Aku bukan menantu sampah - Bab 588 Memberikan sebuah Tambang Giok lagi

Raut wajah Jenderal Aung San muram, matanya terlintas sedikit keganasan.

Hati Aung Miko bergetar, mengetahui telah membuat Ayahnya marah, jadi mau tidak mau harus melangkah maju dan berlutut di hadapan Roky, kemudian berkata dengan enggan: “Master Roky, aku tidak mengerti apa itu trik, jadi sudah salah paham denganmu, mohon maafkan aku.”

Aung Chris juga melangkah maju, berlutut, lalu menundukkan kepala dan berkata: “Master Roky, aku mengundang Anda datang ke kota Yami, malah membiarkan Anda ditindas, ini adalah kesalahanku, mohon Master Roky menerima permintaan maafku.”

Selesai berkata, dia dengan postur memintaa maaf masyarakat setempat, meletakkan kedua tangan dilantai, lalu memberi hormat dengan dalam.

Aung Miko mengerutkan kening, tidak bisa menahan untuk memutar bola matanya.

Kakaknya sudah terlalu tidak normal, biasanya begitu arogan, sekarang bahkan begitu hormat di hadapan Roky, sungguh tidak tahu salah makan obat apa, bahkan dapat mengubah sifatnya.

Beberapa wanita dibelakangnya juga bergegas maju, dan berlutut dengan hormat dibelakang.

Sekelompok penjaga diluar pintu juga segera berlutut.

Dan direktur, manajer dan atasan hotel lainnya sungguh tidak menyangka keluarga Aung San yang seperti dewa, bahkan bisa berlutut untuk meminta maaf kepada seorang pemuda biasa yang berkewarganegaraan asing, semuanya sangat terkejut, dan juga segera ikut berlutut.

Bahkan para ketua sudah berlutut, mereka bagaimana mungkin masih berani berdiri.

Dalam waktu kurang dari setengah menit, semua orang dihadapan Roky sudah berlutut, dari kamar hotel hingga koridor, ratusan orang berlutut dengan rapi, hanya Jenderal Aung San yang setengah membungkuk, dan kedua tangan terkulai.

Dia melihat sekilas, kemudian mengangguk dengan datar.

“Semuanya bangkitlah.”

Jenderal Aung San baru bernafas lega, menegakkan tubuh dengan hormat.

Kerumunan sangat hening, tidak berani mengucapkan sepatah gosip pun.

Roky duduk bersila di sofa, berkata :”Bos Aung San, jika kamu ingin membicarakan sesuatu denganku, kamu bisa mengatakannya sekarang.”

Begitu dia selesai berkata, Aung Miko tertegun, dalam hatinya terkejut.

Jangan-jangan Roky masih pandai “membaca pikiran”, bahkan Ayahnya memiliki sesuatu untuk memohon padanya, dia juga tahu?

Jenderal Aung San berkata sambil tersenyum: “Master Roky sungguh adalah Dewa, aku tidak berani menyembunyikan apapun dihadapan Anda.”

Mengatakan sejujurnya kepada Master Roky, kedatanganku kali ini, memang masih ada sebuah permohonan, ingin mencari Master Roky untuk membicarakannya.”

“Ada apa?”

“Master Roky, Anda telah melihatnya didepan tambang tadi, para bawahanku sangatlah lemah.

Mereka masih adalah pengawal elit di tim pengawal militerku, tetapi dibandingkan dengan Anda, sepenuhnya sangatlah jauh, bahkan tidak bisa menyusul debu kecil dibawah kaki Anda.”

Jenderal Aung San mengatakan sampai disini, menggelengkan kepala dan menghela nafas, kemudian berkata lagi: “Sungguh konyol, keluarga Aung Sanku telah bertempur untuk waktu yang lama, tetapi sampai digenerasiku, malah semakin lama semakin buruk.

Aku menyaksikan kehebatan Master Roky, dan sangat tekesan, bisakah Master Roky menetap disini selama beberapa hari, sekalian melatih seni bela diri bawahanku?”

Roky mengerutkan kening: “Maksudmu, biarkan aku membantumu melatih tim penjaga militer?”

Keluarga Aung San turun-temurun memiliki banyak pengawal militer, jika ingin menyuruhnya membantu melatih puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu penjaga militer pribadi, maka itu akan menghabiskan banyak waktunya.

Jenderal Aung San terburu-buru berkata: “Master Roky biasanya perlu kultivasi diri, aku juga tidak bisa membiarkanmu menghabiskan terlalu banyak energi, Anda hanya bertanggung jawab untuk melatih tim pengawal pribadiku, hanya 200-300 orang.

Tim pengawal ini adalah pasukan elit, setara dengan pisau pelindung di sisiku, selama mereka bisa belajar sedikit dari Master Roky, dan menjadi lebih kokoh, aku juga dapat tenang.”

Pada saat ini, Jenderal berkata dengan hormat: “Master Roky, sumber ekonomi utama keluarga Aung San adalah mengelola tambang batu giok, tambang emas, dan sejumlah kecil tambang logam mulia, tetapi ada banyak tambang yang berada didalam pegunungan, bandit merajalela di pegunungan, tahun ini sudah terjadi tiga perampok yang merampok truk tambang, kerugian mencapai ratusan miliar.”

“Kehilangan uang adalah hal kecil, tetapi pihak lain sangat ganas, bukan hanya membunuh banyak pengawal, tetapi bahkan Ayahku juga hampir diculik.

Mereka biasanya masih menganggu penduduk di pegunungan, merampok harta.

Kelompok bandit ini sangat licik dan berkemampuan, tim pengawal Ayahku tidak berpengalaman, sudah berkali-kali dikalahkan oleh mereka, oleh karena itu, Ayahku berharap dapat meningkatkan kekuatan tim pengawal, dapat mengendalikan para bandit ini.”

“Apakah hanya mengontrol bandit?”

Roky merenung sejenak, dia tidak menyangka, di pegunungan tua Myanmar masih ada bandit.

Tidak ada situasi seperti ini dalam beberapa tahun terakhir di kota Yuga, hanya ada beberapa insiden pencurian kecil-kecilan, seperti ponsel tua Ayah mertua di curi didalam bus.

Jenderal Aung San melihat ekspresinya tenang, dengan terburu-buru berkata lagi: “Master Roky, Anda telah membantuku mengelola tambang tepi laut, aku sudah merencanakan untuk memberikan salah satu tambang batu giok yang baru kutemukan.

Tambang batu giok ini juga ada di Distrik Manho, disampingnya masih ada tambang giok yang sedang ditambang, dan telah menghasilkan sebuah Giok Hijau Laokeng senilai ratusan miliar, jika Anda bisa membantuku melatih tim pengawal, aku bersedia memberikan kepada Anda tambang giok tua ini.”

Begitu dia selesai berbicara, raut wajah Aung Miko berubah, tidak bisa menahan untuk berkata.

“Ayah, tambang batu giok ini sangatlah mahal, kedepannya mungkin akan lebih dari 5 miliar dolar Nemesis, bukankah kamu mengatakan akan memberikan padaku?”

“Kamu diamlah, tidak ada tempat bagimu untuk berbicara! Sebuah tambang tua saja, apa yang belum pernah dijumpai Master Roky, jika dia menerimanya, maka itu adalah memberikan muka kepada Keluarga Aung San kita!” Jenderal Aung San marah, mengangkat kepala lalu memerintah Aung Chris: “Bawa adikmu keluar, agar tidak menganggu percakapanku dengan Master Roky.”

“Miko, keluarlah denganku!” Aung Chris memerintah dengan wajah suram.

Aung Miko sangatlah enggan, tetapi hanya bisa mengertakkan gigi dan berjalan keluar.

Setelah mereka berdua berjalan pergi, Jenderal Aung San menghela nafas panjang, menoleh ke arah Master Roky dan meminta maaf.

“Master Roky, sudah membiarkan melihat lelucon.

Putra bungsuku sudah terlalu dimanja sejak kecil, sekarang semakin dewasa semakin tidak tahu batas, aku sangat menyesal mengirimnya ke luar negeri, sudah belajar selama 4 tahun, bahkan tidak bisa mendapatkan diploma.”

Dalam hatinya marah dan juga tak berdaya, biasanya sudah terlalu memanjakan putra bungsu, sekarang putra bungsu sangatlah tidak tahu aturan, sama sekali tidak tahu batas saat berbicara dan bertindak, bahkan tidak sebanding dengan setengah kakaknya.

Jenderal Aung San sepertinya merasakan emosionalnya terekspos, segera terbatuk sekali, dan berkata sambil tersenyum: “Master Roky, jika kamu dapat menetap beberapa hari lagi, aku akan merasa lebih aman.

Hutang budi ini, Keluarga Aung San akan selalu mengingatnya dalam hati, kedepannya jika Master Roky membutuhkan bantuan keluarga Aung San, hanya perlu sebuah kata, tidak peduli apakah di ujung dunia, aku juga akan membawa orang untuk pergi membantu.

Roky turun dari sofanya, bertanya: “Dimana tim pengawal pribadimu?”

Jenderal Aung San langsung gembira, segera berkata sambil tersenyum: “Di Kota Yami, jika Master Roky bersedia, aku akan mengirim pesawat khusus untuk mengantarkan Anda kesana sekarang?”

“Sudahlah, besok saja.”

Kata Roky.

Dia telah memesan kamar, dan biaya kamar akan dibayar sampai besok, jadi tidak mungkin sudah menempati dan membatalkan kamar.

Selain itu, dia mengunakan Mata dewa melihat ke daerah sekitar, dan menemukan sedikit keanehan.

Tempat ini dekat dengan tambang batu giok, seharusnya banyak energi sage, tetapi beberapa bangunan diselimuti oleh energi ganas, sangatlah sengit.

Jenderal Aung San terburu-buru berkata: “Baiklah, aku tidak akan menganggu Master Roky beristirahat lagi, aku akan menunggu kedatangan Master Roky di kota Yami besok.

Aku akan membiarkan kedua putraku tinggal di semenanjung Manho, jika Master Roky membutuhkannya, dapat mencari mereka kapan saja.”

Selesai berbicara, Jenderal Aung San menahan kegembiraan didalam hatinya, lalu membawa sekelompok orang berjalan keluar dari kamar.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu