Aku bukan menantu sampah - Bab 342 Pangeran Kota Wasa

Asisten segera menghampiri Reyner dan berkata dengan sombong.

“Tuan Hendrik memintamu ke sana, ada hal yang ingin ditanyakan padamu!”

“Hendrik yang mana?”Reyner berbalik dan terkejut.

Asisten berkata dengan sinis: “Aku lihat kamu sudah stress, ada berapa banyak orang di Wasa yang berani menyebut dirinya Tuan Hendrik?”

“Apakah Hendrik dari keluarga Jiang……”kata-kata Hendrik terhenti, dia menjadi sangat bersemangat sampai ingin menyemburkan darah.

Keluarga Jiang dari empat keluarga besar di Wasa!

Bagaimana mungkin!

Itu “Pangeran Wasa”!

Apakah karena dirinya menyembuhkan luka lepuh putrinya dan keluarga Jiang ingin berterima kasih padanya?

Reyner sangat gembira sampai tidak ingin makan dengan Tuan li, lalu segera mengangguk dan menunduk: “Ini suatu kehormatan besar, aku akan segera pergi menemui Tuan Hendrik.”

Asisten membawanya ke private room, mengetuk pintu dengan hormat dan masuk.

Sekilas Reyner melihat Hendrik duduk di kursi, saking gembiranya, Reyner sampai gemetaran.

“ He……Hendrik, Ii……ini suatu kehormatan bagiku……”

Di bawah ketegangan dan kegembiraan, Reyner tidak bisa berbicara dengan jelas.

Hendrik dengan tenang menyela: “Apakah kamu tahu orang yang baru saja keluar?”

“Yang mana?”Reyner tertegun: “Maksudmu Roky?”

Hendrik menganggukkan kepala, dan bertanya dengan tenang: “Apakah kamu mengenalnya?”

“Kenal!”Reyner marah ketika dia mengatakan mengenal Roky, lalu bertanya: “Tuan Hendrik, apakah si Roky menyinggungmu?”

Hendrik mengerutkan kening.

Roky yang tidak menghargai dirinya tadi, benar-benar sudah menyinggung dirinya.

Tapi adiknya menaruh perasaan kepada Roky, ditambah dengan Perusahaan Hedic adalah kesempatan baginya untuk membalikkan keadaan, jadi bisa dikatakan Roky adalah batu sandaran bagi keluarga Jiang.

Melihat Hendrik tidak senang, Reyner mengira perkataannya benar, dan tiba-tiba merasa senang.

Si Roky yang sombong, sekarang mencari masalah dengan Hendrik, tampaknya dirinya sedang mencari mati.

Reyner segera menambah kebencian dengan berkata: “Tuan Hendrik, si Roky ini kampungan, dia datang dari pedesaan ke rumah keluarga Meng, lalu menyanjung ayahku bahkan merayu adikku! Aku sangat ingin mengusirnya! Orang rendahan seperti dia, kalau sampai menyinggungmu, nanti setelah pulang aku akan memberinya pelajaran dan mengantarnya kemari untuk meminta maaf kepada Tuan Hendrik!”

Reyner sangat gembira.

Keluarga Jiang memiliki hubungan dekat dengan Pengobatan Tradisional Negara

Tidak disangka Tuhan memberikan kesempatan pada dirinya!

Kalau bisa menyenangkan Hendrik, apakah dirinya perlu khawatir tidak bisa menjadi murid Syarfi?

Hendrik menatapnya selama beberapa detik, lalu perlahan berkata: “Tidak perlu, pergilah.”

Hendrik baru saja mendengar percakapan Reyner dan Roky, ditambah dengan deskripsi adiknya dan apa yang baru saja dilihatnya, Roky sama sekali bukan orang seperti itu.

Sebaliknya Hendrik merasa jijik dengan Reyner yang baru saja bersama dengan Tuan li yang terkenal jahat, dia menjilat seperti seekor anjing.

Hendrik tidak pernah mendengar status “Apoteker magang”di Pengobatan Tradisional Negara, bagaimana pun itu hanya posisi murahan.

Reyner masih tenggelam dalam fantasi ingin menyenangkan keluarga Jiang. Dirinya yang ingin menyanjungnya diusir oleh asistennya.

Di dalam ruangan, Hendrik berkata kepada asisten dengan wajah tenang: “Orang yang tidak tahu diri ini, kenapa bisa Pengobatan Tradisional Negara merekrutnya, kalau orang lain tahu dia anggota Pengobatan Tradisional Negara, ini benar-benar sungguh memalukan!”

Asisten itu buru-buru berkata: “Tuan Hendrik jangan marah, aku akan segera memberitahu Tuan jiang untuk tidak merekrut orang seperti ini.”

Hendrik menganggukkan kepala.

Dendam dan budi keluarga Jiang jelas harus dibedakan, jikalau ada budi harus dibalas, meskipun dia membutuhkan bantuan Roky, tapi karena dia tidak bisa menurunkan harga dirinya, dia bisa mencari dari aspek lain.

Dia menelepon Tuan jiang ketiga, berkata: “paman, keluarga Jiang memiliki berapa vila di Gandy, kamu pilih yang paling bagus, cari alasan untuk memberikannya ke Roky. Keluarga Meng ingin mengusirnya, kamu atur semuanya dengan baik, jangan lewatkan kesempatan ini.”

Tadi dia mendengar Reyner berencana mengusir Roky, inilah kesempatan bagus untuk memenangkan hatinya.

Ketika Suri kembali ke Wasa, baru mengundang Roky untuk membahas kerja sama di jamuan.

Reyner melangkah dengan gembira, kegembiraannya hampir membuatnya mengambang di udara.

Setelah pulang dia harus menghukum Roky dengan kejam, kalau bisa menyenangkan Hendrik, tidak hanya dirinya bahkan seluruh keluarga Meng juga akan ikut sukses.

……

Roky mengobrol sebentar dengan Yulia, mengetahui Melani berada di Gopo sudah cukup lama, dan perusahaannya berkembang cukup pesat, sekarang dia sangat sibuk, tidak mempunyai waktu untuk menemuiku.

Yulia bertanya: “Roky, kalau tidak ada Dewi, akankah kamu menikah dengan Melani?”

Roky tertegun, menjawab dengan jujur: “Tidak tahu.”

Dia sama sekali tidak pernah membayangkan dirinya tidak bertemu dengan Dewi.

Tapi kalau membiarkan dia memilih sekali lagi.

Dia tetap akan memilih menikah dengan Dewi.

Yulia tampak senang, tiba-tiba detak jantungnya melambat, ada perasaan sentimen melonjak dalam hatinya.

Entah kenapa, suasana hatinya menjadi baik, bahkan wajah cantiknya yang dingin tersenyum.

Roky tidak terlalu memikirkannya sama sekali, setelah menjawab dengan santai, dia naik taksi kembali ke rumah Meng.

Ketika melewati toko obat, dia pergi mengambil obat lain, berniat untuk merawat tubuh bibinya.

Ketika pulang ke rumah, langit sudah gelap.

Ada lampu hitam di aula, dan Roky tahu keluarga Meng tidak akan menyimpan makanan untuk dirinya sendiri, jadi dia langsung kembali ke kamar.

Tepat saat dia berjalan ke pintu kamar, tiba-tiba dia mengerutkan kening.

Pintu kamarnya terbuka dan ada senter yang bergoyang di dalam. Ada sesosok orang yang sedang mengobrak-abrik mejanya.

Ada pencuri?

Wajah Roky kusam, dan menendang pintu hingga terbuka.

Sosok itu berbalik karena terkejut, dan senter di tangannya jatuh ke lantai.

Roky melihat wajah orang itu dengan jelas dan ekspresinya semakin dingin, berkata: “Reyner, apa yang kamu cari di kamarku?”

Tidak di sangka “Pencuri”itu ternyata Reyner!

Kepanikan melintas di wajah Reyner, dia memaksa dirinya untuk tenang dan mendengus dingin: “Kemarin kamu menyelinap di dapur, tentu saja aku datang melihat, apakah kamu ada mencuri barang keluarga Meng.”

Roky melirik ke arah meja dan melihat semua barang bawaannya berantakan, bahkan kasurnya juga terbalik, Roky berkata dengan sinis: “Aku lihat yang mencuri itu seharusnya kamu.”

Reyner sudah tenang dan berteriak dengan keras: “Ini rumahku, aku ingin menggeledah sudut rumah yang mana terserahku! Apakah perlu kamu si miskin datang bertanya?”

Untuk mencegah Roky tidak menginterogasi lebih lanjut, Reyner segera mengalihkan topik dan berteriak: “Hari ini kamu menyinggung orang hebat, kalau bukan karena besok adalah hari pertunangan Talita, aku pasti akan memberimu pelajaran malam ini! Aku peringatkan kamu, lebih baik keluar dari rumah ini, daripada aku memukulimu!”

Setelah itu, Reyner menandang pintu dan pergi dengan sombong.

Wajah Roky tampak kusam, menatap ruangannya yang kacau balau.

Benar-benar keterlaluan!

Kalau biasanya, dia pasti tidak akan mengampuni Reyner dengan mudah.

Tapi bibi tinggal di rumah ini, ditambah dengan Talita, ketidaknyamanan ini menyebabkan perselisihan keluarga dan membuat bibinya marah.

Roky mengambil keputusan untuk pindah dengan bibinya besok.

Lebih baik bibinya ikut pergi bersama dengannya, daripada melihat wajah-wajah brengsek keluarga Meng.

……

Keesokan hari, Roky memasak obat untuk Lisa.

Beberapa hari ini Lisa yang dirawat olehnya semakin membaik.

Roky mencoba menceritakan niatnya untuk pindah dari kediaman keluarga Meng.

Lisa menghela nafas, berkata dengan marah: “Kota Wasa sangat besar, tidak ada tempat untukku. Selain itu, aku sudah menikah dengan keluarga Meng. Aku anggota keluarga Meng. Bagaimana mungkin aku bisa pergi dengan mudah."

Melihat pemikiran konservatif bibinya, Roky tidak punya pilihan selain menyerah, mencabut jarum dan terus melakukan akupunktur.

Di luar gerbang rumah Meng, tiga mobil Porsche hitam diparkir di luar.

Gilang, istrinya beserta Reyner bertiga menyambut mobil dengan tatapan menyanjung, mengangguk dan membungkuk.

Talita berdiri tidak jauh di belakang dengan wajah sedih.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu