Aku bukan menantu sampah - Bab 444 Tristy Sang Pembunuh

“Heh, masih ada hal seperti itu, sepertinya dia susah untuk dikendalikan.”

Charlie tersenyum dan berkata : “Nona Selvie jangan khawatirkan tentang hal ini, adiknya Tristy ada di tanganku, dan sedang sakit parah, bagaimana dia berani tidak patuh? Jika kamu tidak percaya, coba saja.”

“Benarkah?”

Sambil berbicara, Selvie berjalan perlahan ke depan Tristy, memperhatikannya sejenak kemudian berkata sambil tersenyum : “Tristy, kamu benar-benar cantik, bahkan aku seorang wanita saja bisa terpikat, benar-benar terbaik.”

Sambil berbicara dia mengambil sebuah pisau buah, dan memegangnya di depan Tristy.

“Charlie berkata bahwa kamu setia, coba kamu tunjukkan, perlihatkan kepadaku seberapa setianya kamu.”

“Kamu ambil pisau ini, gores wajah cantikmu ini.”

Selvie mengulurkan tangannya, ada sebuah pisau kecil yang tajam tergeletak di telapak tangannya, dan ada senyuman dingin yang kejam di wajah cantiknya.

Bagi wanita, penampilan lebih penting daripada kehidupan.

Dia ingin melihat, apakah Tristy ini pantas dipercaya atau tidak.

Tristy melihat Selvie dengan tatapan yang dingin, mengambil pisau kecil itu tanpa ragu, dan langsung menggoreskan ke wajahnya.

Seketika ada luka berdarah di pipinya yang putih lembut itu, dan kulitnya koyak.

Tetapi Tristy tetap tidak ada ekspresi apa pun, tangan putih rampingnya memegang sebuah belati, dan menusuk sekali lagi tanpa mengedipkan mata.

“Sudah sudah!” Selvie menghentikan dengan tidak sabar, “Membuat wajah ini menjadi penuh dengan darah, membuatku jijik.”

“Mundurlah.”

Perintah Charlie.

Wajah cantik Tristy hancur, tetapi tatapannya masih dingin.

Dia tidak mengatakan apa pun, mundur selangkah kembali ke kerumunan.

Selvie berkata : “Charlie, tidak disangka di Organisasi Hidden Ghost masih ada bakat seperti ini.”

“Namun, kamu harus memintanya untuk merayu Roky, takutnya wanita rusak ini tidak berhasil.”

Charlie berkata : “Tenang saja, meskipun dia pernah belajar di daerah prostitusi, tapi tubuhnya bersih, untuk menunggu suatu hari nanti bisa digunakan.”

“Minta Junandus untuk memasukkannya ke dalam perusahaan, di tempat yang bisa mendekati Roky, dan staf lainnya masuk ke dalam departemen keamanan, untuk memantau pergerakan Roky.”

“Baiklah.”

Selvie mengangguk dengan puas : “Panggil Steven Lu untuk mengambil obat luka, untuk membersihkan luka di wajahnya.”

Ada suara berderit, pengawal mendorong kursi roda dari dalam kamar tidur.

Di kursi roda terduduk seseorang yang cacat dengan wajah yang pucat, itu adalah Steven Lu.

Setelah dipukuli oleh Roky sampai cacat, dia diselamatkan oleh orang yang diutus Selvie, dan harus bergantung kepadanya, mengandalkan kemampuan farmasinya yang luar biasa untuk bertahan hidup, bertanggung jawab menyiapkan berbagai racun untuk Selvie.

Obat pencahar yang diberikan Selvie kepada Jenni terakhir kali juga diracik olehnya, tak berwarna dan tak berasa, apalagi meminumnya dalam waktu jangka panjang bisa membuat orang berhalusinasi.

Dengan wajah cemberut, Steven Lu mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna hitam dan menyerahkannya, kemudian berkata dengan hormat : “Nona Selvie, ini adalah obat yang aku tiru dari salep intermiten, untuk mengobati luka dan setelah pemakaian tidak akan ada bekas luka.”

“Oke.”

Setelah Selvie mengambilnya, dia melemparkan kepada Tristy dan berkata : “Ingat, besok setelah kamu memasuki perusahaan patungan, pikirkan cara untuk mencuri resep obatnya.

Meskipun obat Steven Lu mirip dengan salep intermiten, tetapi efeknya hanyalah setengahnya, dan biayanya bahkan lebih mahal dua sampai tiga puluh kali lipat.”

“Baik.”

Tristy mengambil kotak obat itu, dan menganggukkan kepalanya.

……

Baru saja sampai di vila, Roky sudah menerima telepon dari Dewi.

“Roky, apakah pembukaan perusahaan hari ini berjalan dengan lancar? Sayang sekali aku tidak berada di Kota Wasa, kalau tidak aku pasti akan pergi menemanimu.”

“Lancar.”

Kata Roky, tentu saja dia tidak ingin istrinya khawatir, “Oh iya, apakah bungaku sudah ditemukan?”

“Belum, tapi aku sudah bertanya kepada ibu, kata ibu dia tidak pernah mengambilnya.”

Kata Dewi : “Terlalu banyak barang di vila, bonsainya ayah saja sudah beberapa puluh pot, aku akan cari lagi.”

“Oke.”

Roky juga tidak bisa apa-apa, meskipun dia memiliki firasat buruk di hatinya, tapi sekarang dia tidak bisa kembali ke Kota Gopo.

Saat berbicara, Dewi menjadi ragu sejenak, dan berkata dengan canggung : “Ibu, ibu memintaku mengatakan satu hal kepadamu.”

“Ibu datang ke Kota Wasa?” Roky menjadi waspada seketika.

Apakah wanita tua ini ingin datang?

“Bukan.”

Dewi segera menjelaskan, dan berbicara dengan ragu-ragu : “Ibu, ibu ingin memintamu mencarikan pekerjaan untuk paman……”

“Bukankah paman punya perusahaan?” Roky bertanya dengan curiga, dia ingat ketika Rino Xu datang ke Kota Gopo, dia membual dengan sangat berlebihan, dan berkata bahwa dia sendiri bekerja di perusahaan besar, dan mempunyai sebuah perusahaan kecil.

Pada saat ini, ada bisikan dari seberang telepon, dan kemudian terdengar suara Jenni yang arogan.

“……Putriku, buat apa kamu berbicara omong kosong dengannya? Langsung katakan saja, dia berani berkata tidak? Itu adalah paman kandungnya sendiri!”

Roky mengerutkan keningnya, sepertinya ponsel istrinya telah direbut oleh ibu mertuanya.

Pada saat ini, terdengar suara Jenni.

“Roky, besok kamu aturkan pekerjaan untuk paman dan bibimu di perusahaanmu. Mereka sekarang menganggur di rumah, kamu harus menjaganya dengan baik.”

Nada perintahnya membuat Roky merasa muak, dan mendengus : “Pusat pekerjaan tidak jauh, kamu pergi cari sendiri saja.”

“Roky, kamu bahkan tidak menolong paman kandungmu? Apakah kamu masih memiliki hati nurani?” Jenni marah dengan kesal : “Jika kamu tidak membantu pamanmu mencari pekerjaan, aku akan pergi ke Kota Wasa sekarang, memintamu untuk menceraikan putriku, lagi pula vila itu adalah atas namaku, setelah bercerai kamu akan pergi tanpa membawa apa-apa, dan tidur di jalanan.”

Amarah Roky langsung memuncak ke kepalanya, dan berkata dengan dingin : “Jenni, jika kamu tidak ingin tinggal di vila di Kota Gopo, aku akan menelepon perusahaan pemindahan sekarang, untuk mengusirmu keluar!”

“Kamu……” Jenni kesal, sampah ini bahkan berani memarahinya.

Dia ingin marah beberapa kata, tiba-tiba dia teringat bahwa vila di Kota Gopo masih bukan atas namanya sendiri, dan seketika dia menelan kembali kata-katanya.

Di sebelahnya Andrew sedang memegang cangkir teh, dan berkata dengan marah : “Apakah kamu tidak bisa bersikap lebih baik terhadap Roky? Orang sedang bekerja di Kota Wasa, bukankah untuk menghasilkan uang.”

“Menghasilkan uang apanya.”

Marah Jenni.

Meskipun dia mengumpat, tetapi di dalam hatinya dia memikirkan rencana.

Meskipun vila di Kota Wasa atas nama putrinya dan namanya sendiri, tetapi sampah ini masih memiliki sebuah vila di Kota Wasa, dan vila di Kota Gopo adalah milik sampah itu, dia harus memikirkan cara untuk mendapatkan dua vila ini.

Selain itu, meskipun Roky adalah kerabat jauh yang diremehkan di Keluarga Lin, tapi dia memiliki keahlian khusus, dan Roky langsung memberinya 5 miliar, sekarang dia pasti masih bisa meminta uang lagi!

Memikirkan hal ini, sikap Jenni menjadi lemah lembut seketika, menyeka air mata dan berpura-pura menangis.

“Roky, ibu juga tidak bisa apa-apa, paman dan bibimu sudah menderita di Kota Wasa, kamu lihat betapa menyedihkannya mereka! Rino adalah paman kandungmu, apakah kamu tega melihat pamanmu menderita……demi mencari pekerjaan untuk paman, Dewi memohon kepada orang di luar, melihat raut wajah orang-orang itu, ibu tidak bisa apa-apa dan baru mencarimu, huhuhu……”

Jenni berpura-pura menangis sambil berpura-pura terisak-isak.

Roky yang mendengar suara tangisan Jenni di seberang telepon, seluruh bulu kuduknya merinding.

Rino Xu tidak ada hubungan dengannya sama sekali dan dia tidak ingin mempedulikannya, tapi Roky tahu, jika dia tidak mengurus pekerjaan paman dan bibinya, dengan kepribadian Jenni, dia pasti akan memaksa istrinya pergi ke sekeliling untuk memohon kepada orang.

Dia tidak ingin melihat istrinya memohon dengan rendah hati ke sekeliling untuk mencari pekerjaan kepada pamannya.

Roky menghela napas dan berkata dengan tak berdaya : “Ibu, besok aku akan memberitahu perusahaan, mintalah paman dan bibi pergi bekerja.”

“Menantu laki-laki, aku sudah tahu kamu tidak akan tidak peduli dengan paman kandungmu sendiri.”

Seketika Jenni langsung tertawa dan segera berkata : “Kamu aturkan jabatan manajer umum, atau wakil direktur untuk pamanmu, semakin tinggi gajinya akan semakin bagus, pekerjaannya semakin sedikit akan semakin bagus, yang paling baik adalah tidak perlu mengerjakan apa-apa tetapi masih bisa mendapat gaji beberapa puluh juta……”

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu