Aku bukan menantu sampah - Bab 683 Melenyapkan Roh

Dia segera berteriak dengan suram.

“Roh Pedang !”

“Tangan hitam” yang sebesar setengah lapangan basket langsung menekan Roky ke bawah, dan ingin menghancurkan rohnya !

Tentu saja !

Sebuah semburan cahaya keemasan yang berkilau meledak dari bawah tangan hitam !

“Boom!”

Dengan semburan cahaya emas yang menyilaukan itu, sebuah pedang raksasa itu langsung memotong tangan hitam itu menjadi dua bagian seketika !

Tangan hitam yang besar itu terbelah seketika dan menjadi asap hitam, dan kemudian menghilang di udara.

Di tengah cahaya emas yang menyilaukan itu, Roky berdiri dengan tenang, menatap ke atas langit dengan melipatkan tangannya di belakang, dan matanya memerah.

Roh pihak lawan yang tersisa di dalam liontin giok ini telah dihancurkan olehnya !

Ini adalah roh pihak lawan yang terpisah dari tubuhnya, tertinggal di dalam liontin giok dan tersegel, dan juga untuk mencoba menghancurkan roh kultivator yang membuka segel ini.

Berdasarkan kultivasi diri pihak lawan, selama kultivator berada di tingkat jindan, akan bisa langsung membunuh di lingkaran sihir.

Tapi mungkin pihak lawan tidak menyangka, kekuatan kultivasi diri Roky memang berada di tingkat jindan, tetapi roh pedang yang ada di dalam tubuhnya adalah senjata ritual kelahiran yang digunakan oleh tingkat bayi dewa, dan ditambah dengan sebuah “Giok pengumpul roh”, bisa mengeluarkan kekuatan yang sangat besar, dan langsung membunuh roh yang tersisa.

Setelah tangan hitam dibelah dua oleh Roky menggunakan pedangnya, seluruh langit juga mulai runtuh dan terus berjatuhan.

Roky melihat ke atas langit, menggertakkan gigi dan berteriak.

“Tidak peduli siapa pun kamu, di mana pun kamu berada, selama aku hidup, aku pasti akan mengambil nyawamu dengan tanganku sendiri, untuk mempersembahkan kepada orang tuaku yang berada di surga ! !”

Adegan di sekitar mulai terdistorsi menjadi cuplikan, berubah menjadi transparan secara perlahan dan menghilang.

Ini karena dia melepaskan pedang roh dengan rohnya, menyebabkan fluktuasi besar dalam dua energi spiritual, dan menghancurkan adegan yang direkam di dalam liontin giok ini.

Segala sesuatu di sekitar perlahan-lahan menghilangqq, Roky telah kehabisan banyak energi sage untuk memanggil roh pedang, tatapan matanya gelap dan rohnya juga menghilang.

……

“Roky, Roky, kamu cepatlah sadar……”

Sebuah panggilan panik yang familiar terdengar ke telinga Roky.

Dia membuka matanya dengan perlahan-lahan.

Sekarang dia terbaring di atas Simmons di hotel dengan selimut yang menyelimuti tubuhnya.

Roky menoleh, yang menarik perhatiannya adalah wajah cemas istrinya, Dewi.

Roky terdiam sejenak, membalikkan badannya dan duduk.

Bukankah dia berada di dalam kamar hotel tantenya, kenapa istrinya ada di sini?

Melihat Roky telah sadar, seketika Dewi menghela napas lega, dan berkata dengan mata memerah : “Sebenarnya apa yang terjadi? Membuatku khawatir sekali.”

Roky tidak sempat untuk menjawab dan segera bertanya : “Kenapa kamu ada di sini?”

“Tantemu yang memberitahuku, aku mendengar sesuatu terjadi padamu, jadi aku segera kemari.”

Roky semakin terkejut, “Tanteku?”

“Iya.”

Dewi mengangguk, dan berbicara dengan suara yang serak : “Aku meneleponmu, tetapi tantemu yang menjawabnya.”

“Tantemu berkata bahwa dia datang ke Kota Gopo untuk mengurus sesuatu, ketika kamu pergi ke hotel, tiba-tiba kamu pingsan, jadi aku bergegas ke sini.”

Pada saat ini, terdengar suara ibu mertuanya yaitu Jenni dari ruang tamu di luar kamar.

“Nona Viska, kamu jangan mengundang dokter yang begitu mahal, darimana keluargaku mempunyai uang untuk mengobati Roky, biasanya tubuhnya sangat sehat, menurutku dia pura-pura pingsan.”

Suara dingin Viska terdengar.

“Jenni, aku hanya meminta Dewi untuk datang ke sini, dan tidak menyuruhmu untuk kemari, buat apa kamu ke sini?”

Jenni terdiam sejenak, menyeringai dan berkata : “Aku……aku hanya ikut datang untuk melihatnya, khawatir dengan menantuku……oh iya, sebenarnya bisnis apa yang Keluarga Lin kalian lakukan, menurutku kamu cukup kaya, bukan? Kalian dengan Keluarga Lin di Kota Wasa adalah kerabat jauh, meskipun orang tua Roky sudah meninggal, tetapi seharusnya di dalam keluarga masih memiliki banyak warisan……”

Mendengarkan hal ini, Roky tidak bisa menahan amarahnya lagi, membuka selimutnya dan berjalan keluar dari kamar tidur.

“Jenni, warisan orang tuaku bukanlah urusanmu, jika kamu berbicara lagi, aku akan mengusirmu keluar sekarang!”

Di ruang tamu.

Viska duduk di sofa dengan melipat tangannya, dengan wajah yang tidak senang berhadapan dengan Jenni yang berdiri di depannya, begitu dia melihat Roky berjalan keluar dari kamar, sebuah kegembiraan terlintas di wajahnya, berdiri dan berkata : “Roky, kamu tidak apa-apa?”

“Aku baik-baik saja.”

Roky mengangguk kepada tantenya, menoleh dan menatap Jenni dengan dingin.

Wanita tua ini ikut datang sama sekali bukan mengkhawatirkan dia, tetapi untuk mengganggu tantenya, mungkin ingin mendapatkan uang lagi !

Biasanya Jenni memarahinya dia masih bisa menahannya, tetapi jika wanita tua ini mengganggu orang tuanya, dia bisa melemparkannya keluar dari jendela sekarang juga !

Begitu Jenni melihat wajah Roky begitu dingin dan sekujur tubuhnya memancarkan aura membunuh, tiba-tiba dia merasa ketakutan, dan berkata dengan tidak senang : “Kenapa kamu begitu cemas, kamu telah makan dan tinggal di Keluarga Liu kami secara bertahun-tahun, berapa banyak uang yang aku habiskan untukmu? Aku adalah ibumu, tapi aku bahkan tidak mengetahui apa yang kamu lakukan di keluargamu, apakah aku tidak boleh bertanya?”

Roky berkata dengan dingin : “Pertama, apa yang dikerjakan keluargaku tidak ada urusannya denganmu ; kedua, jika kamu mengungkit orang tuaku lagi, aku akan tidak sungkan kepadamu.”

“Kamu……kamu masih begitu galak kepadaku?” tiba-tiba Jenni melompat karena emosi, biasanya meskipun Roky melawannya, juga tidak keras seperti sekarang ini.

Melihat Dewi ikut keluar dari belakang, tiba-tiba dia menyeka air matanya dan berjalan ke depan.

“Dewi, lihat Roky……orang yang tidak tahu terima kasih ini, aku kemari karena mengkhawatirkannya, dia……dia bahkan bersikap tidak sungkan kepadaku.”

“putriku, ayo kita pulang sekarang, jangan pedulikan dia!”

Siapa tahu Dewi mundur selangkah, mengerutkan kening dan berkata : “Bu, kamu jangan ikut campur lagi, kamu pulanglah terlebih dahulu.”

“Roky dan Keluarga Lin di Kota Wasa memang kerabat jauh, kerabat yang sangat jauh, kamu jangan berpikir untuk mengambil keuntungan lagi, terlebih lagi aku tidak akan membiarkan Roky kembali.”

Dia samar-samar tahu beberapa pengalaman hidup Roky, mengira keluarganya adalah gangster, ini adalah masalah yang sangat Dewi khawatirkan.

Selain itu, sebelumnya Selvie yang begitu meremehkan Roky, dan sangat sombong, sikap sombong ini benar-benar membuat Dewi merasa sangat muak.

Karena Keluarga Lin meremehkan Roky, mengapa harus membiarkan suaminya kembali dan bersikap penurut?

Meskipun Keluarga Lin memiliki banyak kekayaan, dia juga tidak akan meminta sepersen pun.

Dia lebih baik menjaga Roky seumur hidupnya, dan juga tidak menginginkan dia kembali ke Keluarga Lin dan menderita.

Melihat putrinya tidak berdiri di jalan yang sama dengannya, Jenni merasa sangat marah, bahkan tidak berpura-pura menangis lagi, menggertakkan gigi dan berkata : “Menurutku dia pura-pura sakit, datang ke sini untuk bertemu tantenya, dan mengambil uang di belakang kita.”

Pada saat ini, Viska berdiri dari sofa, mengangkat dagunya dan mendengus.

“Bagor, perhatikan Jenni, jika dia berbicara lagi, kamu tampar dia, tampar mulutnya sampai bengkak! Aku tidak percaya, tidak bisa menghentikan mulut busuknya ini.”

Jenni terkejut seketika, segera mengangkat kaki dan pergi.

“Putriku, aku……aku masih ada urusan, aku pergi dulu.”

Dia tidak takut dengan menantunya si Roky, dia akan marah jika dia ingin, tetapi di depan Viska, dia akan seperti tikus yang bertemu dengan kucing.

Melihat ibunya berlari keluar dari kamar hotel, Dewi merasa cemas dan kesal, dan merasa sangat malu.

Jenni bersikeras untuk ikut kemari, dan begitu memalukan di depan tante suaminya, membuatnya merasa sangat memalukan.

Dia tahu jelas, Viska memang meremehkan dirinya, sekarang melihat ibunya seperti ini, dia mungkin akan semakin tidak puas dengannya.

Dengan mata memerah, Dewi berbicara dengan suara yang rendah kepada Viska : “Vis……Nona Viska, tadi ibuku telah berbicara sembarangan, aku mewakilinya meminta maaf kepadamu.”

Viska meliriknya sejenak, menggelengkan kepala dan berkata : “Lupakan.”

Setelah selesai berbicara, dia terlihat seperti teringat sesuatu, dan berkata : “Ke depannya panggil aku tante seperti Roky, kalian telah menikah selama beberapa tahun, jika ada waktu luang, pulang dan kunjungi Keluaga Lin.”

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu