Aku bukan menantu sampah - Bab 874 Nyerahkan Kuncinya

“Apakah masih ada kamar di vila ini? Bagus sekali.” Sinta sangat gembira, kalau begitu dia bisa mendekati kakak ipar, dan nanti dirinya bisa menjadi bintang atau tidak, bukankah hanya satu perkataan dari kakak ipar?

Andrew segera bertanya pada Jenni: "Kak, bisakah kamu membiarkan Sinta tinggal di vila?"

"Ini ..." Meskipun di dalam hati Jenni merasa tidak senang, tetapi dia sudah terbiasa menyayangi adiknya, dan sulit untuk menolak permintaan adik, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan terpaksa: "Tidak apa-apa untuk tinggal, tunggu kamar itu telah dikosongkan, kalian sudah bisa pindah ke sini."

“Terima kasih Kak.” Andrew sangat gembira dan tersenyum lebar,

Senang jika memiliki kakak yang sayang sama adik, bahkan jika dia tidak bekerja, kakak juga akan memberinya uang dan membantunya untuk menghidupi keluarga, dan sekarang kakak masih memberinya vila.

Di mana ada hal yang begitu baik di dunia ini.

Ketika orang-orang yang di dalam ruangan sedang bahagia, dan berdiskusi bagaimana cara membagikan vila.

"Pong"

Pintu kamar ditendang terbuka.

“Siapa? Tidak punya tangan ya?” Jenni berkata dengan marah, dia berbalik badan, dan tiba-tiba terdiam ketika melihat Roky berdiri di depan pintu dengan wajah yang dingin.

Suasana ruangan yang masih berisik tadi, tiba-tiba menjadi hening.

Andrew sedikit canggung, dan berkata dengan senyum kering: "Roky, kamu belum pergi?"

Roky mengabaikannya, dan menatap kerumunan dengan acuh tak acuh, kemudian mengangkat alisnya.

"Apakah kalian sudah selesai diskusinya?"

Saat dia mau pergi membayar tagihan, begitu dia keluar dari pintu, dia melihat manajer sedang menunggu di depan pintu dan dengan hormat mengatakan kepadanya bahwa Chelsea telah membayarnya, dan berharap Roky dan kerabatnya bisa makan dengan bahagia.

Dia tidak menyangka bahwa Chelsea begitu baik hati, ini memberinya wajah.

Roky merasa terharu, ketika dia hendak mau masuk ke kamar, dia mendengar Jenni sedang memarahinya, dan memberi Anji kunci!

Dia berdiri di depan pintu dan mendengarkan selama beberapa menit, dia semakin mendengar semakin emosi.

Benar-benar menganggap vilanya sebagai milik mereka sendiri?

Jenni juga merasa bersalah, dan segera berdiri: "Kita sudah selesai makan, ayo pergi."

Setelah berkata, dia segera jalan menuju ke pintu.

Roky seperti dewa pintu, berdiri di depan pintu, dan berkata dengan dingin: "Pergi? Bukankah kamu ingin merangkak keluar, jika kamu tidak merangkak hari ini, maka kamu tidak akan bisa keluar dari pintu ini."

Jenni terkejut, dan tiba-tiba berkata dengan marah: "Roky, apakah kamu tidak salah? Aku ibu mertuamu, kamu berani sekali memintaku untuk merangkak."

“Kamu sendiri yang mengatakannya.” Roky menjawab dengan wajah tanpa ekspresi.

Pada saat ini, Anji juga berdiri dan berkata : "Roky, Bagaimanapun Bibi Jenni adalah senior, kamu bagaimana boleh berbicara dengannya seperti ini, kamu harus segera meminta maaf kepada Bibi Jenni."

Roky mendongak dengan dingin dan memarahinya: " Kamu, serahkan kuncinya! Ini vilaku, kamu tidak punya hak untuk masuk ke dalam satu langkah pun."

Setelah berbicara, dia melirik ke Alicia, Andrew dan yang lainnya dengan dingin: "Jika kalian tidak tahu siapa pemilik vila itu, maka keluarlah dari vila itu!"

Roky benar-benar emosi kali ini, biasanya dia melihat wajah istrinya akan bersabar dengan orang-orang Keluarga Xu.

Sekarang orang-orang ini malahan ingin membullynya tanpa batas!

Apakah mereka memperlakukannya seperti kucing yang sakit?

Terutama dua wanita tua ini, Jenni dan Alicia, mereka bahkan menganggap Anji sampah ini sebagai harta karun, dan saling merebutnya.

Dia berada di depan pintu, dan merasa jijik setelah mendengarnya.

Anji terkejut dan berkata dengan wajah yang tenang: "Kamu tidak punya hak untuk memerintahku, vila itu milik Bibi Jenni dan tidak ada hubungannya denganmu, aku tidak akan menyerahkan kuncinya padamu."

“Oh?” Roky mengangkat alisnya: “Jenni, apakah kamu mengatakan seperti ini kepada orang lain?”

“Ya… Ya.” Jenni merasa bersalah dan tidak berani menatapnya.

Untuk menjaga wajahnya, dia selalu memberitahu orang lain bahwa vila itu adalah miliknya, dan dia hanya membiarkan Roky tinggal di sana.

Roky tertawa dingin, sepertinya orang-orang ini sama sekali tidak ingin menyerah.

Dia terlalu malas untuk banyak berbicara, dia segera menelepon kepada Bastian dan memintanya pergi ke vila untuk mengambil sertifikat hak milik.

Alicia tidak tahu bahwa vila itu milik Roky, dia mengira vila itu atas nama Jenni, jadi dia menepuk meja dan berdiri: "Roky, bagaimana sikapmu sekarang! Ibu mertuamu tidak merendahkanmu karena miskin, tetapi kamu memperlakukannya seperti ini sekarang, kamu ini tidak tahu untuk bersyukur!"

Andrew membujuk sambil batuk: "Roky, kamu tidak boleh memperlakukan ibu mertuamu seperti ini, kamu harus segera meminta maaf kepadanya."

"Ya, minta maaf kepada Bibi Jenni." Anji berkata dengan dingin: "Dan kamu baru saja menghinaku, kamu juga harus meminta maaf kepadaku."

"Haha."

Roky malas untuk peduli dengannya, dia bersandar di pintu, dan menunggu Bastian datang.

Jenni melihat semua orang melindungi dirinya sendiri, dia menjadi emosi dan memarahi tanpa henti.

"Tok tok"

Pintu diketuk dua kali, dan seorang pria kuat yang mengenakan baju berwarna hitam masuk, kemudian menyerahkan sertifikat hak milik kepada Roky.

Roky mengambilnya, dan membantingnya ke meja, kemudian berkata dengan dingin: "Lihat sendiri."

Jenni terkejut, dia tidak menyangka bahwa sampah ini benar-benar menyuruh orang untuk mengambil sertifikat hak milik.

Beberapa orang segera maju, dan ketika mereka melihat nama di sertifikat hak milik, mereka juga tercengang di tempat.

Di sertifikat hak milik, nama kedua orang tertulis dengan jelas.

Roky

Dewi

Situasi ruangan yang masih menyalahkan Roky sebelumnya, tiba-tiba menjadi sunyi, dan wajah beberapa orang menjadi aneh, mereka tidak bisa berkata-kata apapun.

Anji juga tercengang, vila itu ternyata milik Roky?

Tetapi dia mendengar Jenni berkata bahwa vila itu miliknya?

Roky berkata dengan dingin: "Anji, aku memberi kamu satu menit untuk memikirkannya, serahkan kunci rumahku kepadaku, kalau tidak aku akan mengirimmu ke penjara."

Anji merasa malu, dia juga seorang tuan muda dari Keluarga Qin, dia tidak pernah menahan penghinaan seperti ini.

Saat ini, Jenni menjadi kesal.

Dia menyukai Anji dan ingin Anji menjadi menantunya, tetapi Roky merusakkan situasinya.

Jika anak orang kaya ini marah, bukankah dia tidak akan mendapatkan apa-apa?

Jenni segera berteriak kepada Roky: "Mengapa harus menyerahkan kunci? Nama putriku juga ada di sertifikat itu, dan aku mempunyai hak untuk memberikan kunci itu kepada Anji."

Bastian berdiri di depan pintu, dia tertegun saat mendengarnya.

Dia belum pernah melihat keluarga yang begitu tidak tahu malu!

Tanpa diduga, ternyata ibu mertua Roky begitu tidak tahu malu!

“Ayolah, jika kamu memiliki kemampuan, maka kamu membunuhku saja, aku tidak akan menyerahkan kuncinya.” Jenni hanya duduk di depan pintu dan sambil berteriak: “Menantu memukuli ibu mertuanya, kehidupanku sangat susah!”

Sudah banyak orang di luar pintu sana, dan ketika Jenni berteriak, semua orang di sekitar berkumpul untuk melihat, dan menunjuk pada Roky.

Anji juga tersenyum dengan dingin, bukan dia yang malu, dia ingin melihat bagaimana Rocky menyelesaikan masalah ini.

Roky berbalik badan dan berkata pada Bastian: "Apakah orang-orangmu berada di sekitar sini?"

"Semuanya di sini."

“Segera memanggil mereka ke sini!” Roky memerintah dengan dingin, “Separuh lainnya kembali ke vila, kemudian kemaskan koper Jenni dan Andrew, kemudian membuangnya ke luar pintu.”

Bastian sudah lama tidak menyukai dengan Jenni, jadi dia segera menelepon.

“Roky, apa maksudmu, kamu ingin mengusirku?” Andrew juga berkata, jika dia diusir dari vila, dia tidak punya pekerjaan dan tidak punya uang, bukankah dia akan mengemis di tepi jalan?

Anji juga berkata dengan wajah dingin: "Roky, kamu boleh tidak menganggapku serius, tetapi kamu harus menghormati Bibi Jenni."

Roky meliriknya.

Berakting!

Lanjutkan aktingannya!

Dia ingin melihat orang bermarga Qin ini bisa berakting berapa lama.

Roky berkata dengan datar: "Apakah kamu ingin menyerahkan kuncinya? Jika kamu tidak menyerahkannya, meskipun kamu menelan kuncinya, aku juga akan membuka perutmu dan mengambil kuncinya kembali."

"Haha." Anji mencibir dengan marah, "Ini omongan yang besar, aku ingin melihat, apa yang kamu berani lakukan terhadap aku."

“Benarkah?” Roky tersenyum dan memberi isyarat ke belakangnya.

Kemudian terdengar suara langkah kaki yang rapi.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu