Aku bukan menantu sampah - Bab 231 Patung Guan Gong Pelindung Rumah

Mike sedang goyah, ketika Mia mengatakannya, dia jadi tersentuh.

Bisa menghemat dua ratus juta dalam sekejap, dia sangat menginginkannya.

Adapun si wanita jalang Dewi, selalu melindungi Roky, dia sudah lama membencinya.

Sebelum membiarkan Roky mati, dia sudah berselingkuh, yang paling bagus adalah melihat istrinya dimainkan oleh orang lain dengan mata kepala sendiri, dan bisa menyembuhkan sakit hatinya.

Memikirkan hal ini, Mike mengangguk dan berkata : “Aku akan pergi bertanya kepada guru!”

Sonny sangat gembira, menelan ludahnya dengan cepat dan berkata : “Terima kasih banyak Kak Mike! Kulit gadis ini sangat lembut, beberapa saudara lainnya sudah memikirkannya sejak lama, lebih berkelas dibandingkan dengan sekelompok wanita pelayan di ruang cuci kaki ! !”

“Sonny, kamu juga harus meneleponku nanti, aku ingin menampar si jalang Dewi itu !” kata Mia.

Kecemburuannya kepada Dewi, bukan sehari dua hari !

Dewi lebih cantik darinya, kemampuan kerjanya juga lebih baik darinya, dan sekarang bahkan mendirikan sebuah perusahaan, berjalan dengan lancar, dan sepertinya akan menjadi wanita karir di masa yang akan datang, sedangkan dia penuh dengan skandal, dan hanya bisa bersembunyi di rumah seperti tikus.

Mia penuh dengan kebencian, dan benar-benar tidak bisa menerimanya.

Sekarang memiliki kesempatan untuk melampiaskannya, dia pasti tidak akan melepaskannya dengan mudah.

Sonny berjanji : “Kak Mia, tidak masalah! Aku pasti akan meneleponmu nanti!”

……

Pada sore hari di hari kedua.

Roky membeli sayuran dan pulang ke rumah, dan melihat Dewi berada di ruang tamu, kemudian dia bertanya : “Kenapa kamu pulang lebih awal? Apakah hari ini tidak sibuk di perusahaan ?”

“Bukan.”

Dewi terlihat lelah, duduk di sofa dan mengusap pelipisnya : “Ayah hampir ditabrak mobil pada siang hari, tapi untungnya dia menghindar dengan cepat, dan hanya luka luar saja.”

“Pada akhirnya saat perjalanan pulang ke rumah, sebuah pot bunga jatuh dari lantai atas, dan hampir mengenai kepalanya !”

Roky terkejut, dan segera bertanya, “Apakah ayah terluka?”

“Tidak mengenainya, tetapi ayah syok, sesak napas di tempat, dan sudah diantar ke rumah sakit, aku baru saja pulang dari rumah sakit, ibu masih berada di rumah sakit.”

Roky mengerutkan keningnya dan segera melihat ke sekeliling.

Jimat yang dia tempelkan di dinding telah hilang !

“Di mana jimatku?”

Dewi berkata dengan tidak senang : “Ibu merobeknya, dan mengatakan bahwa barangmu tidak berguna! Kemudian dia mengundang Guan Gong, untuk di tempatkan di ruang tamu!”

Roky mendongak dan baru menyadari ada sebuah patung emas Guan Gong di lemari ruang tamu, di depannya terletak beberapa apel, dan tiba-tiba wajahnya menegang.

Gawat!

Alam semesta yang dibangun oleh dirinya sendiri telah dihancurkan oleh ibu mertuanya!

Roky melihat patung Guan Gong plastik yang dilapisi emas yang dibeli dari warung pinggir jalan itu, dan langsung terdiam, dan tidak bisa berbicara apa-apa.

Tapi masalahnya sudah terjadi, dia hanya bisa memperbaikinya.

Rangkaian kemalangan masalah hidup dan mati ayah mertuanya, ini menunjukkan pihak lain telah mulai melakukan sesuatu.

Roky membungkuk, menarik sebuah jimat kuning yang berbentuk segitiga dari bawah sofa, dan menghela napas lega.

Untungnya demi keamanan, dia meletakkan sebuah jimat perdamaian, dan tidak dibawa pergi oleh ibu mertuanya, sekarang tulisan sinabar di atas jimat telah pudar, karena sudah menangkal nasib buruk ayah mertuanya.

Jika bukan karena selembar jimat perdamaian ini, mungkin ayah mertuanya sudah mati dengan tragis.

“Apa ini?” Dewi juga melihat jimat kuning itu, dan wajahnya keheranan.

“Bukan apa-apa.”

Roky meraih pergelangan tangan Dewi dan berkata : “Beberapa hari ini jangan lepaskan gelang di tanganmu ini.”

“Kamu……maksudmu gelang kerang ini?” melihatnya sangat serius, Dewi juga melihat ke pergelangan tangannya, dan berkata : “Aku terus memakainya, bahkan tidur pun aku tidak pernah melepaskannya.”

Roky mengangguk, menenangkan diri dan berkata : “Aku ke rumah sakit lihat ayah dulu, kamu istirahatlah di rumah.”

Gelang ini adalah alat dharma kualitas terbaik yang dibuat olehnya menggunakan mutiara suci pada pelelangan waktu itu, adanya gelang itu di tubuh istrinya, pasti tidak akan masalah.

Namun ayah mertuanya masih berada di rumah sakit, jadi dia pergi ke sana sambil membawa sebuah jimat perdamaian.

Tepat pada saat ini, Jenni membungkuk, mendorong pintu dan berjalan masuk, dan berjalan sambil menggosok bahunya.

“Ibu, kamu kenapa?” Dewi segera bertanya.

“Eh…… terjatuh di depan pintu dan pinggangku terseleo, sakit sekali.”

Jenni sedang berteriak kesakitan, tiba-tiba begitu mendongak dan melihat Roky, dia mengangkat alisnya dan berteriak : “Roky, dasar kamu pembawa sial, tidak masalah jika kamu menipu di luar, tapi masih saja menempel jimat di rumah? Jimat yang ditulis oleh pengecut sepertimu, tidak lebih dari menggertak orang yang tidak berotak, ingin menggertakku? Minggir, jika bukan karenamu, ayahmu juga tidak akan masuk rumah sakit ! !”

“Ibu, ayah syok, apa hubungannya dengan Roky!”

Dewi segera membela Roky, dan berdiri di depannya.

“Tidak ada hubungan?” Jenni penuh dengan amarah, berjalan mendekat dan menunjuk hidung Roky sambil mengutuk : “Lihatlah si jelek ini, setiap hari menganggur di rumah, dan bahkan masih menggambar jimat tidak jelas !”

Setelah selesai berbicara, dia melihat jimat kuning yang dipegang Roky, dia sangat marah sehingga meraih dan membuangnya ke lantai, sekalian mengambil sapu, dan memukul wajah Roky.

“Dasar sampah, jika ingin menipu di luar saja ! kenapa aku begitu sial hari ini, ditabrak mobil, dibentur pot bunga, dan ketika aku masuk juga terpeleset dan jatuh, ini semua karena jimatmu itu!”

Roky tidak sempat mengelak, tubuhnya terpukul oleh sapu dan seluruh badannya penuh dengan debu seketika.

Dewi berdiri diantara Jenni dan Roky, dan berdebat sambil merebut sapu.

“Ibu, kamu berbicaralah dengan sedikit masuk akal, ini tidak ada hubungannya dengan Roky!”

“Dia! Dialah yang sembarangan menempel jimat dan menyelakaiku, minggirlah putriku, hari ini ibu akan memukulnya sampai mati !”

Jenni ingin menerkamnya dengan garang, tiba-tiba tubuhnya keseleo, dan duduk di lantai sambil menggososk pinggangnya.

Dia menarik napas kesakitan, sambil menatap Roky dengan tajam, dan berteriak.

Dewi mengambil kesempatan untuk mengedipkan mata kepada Roky dan berkata : “Sekarang ibu sedang marah, kamu pergilah ke rumah sakit terlebih dahulu.”

Jenni mengamuk, bahkan anjingpun takut, Roky juga hanya bisa menghindar sementara waktu, menyuruh Dewi beristirahat di rumah, kemudian berbalik badan dan pergi.

Dibelakangnya masih terdengar suara makian dan teriakan Jenni.

“Dasar sampah! Jika kamu memiliki kemampuan jangan kembali! Jika kamu berani pulang, aku akan mematahkan kakimu!”

Roky keluar dari rumah, dan berjalan-jalan sejenak di sekitar rumah.

Tepat di halaman rumput depan rumah, Roky tiba-tiba berhenti, menatap ke suatu tempat dengan wajah yang dingin.

Dia berjalan mendekat, menyingkirkan semak-semak yang subur itu, dan memungut sebuah boneka kertas dari dalam.

Ini adalah sebuah kertas putih, digunting menjadi bentuk sebuah manusia kertas, dan tingginya hanya satu inci, dan juga tersembunyi di rerumputan, sehingga sangat sulit untuk ditemukan oleh orang lain.

Meskipun orang melihatnya, kebanyakan orang juga akan berpikir itu adalah mainan anak kecil, dan tidak akan peduli sama sekali.

Tapi Roky langsung tahu bahwa ini adalah mantra Asia Tenggara yang sangat ganas !

Sihir untuk mengutuk orang !

Dengan tanggal lahir pihak lain, dan mengguntingnya menjadi boneka kertas, jika perapal mantra memiliki kekuatan sihir yang kuat, maka pihak lain bisa langsung mati dengan tragis !

Di belakang boneka kertas adalah tanggal lahirnya Andrew.

Roky mencibir sejenak, ingin membakar boneka kertas ini menjadi abu, melakukan serangan balik kepada perapal mantra, tetapi sementara waktu dia berubah pikiran.

Dia memadatkan kekuatan spiritual ke jari telunjuknya, dan menggambar di atas boneka kertas itu.

Melihat beberapa sinar cahaya sekejap merasuki boneka kertas itu, dan kemudian lenyap.

Roky mengangkat tangannya, dan melemparkan boneka kertas itu ke udara.

Tidak ada angin di sekitar, tapi boneka kertas itu seperti layang-layang, mengapung di udara, dan mengambang ke satu arah.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu