Aku bukan menantu sampah - Bab 382 Wanita Misterius

Steven juga tidak menyangka kalau pemilik asli rumah ini adalah Roky, dia lalu berkata dengan canggung: "ibu...... temanku menyuruhku untuk datang dan tinggal di villa ini, aku mengira kalau ini adalah milik temanku."

"kenapa kamu tidak mengatakannya sejak awal?" wajah wanita paruh baya itu terlihat memerah.

dia baru saja pindah ke rumah ini semalam dan dia merasa begitu senang karena dia mengira putranya itu telah membeli villa ini.

dia tidak menyangka kalau villa ini merupakan milik orang lain yang hanya dipinjamkan kepada putranya itu.

Roky lalu mengangkat kepalanya dan bertanya: "siapa yang menyuruh kalian datang ke sini?"

Steven kembali menatapnya dengan tatapan yang sadis sambil berkata dengan dingin: "kamu tidak perlu mengetahuinya!"

Jenny tadinya merasa sedikit khawatir dan kini dia kembali bersikap sombong. dia segera berlari ke depan sambil menampar wajah Steven dan berkata:"hei bocah, beraninya kamu berkata seperti itu! suruhlah ibumu untuk berlutut dan meminta maaf kepadaku! kalau tidak, aku akan menangkap kalian semua!"

"wanita tua...." Steven menghina Jenny dan Jenny kembali memberi sebuah tamparan padanya.

Jenny termasuk orang lemah yang takut dengan orang yang kuat, namun dia mampu bersikap kuat ketika menghadapi orang lemah.

sekarang dia menjadikan Roky sebagai beking dan seketika dirinya menjadi begitu hebat. dia memukuli Steven dnegan kuat dan menarik rambutnya lalu memberi tujuh hingga delapan tamparan di wajahnya.

Steven tidak bisa melawan dirinya dan hanya bisa berteriak kesakitan.

melihat itu, Roky pun menjauh agar tidak dilukai oleh mertuanya yang sedang dalam kondisi gila itu.

kemampuan bertarung Jenny akan berubah menjadi hebat ketika menghadapi masalah yang berhubungan dengan uang.

melihat putranya yang sedang dipukuli itu, sang wanita paruh baya itu pun segera menghalanginya.

seluruh anggota keluarga Xu mulai menyerbu dan menyerang wanita paruh bayah itu.

tadinya mereka begitu merasa ketakutan dan kini mereka memiliki kesempatan untuk meluapkan semua emosi mereka, tentunya mereka tidak akan melewatkan kesempatan ini begitu saja.

bahkan ada dua orang wanita lainnya merobek rok yang dikenakan oleh wanita paruh baya itu dan menampar wajahnya!

Roky hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat itu.

tidak heran kalau mereka adalah saudara Jenny karena kemampuan bertarung mereka tidaklah beda jauh dari Jenny.

tidak perlu diragukan lagi, sebuah keluarga pastilah akan memiliki sikap yang sama.

sepasang ibu dan anak itu hanya bisa berbaring di atas lantai sambil berteriak kesakitan.

Roky menolehkan kepalanya dan berkata kepada manajer itu: "kenapa mereka bisa masuk?"

manajer itu lalu berkata dengan penuh hati-hati: "beberapa hari yang lalu, kami menerima telepon dari keluargamu yang menyuruh kami untuk membiarkan mereka masuk. mereka baru saja tiba semalam."

"keluargaku?" ekspresi Roky sedikit berubah dan dia kembali berkata: "lemparkan semua barang mereka keluar dari tempat ini."

"baik." manajer itu pun tersenyum ramah dan segera menyuruh para ajudannya untuk memindahkan barang.

tatapan Roky terlihat semakin dingin.

tidak disangka kalau keluarga Lin sendiri yang menyuruh Steven untuk datang ke tempat ini. apakah sang bibi mulai mengurusi segala harta miliknya hanya untuk menyuruhnya kembali ke rumah?

namun ini semua hanyalah dugaannya. dia tidak bisa menghubungi sang bibi sekarang dan Roky hanya bisa menahan semua rasa penasarannya itu.

serangan dari anggota keluarga Xu itu berhasil membuat Steven dan ibunya terjatuh di atas lantai.

manajer properti itu sudah melemparkan semua barang milik Steven dan ibunya keluar dari villa. dia bahkan mengendarai sebuah mobil dan membawa mereka bersama barang-barang mereka ke tong sampah.

Jenny terlihat begitu bangga dan membawa semua anggota keluarga Xu itu untuk masuk ke dalam villa.

Roky menyuruh Dewi untuk masuk bersama mereka. Roky tidak memiliki suasana hati yang cocok untuk masuk bersama mereka dan tatapannya terlihat begitu dingin.

Steven Lu?

nama ini tidaklah asing dan sepertinya dia pernah mendegar nama ini sebelumnya.

dan juga kenapa pria bermarga Lu ini menatap dirinya dengan penuh dendam??

semua pertanyaan ini hanya bisa dijawab setelah dirinya bisa menghubungi sang bibi nanti.

saat ini, Talita sedang berada di Pengobatan Tradisional Negara. setelah menerima panggilan dari Roky, dia pun segera bertanya dengan bahagia, "kak Roky, kenapa kamu mencariku?"

"Talita, bantulah aku untuk mencari tahu informasi dari pria yang bernama Steven Lu di Pengobatan Tradisional Negara."

Talita lalu berkata dengan terkejut: "kak Roky, kamu juga mengenalnya?"

"kenapa?" Roky mengerutkan keningnya.

Talita lalu tersenyum dan berkata: "dia adalah salah satu Pakar yang diundang secara khusus ke pengobatan tradisional negara. dia merupakan alumni dari universitas Standford dan pernah bekerja di salah satu rumah sakit terhebat di luar negeri. ketua kami berhasil mengundangnya ke sini dengan usaha yang sangat keras."

Roky seketika merasa aneh: "dia adalah orang yang diundang oleh Junandus? pengobatan tradisional negara masih membutuhkan pakar seperti ini?"

"ketua Junandus mengundangnya bukanlah untuk menyuruhnya mengobati pasien, melainkan untuk meracik obat. Steven sangatlah ahli dalam pengobatan cina dan dia juga merupakan saudara dari Syarfi yang merupakan wakil ketua di tempat ini. oleh karena itu, dia pun diundang ke sini."

"saudara dari Syarfi?" Roky pun mengerutkan keningnya.

wakil ketua Syarfi merupakan orang baik yang polos, bagaimana mungkin dia memiliki saudara seperti ini?

Talita menghela napas dan berkata: "sebenarnya wakil ketua Syarfi berkata kalau saudaranya itu merupakan paman dari Steven. namun mereka berdua sudah lama tidak berkomunikasi karena adanya sedikit masalah. aku juga mendnegar kalau wakil ketua Syarfi merasa Steven dan keluarganya memiliki sifat yang sangat buruk. ditambah lagi Steven berhasil mendapatkan seorang gadis kaya di luar negeri. oleh karena itu, wakil ketua Syafri sangatlah menolak dirinya masuk ke pengobatan tradisional negara. namun Steven diundang langsung oleh ketua Junandus dan wakil ketua Syafri juga tidak bisa berkata lebih lagi."

Roky kembali bertanya: "lalu?"

"Steven baru saja kembali dari luar negeri dan aku hanya mengetahui ini saja. namun aku pernah mendengar kalau dia sangat hebat dalam bidang meracik obat. dia pernah mendapatkan begitu banyak penghargaan di luar negeri. meskipun wakil ketua Syafri tidak begitu ingin bertemu dengannya, namun dia tetap mengakui kemampuan Steven dalam bidang meracik obat itu."

"baiklah, kabari aku jika ada informasi lain." kata Roky sebelum menutup panggilan itu.

dia mengerutkan keningnya dan memikirkan semua informasi yang ia dapatkan dari Talita.

jika dilihat dari segi informasi yang ada, dia masih tidak mengetahui alasan kenapa Steven begitu membenci dirinya.

apakah ada yang tersembunyi di balik semua ini?

dari dalam villa mewah itu terdengar beberapa suara teriakan bahagia dari Jenny dan juga saudaranya. tampakny mereka begitu bahagia setelah masuk ke dalam sana.

Roky sangatlah tidak ingin berhubungan dengan keluarga Xu. dia lalu membalikkan badan dan masuk ke dalam Villa.

..........

mobil itu sudah sampai di tempat pembuangan sampah dan sang manajer segera membuang mereka semua ke tumpukan sampah.

Steven bahkan hampir tenggelam di dalam tumpukan sampah dan berusaha keluar dari sana. seragam dokter yang ia kenakan itu terlihat begitu kotor.

area pembuangan sampah itu sangatlah bau dan air di tempat itu juga terlihat begitu kotor.

tubuhnya menjadi begitu bau dan terlihat begitu banyak bekas darah pada wajahnya.

wanita paruh baya itu sudah tidak lagi terlihat seperti wanita kaya pada umumnya. dia duduk di atas tumpukan sampah sambil menangis dan memarahi Steven yang tidak berguna itu.

Steven merasa begitu geram, dia lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.

panggilan itu pun terhubung dengan cepat.

terdengar sebuah suara wanita yang baru saja bangun dan bertanya dengan nada yang kasar.

"ada apa?"

ekspresi wajah Steven seketika berubah dan dia menceritakan kembali kejadian tadi.

setelah mengatakan itu, dia pun memohon sambil menangis, "nona , kamulah yang menyuruh aku untuk tinggal di villa itu, namun Roky tidak hanya mengusirku, dia bahkan memukul ibuku. dia bahkan berkata kalau villa itu adalah miliknya dan kamu tidak berhak untuk tinggal di sana! dia berkata kalau kamu bahkan tidak berhak untuk membersihkan sepatunya dan hanya layak untuk berlutut di depannya."

setelah hening selama beberapa saat, suara wanita itu seketika berubah menjadi begitu dingin: "hehe, beraninya dia kembali ke kota Wasa? dan apakah benar dia mengatakan itu?"

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu