Aku bukan menantu sampah - Bab 352 Mengobati Kakek Jiang

Reyner gemetaran karena takut karena dia punya catatan buruk sewaktu Syarfi Lu mengatakan dia mencuri obat.

Meskipun masalah ini disebabkan oleh Syarfi Lu sendiri dan tidak menjadi masalah besar di balai pengobatan.

Tapi takutnya dia akan diusir jika melakukan kesalahan lagi.

Reyner hanya bisa berkata dengan sedih, "Benar..... aku yang membuatnya sendiri."

"Jika begitu kamu bisa membuatnya lagi." Junandus berkata, "Semua bahan ada di dalam apotek. Oh ya, kamu sudah magang beberapa waktu di sini dan akan menjadi apoteker tetap beberapa saat lagi."

Tidak mudah bagi seorang apoteker magang di balai pengobatan tradisional berubah menjadi apoteker tetap, ada orang bahkan sudah magang selama dua tahun tapi tetap belum menjadi apoteker tetap.

Reyner langsung bersemangat dan buru-buru berkata, "Terima kasih ketua Junandus."

Dia akan menyuruh Lani mengeluarkan uang pribadinya untuk membeli salep intermiten lagi.

.....

Roky menelepon Broto untuk menanyakan masalah produksi salep.

Broto mengatakan jika pabrik farmasi Babel untuk sementara baru memproduksi produk pertama dan masih belum dipasarkan.

Karena di pasaran bahkan beredar salep intermiten palsu dan tidak tahu apotek mana yang mendengar berita itu dan merasa menguntungkan maka ikut membuatnya.

Salep intermiten meskipun merupakan obat tiruan tapi tidak bisa disebut obat palsu juga karena obat ini juga berkhasiat untuk patah tulang tapi efeknya jauh berbeda dari obat yang asli tapi memakai nama salep intermiten jadi sangat laris dan juga harganya sangat mahal sekitar puluhan juta untuk sekotak.

Sekarang Broto sedang mengurus masalah obat salep intermiten palsu sehingga menunda beberapa harinya.

Broto akan mengirimkan salepnya ke kota Wasa dalam beberapa hari lagi untuk dijual keluarga Jiang untuk mendapatkan sedikit bonus.

Roky menelepon Suri Jiang setelah dia selesai menelepon Broto, dia berdiri dan akan mengobati kakek Jiang.

Kediaman keluarga Jiang ada di area paling mahal di kota Wasa.

Rumah yang punya halaman besar itu dibangun dengan desain antik dan sebuah plakat emas hitam yang berhuruf emas tertulis 'Kediaman Jiang'.

Di bawah tulisan itu ada sebuah tanda tangan terkenal yang sering muncul di TV.

Adalah suatu kehormatan jika bisa mendapatkan tulisannya sendiri.

Suri Jiang dan Hendrik sudah tahu jika Roky akan datang maka dia sudah menyambutnya di depan pintu.

Dua baris pengawal berdiri rapi untuk menyambut kedatangan orang besar.

Mata Suri Jiang langsung bersinar dan berlari menghampirinya sewaktu melihat Roky turun dari mobil bahkan Hendrik juga tidak bisa menahannya.

Hanya beberapa orang yang disambut seperti ini oleh keluarga Jiang selama beberapa tahun ini dan semuanya adalah orang yang punya kekuatan finansial tinggi.

Semua orang berpikir jika orang itu adalah seorang tamu agung tapi ternyata hanya seorang pria biasa.

Roky masuk dengan ramah.

Di dalam kediaman keluarga Jiang lebih mewah lagi, ada lima puluhan pembantu di dalamnya selain itu ada dua ratusan pengawal sebagai pasukan pengaman yang bergiliran menjaga keamanan keluarga Jiang.

Suri Jiang mendorong sebuah pintu setelah sampai di halaman belakang, senyum di wajahnya menghilang dan dia berkata sambil mengerutkan keningnya, "Kakek ada di dalam."

Roky mengangguk sambil masuk ke dalamnya.

Di dalam kamar ada seorang kakek tua kurus kering yang berbaring di dalamnya.

Mungkin karena terlalu lama berbaring di tempat tidur dan tidur terkena sinar matahari maka wajahnya sangat pucat dan warna kulitnya terlihat tidak normal.

Roky segera berjalan ke samping tempat tidur dan berkata, "Kakek Jiang, aku akan memeriksa nadimu dulu."

Orang tua itu tidak bicara tapi hanya mengedipkan matanya.

Roky mengulurkan tangannya sambil menekan nadi kakek Jiang itu untuk memeriksanya dengan serius.

Nadi kakek Jiang sangat lemah yang kadang ada dan kadang hilang dan nyawanya mungkin akan hilang jika dia terlambat datang beberapa hari lagi.

"Bagaimana?" Hendrik bertanya dengan cemas.

Roky melepaskan tangannya dan berkata dengan serius, "Tulang belakang kakek susah lama mati dan sarafnya sudah mati total maka agak sulit untuk disembuhkan. Selain itu kakek juga punya penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis juga atrofi otak."

"Semua yang kamu katakan benar." Hendrik menghela napas, "Paman keempatku adalah ketua di balai pengobatan tradisional dan dia sendiri yang mengobati kakek tapi tetap masih tidak ada perubahan."

Roky berkata, "Aku akan bantu kakek akupunktur dulu dan baru akan mengoleskan salepnya setelah pembuluh darahnya terbuka. Tolong bawakan jarum perak untukku."

"Baik." Hendrik buru-buru mengangguk dan menyuruh orang untuk mengambilkan jarum perak.

Roky mengambil jarum perak lalu mengalirkan energi sage di ujung jarinya dan masuk ke dalam jarum serta menusukkannya dengan tenang.

Dia sudah menancapkan enam jarum dalam sekejap mata dan gerakannya sangat terlatih sehingga kedua kakak adik itu tidak berani mengedipkan matanya.

Suri Jiang berbisik, "Kak, aku lihat teknik akupuntur paman keempat bahkan tidak sebagus Roky."

"Jangan bicara sembarangan." Hendrik memperingatkannya dengan pelan, "Paman keempat adalah ketua balai pengobatan tradisional serta dijuluki ahli akupunktur ajaib maka dia pasti punya kelebihannya sendiri."

"Tapi ini benar, paman keempat sangat serius sewaktu dia mau menusuk jarumnya bahkan seperti perlu melihatnya pakai mikroskop tapi Roky bahkan tidak perlu melihatnya dan dia langsung tepat sasaran dengan sekali tusukan dan aku rasa dia lebih hebat dari paman keempat."

"Uhuk, uhuk!"

Terdengar suara batuk di luar pintu.

Seorang pria paruh baya yang memakai jubah masuk dengan wajah suram.

Hendrik tertegun lalu segera tersenyum, "Paman keempat, kenapa kamu datang?"

"Aku datang memeriksa kesehatan ayah." Pria paruh baya itu berkata datar.

Suri Jiang terlihat canggung dan dia tidak berani bicara lagi karena kaget.

Pria paruh baya ini adalah ketua balai pengobatan tradisional, Junandus!

Dia baru masuk tapi mendengar kedua saudara itu sedang berbicara sehingga dia merasa marah.

Teknik akupunkturnya adalah nomor satu di sini tapi dia mengatakan jika tekniknya tidak sebagus seorang anak muda.

Roky sedang fokus menusukkan jarumnya maka dia tidak mempedulikan mereka.

Junandus sangat marah melihatnya dan langsung merebut jarum perak yang ada di tangan Roky dan membuangnya sambil memperingatinya, "Apakah kamu ingin membunuh ayahku?"

Roky mengerutkan keningnya dan baru melihat Junandus.

Suri Jiang kaget dan segera berkata, "Paman keempat, apa yang kamu lakukan."

Wajah Junandus terlihat marah, "Dia sembarangan menusuk jarumnya dan nyawa kakek akan terancam jika aku terlambat datang."

Dia sangat marah sehingga Hendrik juga buru-buru berkata, "Paman keempat, Roky memiliki keterampilan medis yang baik bahkan Syarfi Lu juga memujinya dan aku percaya dengannya....."

Tepat pada saat ini, seorang pria paruh baya kurus masuk sambil membawa beberapa asisten dokter.

Dia berkata dengan marah, "Hendrik, kalian sembarangan! Mengapa bisa sembarangan membawa orang masuk untuk mengobati kakek?"

Wajah Hendrik menegang sambil berkata, "Ayah, aku hanya mengundang Tuan Roky datang melihat dan baru mau memberitahukannya kepadamu. Ilmu medis tuan Roky sangat tinggi dan dia yang menemukan salep yang sedang bekerja sama dengan Grup Jiang."

Pria paruh baya ini adalah ayahnya, Krisna.

Wajah pria ini menjadi canggung setelah mendengarnya lalu melihat Roky sekilas sebelum berkata dengan Hendrik, "Aku tidak akan ikut campur masalah bisnismu tapi paman keempatmu adalah ketua balai pengobatan tradisonal yang juga ahli akupunktur nomor satu di sini dan biarkan paman keempat yang mengobati kakek."

Suri Jiang langsung berteriak, "Ayah, paman keempat telah lama mengobati kakek tapi tidak ada perubahan maka aku mencari Roky karena ingin kakek cepat sembuh."

Dia langsung berkata seadanya sehingga wajah Junandus terlihat buruk.

Arti kata-katanya adalah ilmu pengobatannya tidak sebanding dengan Roky?

Novel Terkait

Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu