Aku bukan menantu sampah - Bab 755 Properti Jenni Disita

Begitu Jonathan selesai berbicara, wajah Jenni langsung membiru karena ketakutan, Rino juga terlihat panik.

Kalau mereka benar-benar diusir dari Keluarga Xu, mereka akan diasingkan, nama mereka juga akan dicoret dari silsilah keluarga, mereka bahkan tidak akan bisa masuk ke kuburan leluhur mereka lagi.

Bagi Jenni, keluarga adalah hal yang paling penting, dia langsung panik dan meminta maaf: "Kakek Jonathan, Dewi tidak bermaksud seperti itu."

"Aku rasa dia memang bermaksud seperti itu."

Tanpa penjelasan panjang, Jonathan memanggil dua tetua di sampingnya, dan berkata dengan keras: “Buang papan nama leluhur dari garis keturunan Jenni keluar dari kuil leluhur, dia bukan bagian dari Keluarga Xu lagi, kita tidak perlu menganggapnya lagi.”

Setelah mendengar hal itu, kaki Jenni langsung melunak, dia langsung terjatuh dan berlutut di atas lantai.

"Kakek Jonathan, aku salah, aku mohon, tolong jangan buang papan nama orang tuaku."

Rino juga ketakutan, dia dengan cepat ikut berlutut.

Membuang papan nama kedua orang tuanya keluar dari kuil leluhur, memindahkan kuburan orang tua mereka dari kuburan leluhur Keluarga Xu, ini adalah kejadian yang sama gawatnya dengan langit runtuh.

Orang tua mereka yang sudah meninggal pasti akan menyalahkan mereka karena mereka yang tidak berbakti.

Jonathan mengabaikan mereka, dia dengan dingin berkata: "Kalau kalian tidak menghargai Keluarga Xu, dan tidak menghormati tetua kalian, kalian tidak pantas untuk tinggal."

"Benar, kalian bahkan tidak mengenaliku sebagai Bibi, kalian benar-benar tidak menganggap penting Keluarga Xu."

Aurel sengaja mengambil kesempatan untuk menjelek-jelekkan mereka, dia lalu mengulurkan tangan untuk mengambil papan nama leluhur di meja persembahan: "Ambil papan nama keluargamu dan cepat pergi, kalian tidak bisa meletakkannya di sini lagi."

Setelah mengatakan itu, dia mengedipkan mata ke arah Leon, menyuruh anaknya untuk berpura-pura menyingkirkan papan nama itu.

Jenni panik dan langsung berdiri menarik Leon: "Kalau ada masalah, mari kita bicarakan baik-baik, jangan singkirkan papan nama keluargaku."

Saat dia menarik lengan Leon, Leon tersandung ke samping, dan beberapa papan nama di sekitar jatuh ke tanah dan pecah menjadi beberapa bagian.

Jenni langsung tertegun!

Papan nama leluhur mereka semuanya rusak, saat itu juga semua anggota Keluarga Xu di ruangan itu langsung emosi.

Cukup!

Aurel memanfaatkan kesempatan itu untuk berteriak: "Wow, Jenni, apa kamu ingin menghancurkan Keluarga Xu? Bahkan semua papan nama leluhur kita rusak karenamu!"

"Aku tidak…"

Tapi semua anggota Keluarga Xu benar-benar sudah marah besar, mereka semua langsung berlari ke arah Jenni dan memukulnya.

Sekujur tubuh Jonathan bergemetar karena marah, dia menunjuk Jenni dan berteriak: “Berlutut! Berani-beraninya kamu merusak papan nama leluhur kita, benar-benar tidak tahu diri!”

“Jangan pukul ibuku.” Dewi langsung terburu-buru maju, dan berusaha melindungi Jenni.

Andrew juga panik dan berlari ke depan dengan cepat.

Saat ini, Leon mengambil kesempatan untuk menendang punggung Andrew.

Andrew terjatuh dengan keras, dia terjatuh dengan kedua lututnya mendarat duluan, dari ekspresi wajahnya, dia terlihat sangat kesakitan.

Dewi ditahan oleh dua orang kerabat Keluarga Xu, melihat ibunya dipukuli beberapa kerabat mereka, ayahnya ditendang dan terjatuh di atas lantai, matanya merah karena marah, dia berusaha melepaskan diri dan ingin maju untuk melindungi mereka.

Tapi mereka hanya bertiga, dan ada puluhan anggota Keluarga Xu di sini, mereka jelas kalah jumlah.

Ada puluhan kerabat Keluarga Xu di sini, meskipun dia mengerahkan semua tenaganya, belum tentu dia bisa melawan mereka, dia hanya bisa melihat orang tuanya ditekan oleh anggota Keluarga Xu, dan dipaksa berlutut di depan papan nama leluhur untuk mengakui kesalahan mereka.

Jonathan berteriak dengan keras sambil menunjuk Dewi.

“Ikat dia juga, biarkan mereka sekeluarga berlutut di depan papan nama leluhur untuk mengakui kesalahan mereka.”

“Kenapa!” Dewi terus memberontak, dia mengertakkan giginya dan berteriak: “Leon sengaja menjebak ibuku! Orang yang seharusnya berlutut adalah dia.”

Saat Jenni berusaha menahan Leon tadi, Jenni hanya berdiri di sampingnya, Dewi melihat hal itu dengan jelas.

Ujung jari Jenni baru saja menyentuh lengan baju Leon, Leon sengaja pura-pura terjatuh, dia lalu memanfaatkan kesempatan itu untuk mendorong jatuh beberapa papan nama leluhur yang terletak di meja persembahan.

Dia melakukannya dengan sengaja!

Dia ingin menjebak Jenni dan membiarkan Keluarga Xu mengusir mereka.

“Jangan bicara omong kosong!” Ekspresi wajah Leon terlihat gelap, dia lalu berkata dengan dingin: “Ibumu yang mendorongku, jangan sembarangan menyalahkan orang.”

Semua kerabat Keluarga Xu di sana juga langsung ikut menuduh Dewi.

Leon maju dengan ekspresi gelap, dia meraih lengan Dewi, dan menyeretnya ke depan.

"Aku tidak mau pergi! Lepaskan aku."

Dewi menundukkan kepalanya, dalam hati dia merasa sangat kesal.

Keluarganya bukannya tidak punya uang, kenapa Keluarga Xu masih memandang rendah keluarga mereka?

Dengan ekspresi wajah serius, Jonathan berbicara dengan suara keras pada para kerabat Keluarga Xu: "Semuanya tenang, kita akan menghukum Jenni dan keluarganya sesuai dengan aturan keluarga kita, menurut aturan Klan Keluarga Xu, kalau ada yang memecahkan papan nama leluhur, orang itu dan keturunannya harus diusir dari keluarga.

Selain itu, properti keluarga mereka akan disita oleh Klan Keluarga Xu untuk memperbaiki papan nama leluhur Keluarga Xu dan membangun ulang kuil leluhur."

"Apa, kalian ingin mengambil properti keluargaku?" Andrew tertegun dan mengangkat kepalanya dari lantai.

Meskipun keluarganya akan diusir, mereka tidak punya hak untuk mengambil properti keluarganya.

Leon berusaha menahan tawanya dan berkata: “Paman Andrew, ini adalah aturan Klan Keluarga Xu, kalian sudah melanggar peraturan keluarga dengan menghancurkan papan nama leluhur Keluarga Xu, jadi semua properti milik keluargamu akan disita untuk merenovasi kuil leluhur.”

“Jangan, Kakek Jonathan, aku mohon, tolong maafkan aku." Jenni terus menangis dan memohon.

Saat ini entah ke mana sikapnya yang biasa kasar, sekarang dia hanya bisa memohon belas kasihan dengan menyedihkan.

Leon mengeluarkan sebuah dokumen entah dari mana, dia menyodorkannya ke arah Jenni, sambil memberikan sebuah pulpen.

"Bibi Jenni, ini adalah dokumen untuk menyerahkan harta, dan menyita properti keluarga, kamu bisa menandatanganinya."

Jenni langsung gemetaran, dia hampir pingsan di tempat.

Uangnya, semua uangnya akan hilang begitu saja?

Semuanya akan disita oleh Klan Keluarga Xu, dan menjadi hak mereka?

Jenni dipaksa untuk memegang pulpen, seluruh tubuhnya gemetar, hatinya terasa sangat sakit, dan jantungnya terasa seperti berdarah.

“Cepat tanda tangan!” Leon menjadi tidak sabaran, dia langsung memegang tangan Jenni, dia memaksanya untuk menandatangani perjanjian pengalihan properti itu.

Masalah hari ini, sudah dia dan ibunya, Aurel, rencanakan untuk waktu yang lama, ini semua demi membalas penghinaan yang mereka rasakan di media sosial kemarin!

Dia dengan sengaja memecahkan papan nama leluhur, dan sebenarnya Jenni hanya menyentuh ujung pakaiannya tadi.

Menurut Klan Keluarga Xu, semua keturunan yang menghina leluhur mereka akan disita propertinya dan diusir dari keluarga mereka.

Sebenarnya, saat dia mengambil alih perusahaan farmasi ayahnya, perusahaan itu sudah tidak ada apa-apanya, ayahnya, Thoriq, hampir kehilangan semua uang mereka dan memiliki hutang sebesar dua puluh miliaran.

Ayahnya tidak sanggup membayar utang sebesar itu, jadi dia menyerahkan kekacauan itu pada anaknya, Leon.

Menghadapi kreditor yang datang untuk menagih hutang setiap hari, Leon tidak tahu bagaimana harus menyelesaikan masalah itu lagi, melihat Jenni dan teman-temannya yang terus memamerkan kekayaan mereka, dia bekerja dengan ibunya, Aurel, dan memikirkan cara untuk menyita properti Jenni dan menggunakannya untuk melunasi hutang mereka.

Jenni setiap hari terus pamer dengan teman-temannya, vila, uang, perhiasan... dari awal hal itu sudah membuat kedua ibu dan anak itu iri.

"Aku tidak akan tanda tangan..." Jenni akhirnya tidak tahan lagi, mati pun dia tidak akan menandatangani dokumen itu.

Leon berteriak: “Bukan kamu yang memutuskan.”

Setelah mengatakan hal itu, tangannya yang besar langsung menjambak kasar rambut Jenni, dan menariknya dengan kuat sampai Jenni tidak bisa bergerak, dengan tangannya yang satu lagi, dia memegang pergelangan tangan kanan Jenni yang menggenggam pulpen, dan memaksanya untuk menandatangani kontrak.

Melihat Leon yang memperlakukan ibunya seperti itu, mata Dewi langsung memerah, dia sangat marah sampai kehilangan akal sehatnya.

Seperti seekor harimau betina yang marah, dia bergegas maju sambil berteriak, dia mengambil vas di atas meja altar, dan melemparnya ke kepala Leon.

“Jangan sentuh ibuku, lepaskan dia…”

‘Prangg’

Vas itu mengenai kepala Leon, dan langsung pecah.

Darah menetes dari belakang kepala Leon.

"Anakku!" Aurel berteriak ketakutan, dan langsung berseru: "Pembunuh!"

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu