Aku bukan menantu sampah - Bab 437 Istriku Apakah Kamu Merindukanku?

Roky berjalan masuk ke ruang tamu, mengangkat kepalanya melihat, lalu mengerutkan keningnya.

Melihat ruang tamu yang luas sekarang dipenuhi dengan koper besar dan koper kecil, sofa besar kult asli juga dipadati dengan beberapa bedcover besar, berantakan sekali sepert rumah sewaan.

Paman Rino sedang berbaring di atas sofa dengan nyaman, kedua kakinya terangkat, bibirnya menjepit sebatang rokok derek kuning, menyipitkan mata dan menghembuskan asap rokok.

Sedangkan bibi Alicia menarik anaknya Sansan Xu, dan juga calon menantunya Winston, dengan sangat senang memegang semua perabot rumah, sambil memegang sambil berkata: "Lihat, perabot mahoni ini bagus sekali, satu setnya setidaknya mencapai ratusan juta! Sansan, nanti kamu menikah dengan Winston, vila ini menjadi rumah baru untuk kalian......"

Sansan baru saja ingin membuka mulut, tapi melihat Roky yang berdiri di depan pintu, langsung menarik Alicia, menyuruhnya jangan terus mengatakan lagi.

Tapi Alicia sedang melihat sebuah vas antk dengan mata bersinar terang, sambil memegang sambil berkata: "Tunggu papamu meminta vila ini dari kakaknya Jenni, mama akan membiarkan kalian tinggal disini! Lagipula uang yang didapatkan Roky adalah punya kita."

Roky mendengarnya merasa tidak enak, lalu berdiri di depan pintu dan berdehem.

Mendengar suara dehaman ini, Alicia terkejut sekali, seluruh tubuhnya gemetaran, tangannya langsung terlepas.

"Prang."

Vas antik di tangannya langsung terjatuh di atas tanah, pecah berkeping-keping.

Rino sedang memejamkan mata menikmati, dikejutkan oleh suara pecahan ini sampai merangkak berdiri, memarahi Alicia: "Harga vas antik dinasti Qing ini bernilai 1 miliar 800 juta lebih, kamu ini memang pembawa sial......"

Dia masih belum selesai memarahi, sudut matanya melihat Roky yang berdiri di depan pintu, dalam sekejap langsung menjadi kaku.

Roky mengerutkan keningnya, melihat sekeliling ruang tamu, bertanya: "Kalian ini sedang apa, sampai bawa koper besar kecil."

"Ini.....oh....Roky, mamamu menyuruh kami pindah ke vila."

Rino tersadar, langsung memberikan senyuman palsu, menggosokkan tangan dan berjalan maju.

"Kalian pindah ke rumahku?" Roky melihat ruang tamu yang menggenaskan, sungguh tidak tau harus berkata apa.

Alicia juga bereaksi, langsung mengeluarkan handphone, sambil menekan nomor dan berkata: "Roky, mama yang menyuruh kami pindah kemari, kalau tidak kami juga tidak akan datang merepotkanmu, benar tidak Rino?"

Rino tercengang, langsung menjawab: "Ah....benar, seperti itulah."

Handphone berdering dua kali, langsung tersambung.

Alicia takut diusir Roky, langsung membuka mode speaker, menyodorkan ke hadapan Roky.

Roky menerima handphone, baru saja memanggil "ma", langsung terdengar suara Jenni yang sombong dari ujung telepon.

"Roky, paman dan bibimu tidak mempunyai tempat tinggal, aku menyuruh mereka tinggal di vila! Kamu tidak boleh tidak baik kepada mereka, ini adalah paman kandungmu!"

Roky dengan tak berdaya berkata: "Ma, bukankah mereka mempunyai tempat tinggal?"

"Kenapa, pamanmu mau tinggal disini, kamu tidak izinkan? Apakah kamu meremehkan keluarga Xu kami, kalau kamu menganggap pamanmu sebagai orang luar, besok aku bawa Dewi datang ke kota Sahaja, bercerai dengan anakku! Vila ini atas namaku, aku mau mengizinkan siapa tinggal, terserahku."

Amarah Jenni keluar dari handphone membuat telinga Roky berdengung.

Berjarak sebuah handphone, Roky sepertinya bisa merasakan gaya Jenni yang tidak masuk akal itu.

Kalau Jenni berdiri di hadapannya, takutnya akan dengan galak memukul dirinya.

"Ma, bukan begitu maksudku.

Kalau paman mau tinggal, tinggal saja."

Ucap Roky langsung.

Dia tidak ingin Jenni datang kemari lagi.

Baru saja mengusir ibu mertuanya itu, Roky baru tenang 2 hari, dia tidak mau Jenni datang lagi.

Jenni baru berdecih dingin, menarik suara panjang berkata: "Aku pikir kamu juga tidak berani, vila ini atas namaku, kalau kamu tidak setuju, besok kamu pindah keluar!"

Roky sungguh tidak ingin banyak berbicara dengan Jenni, berkata: "Dimana Dew?"

Jenni berceramah beberapa kalimat, baru menyodorkan handphone kepada Dewi.

Dewi menerima handphone, juga dengan nada tak berdaya berkata: "Roky, in adalah keputusan yang mama buat mendadak, aku juga baru tau, kamu jangan maraj.

Sebenarnya paman dan bibiku meminjam banyak uang, rumahnya sudah disita oleh bank, sungguh tidak ada tempat tinggal lagi, makanya mama menyuruh mereka pindah kemari.

Kalau kamu merasa tidak bisa, aku keluarkan uang untuk sewa rumah lagi, suruh paman pindah kesana."

Roky pertama kalinya mendengar istrinya menggunakan nada bicara yang berhati-hati seperti ikni berdiskusi, berbicara dengannya, dia merasa marah dan lucu.

Hanya sebuah vila saja, dia sama sekali tidak peduli, hanya saja Jenni berbuat sesuka hatinya, bahkan memberitahu saja tidak, ini yang membuatnya tidak senang.

Tapi, karena istrinya sudah menjelaskan seperti ini, Roky tidak ingin istrinya kesulitan, seperti tidak terjadi apa-apa berkata: "Sayang, rumahku juga rumahmu juga, paman pindah kemari beberapa waktu juga tidak apa-apa, lagipula vila juga kosong."

Rino dan Alicia di samping awalnya dengan wajah gugup, setelah mendengar Roky setuju, mereka berdua menghela nafas lega.

Baru saja bisa menelepon istrinya sekali, Roky sambil bertelepon, sambil menyuruh pamannya memindahkan barang sendiri, dia membawa handphone naik ke atas.

Roky berjalan memasuki pintu kamar, menutup kamar, dengan tersenyum berkata: "Sayang, sudah rindu kepadaku belum?"

Dewi yang berada di ujung telepon sana wajahnya langsung merona, dengan gengsi berkata: "Aku tidak rindu."

"Sungguh tidak? Kalau begitu aku tunda beberapa hari lagi baru pulang."

"Rindu."

Kali ini, Dewi akhirnya berkata jujur, dengan malu berkata: "Sebenarnya kamu kapan baru pulang?"

"Sudah mau."

Roky sambil berkata, tidak bisa menahan berkata: "Sayang, buka panggilan video saja, aku mau melihatmu."

Dewi berkata: "Tunggu sebentar, aku baru selesai mandi, sedang memakai baju."

Mandi?

Dalam sekejap darah Roky langsung mendidih, apakah sekarang istrinya sedang bertelepon dengannya dalam keadaan tidak memakai baju?

Di dalam otaknya langsung muncul gambaran yang menggoda.

Istrinya berdiri di dalam kaamar mandi, tubuh yang indah, sedang memegang handphone dan bertelepon.

Gambaran ini, hanya memikirkannya saja sudah membuat orang meledak!

Roky menelan ludahnya, langsung berkata: "Sayang, jangan pakai, cepat buka panggilan video."

Sudah lama sekali tidak melihat istrinya, lihat dari video juga tidak apa-apa.

Handphonenya bergetar, Dewi mengirimkan permintaan panggilan video.

Roky langsung menerima, saat melihat gambaran yang muncul di layar handphone, langsung menelan air ludahnya.

Melihat Dewi di layar menunjukkan setengah bagian atas tubuhnya, benar-benar tidak memakai apa-apa, bahu yang harum dan halus seperti batu gok, rambut hitam yang menutupi bahu, menunjukkan tulang selangka yang seperti ukiran giok.

Hanya saja, tangannya memegang sebuah handuk mandi putih besar, menutupi bagian bawah leher, wajah cantiknya memerah.

Kedua pipi Dewi merona, mengerang: "Kamu panik apa, sampai membuatku tidak sempat memakai baju."

Seluruh tubuh Roky mendidih, sambil berdehem sambil berpikir dalam hati, apakah seluruh tubuh istrinya hanya menggunakan sebuah handuk menutupi?

Semakin dia pikirkan, semakin dia tidak bisa menahan, darah panas mulai naik ke atas kepalanya.

Dia berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa, sambil berpikir dalam hati, lebih baik istrinya tidak memegang handuk dengan baik, langsung terjatuh.

Sayangnya kenyataan tidak seperti harapan, Roky mengajak mengobrol lama sekali, handuk di tangan Dewi seperti menempel pada tubuhnya, tidak hanya tidak terjatuh, dia malah menggunakan handuk kecil menutupi bahunya.

Dewi mendesak beberapa kali, mengatakan mau memutuskan panggilan, tapi Roky tidak mengizinkannya, otaknya hanya ingin handuknya terjatuh.

"Aku setelah mandi masih mau pergi ke kantor, tidak mengobrol denganmu lagi."

Dewi mengerang manja, berdiri langsung mau memutuskan panggilan.

Disaat ini, dia menginjak sudut handuk di lantai, handuknya langsung terlepas dari tubuhnya.

"Ah!"

Seiring teriakan Dewi, handuk pun langsung terjatuh di atas lantai.

"Gol!"

Roky mengepalkan tangannya dengan bersemangat!

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu