Aku bukan menantu sampah - Bab 510 Kamu Merayu Menantuku

Meskipun dia juga membenci Jenni, tapia bagaimanapun juga Jenni adalah ibu mertuanya, dan dia harus mempedulikannya.

Dewi sudah menangis dan tidak bisa berkata-kata, Roky segera berkata: “Aku akan segera pulang.”

Selesai berbicara, Roky tidak menjelaskan kepada Dini, dia segera mengenakan pakaiannya, dan berjalan keluar.

Dini masih berdiri di dalam kamar, wajahnya menunjukan ekspresi kaget.

Baru saja, ketika Roky mengangkat telepon, tubuhnya mengeluarkan aura yang kuat.

Aura ini, seolah luar biasa, bahkan membuat Dini tercengang, kakinya tidak bisa berdiri dengan stabil.

Ini sangat mengerikan!

Untuk sesaat, dia merasakan ketakutan terbesar dalam hidupnya, seolah-olah dia seperti ingin mati.

Apakah ini kekuatan sebenarnya dari Roky?

……

Roky mengendarai sepeda umum, dia sangat cemas sehingga dia mengayuh pedalnya dengan cepat.

Sepeda itu melaju kencang, melewati beberapa mobil mewah.

Di jalan, banyak orang yang berada di dalam mobil tercengang, membuka jendela untuk melihatnya.

Wow!

Pembalap seperti apa ini?

Sepeda ini melaju sangat kencang, kecepatannya 70 kilometer perjam, ini seperti balapan mobil Ferari!

Tentu saja Roky juga tahu bahwa orang-orang di jalan sedang melihat dirinya.

Tapi dia tidak terlalu peduli, kakinya dengan kekuatan spiritual penuh, dia mengayuh sepedanya seperti roda angin dan api!

Satu jam perjalanan, Roky hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai di depan Vila, melompat dari sepeda dan bergegas masuk ke dalam vila.

Begitu dia sampai di pintu ruang tamu, dia mendengar teriakan tangis Dewi.

“Bu, Ibu pergi ke rumah sakit saja untuk berobat, aku mohon...”

Roky masuk ke dalam dan melihat Jenni berbaring di sofa dengan wajah lemas, istrinya Dewi setengah berlutut di sampingnya, memegang tangannya dan memohon.

Talita juga berjongkok di sampingnya, tidak berhenti menenangkannya.

Andrew duduk di sofa dengan bingung, kelihatannya sangat terkejut saat mendengar berita ini.

Roky segera menghampiri dan bertanya: “Istriku, kenapa ibu?”

“Roky, kamu akhirnya pulang.”

Dewi menoleh, matanya penuh dengan air mata, dan kemudian dia jatuh, dia gemetar dan berkata: “Ibu mengidap kanker lambung...”

“Kanker lambung?” Roky melirik Jenni dan mengerutkan kening.

Dia bisa melihat sekilas bahwa tubuh Jenni masih normal, jangankan kanker lambung, bahkan penyakit asam lambung pun tidak ada.

Rencana macam apa yang dibuat wanita tua itu, sehingga berpura-pura sakit seperti ini?

“Dewi, jangan terlalu khawatir.”

Talita membantu Dewi berdiri, dan dengan cepat menasihati: “Biarkan bibi Jenni pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan dulu, aku baru saja memegang denyut nadi bibi, kurasa mungkin itu salah diagnosis, dia sama sekali tidak menderita kanker lambung, mungkin dokter sudah membuat diagnosis yang salah.”

Baru saja Talita selesai berbicara, Jenni yang berbaring di sofa, wajahnya tiba-tiba berubah, menopang tubuh dan berkata dengan marah.

“Jangan asalan bicara di sini! Jangan membuat diagnosis palsu! Kamu seorang apoteker, keterampilan medismu sangat buruk, kamu adalah gadis bodoh, kamu tidak pantas untuk mendiagnosis penyakitku? Makan dan minum secara gratis di rumah setiap hari, keluar dari sini!”

Talita bersikap lemah lembut dan tenang, dia terkejut dengan perkataan jenni dan tergagap: “Bibi Jenni, aku… Ketika aku memeriksa denyut nadimu, aku menemukan bahwa kamu tidak menderita kanker lambung...”

“Sialan!” Jenni melompat dari sofa, menampar wajah Talita, dan berteriak: “Keluar dari sini, jangan pikir aku tidak tahu, kamu ingin aku cepat mati bukan! Agar kamu bisa merayu menantuku Roky!”

Talita ditampar, sudut mulutnya berdarah, wajah sampingnya yang putih tiba-tiba muncul bercak lima sidik jari.

Dia tidak peduli dengan rasa sakitnya, menutupi wajahnya yang berlinang air mata: “Bibi Jenni, aku tidak...”

“Haha, jangan kira aku tidak tahu, kamu diam-diam memperhatikan menantuku, kamu ingin terlihat sangat penyayang sehingga kamu bisa tidur dengannya sepanjang hari, mungkin kalian berdua memiliki perselingkuhan...”

Dewi dengan cepat meraih Jenni, dia cemas dan khawatir: “Bu, kamu menderita kanker lambung, tolong berbaring dan istirahatlah. Talita bukanlah orang seperti itu.”

Jenni tidak mempedulikannya, semakin dia marah, semakin bahagia dia, dengan tangan di pinggul, raut wajahnya sangat galak, dia naik dan menendang pinggang Talita dengan kuat.

“Aku tidak ada…. Bibi Jennie, Dewi sangat baik padaku, bagaimana mungkin aku bisa melakukan hal seperti itu?”

Talita duduk di lantai, dia sangat malu, dia merasa bersalah dan air matanya mengalir.

Memang benar dia menyukai Roky, tetapi dia tidak pernah ingin merayunya atau menghancurkan hubungan Roky dengan Dewi.

“Bajingan, apa yang kamu inginkan?” Jenni mengayunkan lengannya dan menamparnya lagi.

Talita ini sebenarnya mengungkapkan bahwa Jenni berpura-pura menderita kanker lambung, Jenni menampar mulut gadis ini, Jenni ingin melihat apakah Talita masih berani memberitahu kebohongannya.

Saat Jenni mengayunkan lengannya dan mencoba manampar Talita lagi, sebuah suara murung tiba-tiba terdengar.

“Hentikan!”

Roky melangkah maju, meraih pergelangan tangan Jenni dan berkata dengan suara murung: “Bu, bukankah kamu menderita kanker lambung, kenapa kamu masih memiliki kekuatan untuk memukul orang?”

“Ini...”

Begitu mata Jenni menoleh ke arahnya, dia merasa kebingungan.

Dia juga menyadari bahwa dirinya hampir mengungkapkan kebohongannya, tiba-tiba, tubuhnya menjadi melemah dan dia mengalihkan pandangannya ke atas sofa dan berpura-pura mati.

Dewi terkejut dan menangis.

“Ibu! Bangunlah bu.”

Andrew sangat ketakutan dan dadanya terengah-engah.

“Kakak!”

Rino dan Alicia yang berada di samping, keduanya bergegas meghampiri Jenni.

Suasana di rumah itu menjadi berantakan.

Roky mendengus, mengetahui bahwa Jenni mulai berakting lagi.

Talita bangkit dari bawah, sambil menangis dia berkata: “Kak Roky, aku mengatakan yang sebenarnya, bibi Jenni benar-benar tidak menderita kanker lambung, seharusnya dokter salah diagnosis.”

“Jika kamu tidak mengerti, jangan bicara omong kosong.” Alicia berteriak marah.

Alicia membuat akting menjadi nyata.

Roky berkata dengan murung: “Bibi, Talita sebelumnya adalah murid dari wakil ketua National Medical Center, aku tahu bagaimana keterampilan medisnya.”

“Kamu, Apa yang kamu tahu...” Alicia tiba-tiba menjadi tergagap: “Ka… kakak kanker lambung.”

Roky mencibir dan berjalan ke sofa dan berkata: “Bu, biarkan aku memeriksa denyut nadimu.”

“Apa yang ingin kamu lakukan?” Jenni segera membuka matanya dan menyembunyikan tangannya di belakangnya.

Saat ini, Dewi teringat dan segera berkata: “Bu, kamu suruh Roky memeriksa penyakitnya. Aku lupa memberitahumu bahwa Roky adalah ketua National Medical Center, dan keterampilan medisnya sangat bagus.”

Sekarang situasinya sangat mendesak, Dewi belum sempat menanyakan bagaimana suaminya bisa menjadi ketua National Medical Center.

Tapi Dewi melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Roky menggunakan jarum untuk menyelamatkan orang-orang di Rumah Sakit Alex, dan bahkan membuat orang buta pulih di tempat.

“Apa !! Kamu bilang sampah ini ketua National Medical Center?”

Jenni sangat terkejut, dia tidak bisa berpura-pura sakit, lalu dia bangkit dari sofa.

Dewi segera berkata: “Iya benar, keterampilan medisnya sangat hebat, dia pasti punya cara untuk menyelamatkan ibu.”

“Dewi, kamu tidak sakitkan.” Jenni mengulurkan tangannya dan menyentuh dahi putrinya, dengan sinis berkata: “Sampah ini mempunyai keterampialn medis? Kenapa aku tidak tahu? Apakah National Medical Center, tempat yang layak untuknya? Dia bahkan tidak memenuhi syarat untuk bertemu dengan ketua National Medical Center.”

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu