lah orang yang memiliki berteknik biasa, setidaknya sudah melebihi tingkat Jindan!

Siapa sebenarnya yang memberikan ilmu jahat seperti ini ke kakek?

Roky berpikir dan berpikir, mendongak bertanya ke Viska: “Bibi kecil, sebelum kakek hilang kesadaran, bertemu dengan masalah apa?”

“Ini…” Viska merenung sebentar, berkata: “Aku juga sesungguhnya pernah menyelidiki, pak tua beberapa tahun lalu pergi ke Hefei, sebenarnya melakukan apa, siapa juga tidak tahu. Aku hanya tahu, pak tua sejak balik dari Hefei tidak lama, jadi seperti ini.”

“Hefei!!” Roky spontan biji mata menyusut!

Di sana bukannya tempat Aozora Realm berada?

Aozora Realm, berada di dalam satu gunung yang terpisah dari dunia di Hefei!

Apa mungkin, pak tua juga tahu masalah mengenai Aozora Realm?

Tepat saat Roky berpikir mendalam, tiba-tiba dari luar pint terdengar sebuah suara yang mengandung maksud lainnya.

“Sungguh sulit terjadi, begitu banyak orang keluarga Lin berkumpul jadi satu, apa sedang merundingkan sesuatu?”

Sekali mendengar suara ini, Viska langsung seperti bertemu dengan musuh besar, membalikkan badan dengan dingin berkata: “Mau apa kamu datang.”

Roky juga berekspresi wajah dingin, mendongak melihat ke sana!

Hanya terlihat orang paruh baya berbadan tinggi besar, mengenakan jas berwarna abu-abu besi berdiri di depan pintu, kelihatan senyuman di wajahnya, tapi pandangan mata selalu dingin sampai ke dalam tulang, dan juga dalam tidak terlihat batas.

Benar adalah Marson!!

Di belakangnya, juga ikut empat lima pengawal, semuanya orang yang berilmu sangat tinggi.

“Aku tentu saja pulang menjenguk ayah.” Marson berkata sambil dengan puas melangkahkan kaki masuk.

Pandangan mata Viska menerobos melewati pria itu, ke luar sana dengan dingin memanggil: “Mana pengawal, sebenarnya ada ap aini, membiarkan orang luar masuk!!”

“Apa yang kamu bilang orang tidak berguna di luar sana?” Marson agak tersenyum, sekalian mengambil keluar sepotong sapu tangan putih mengusap tangan, membuang ke lantai: “Keterlaluan aku sudah belasan tahun tidak pulang ke rumah keluarga Lin, pengawal rumah keluarga Lin semakin tidak benar, sekejam mata saja, semua sudah tumbang oleh asistenku.”

Sekujur badan Viska tersentak, dengan ganas melototi erat Marson.

Yang berjaga di luar rumah semua adalah pasukan andalan keluarga Lin, satu per satu ilmu bela dirinya melampaui golongan.

Tak disangka tanpa disadari, ternyata dijatuhkan oleh bawahan Marson!

Marson mendongak melirik sekilas Ardian, setengah mencemooh berkata: “Kenapa, pak tua sudah hampir tidak kuat lagi? kalau mau membuat surat wasiat, aku putra pertama tidak di tempat mana bisa?”

Satu kalimat, Viska marah sampai mata yang berbentuk seperti almond membulat terbuka lebar: “Marson! Kondisi pak tua baik-baik saja, kamu kalau berani menyumpahi satu kata lagi, langsung keluar saja dari sini.”

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu