Aku bukan menantu sampah - Bab 349 Apakah Kamu Enggan?

Jika waktu bisa berputar kembali lagi maka Gilang sendiri yang akan mengantarkan anaknya kepada Roky serta berusaha sekuat tenaga untuk menyenangkan Roky.

"Cepat bawa pergi." Tuan Muda li segera melambaikan tangannya.

Gilang telah menyebabkan masalah sebesar ini kepada keluaga Li maka dia akan memberi pelajaran kepadanya dan mengurungnya sambil menunggu hukuman dari ayah.

Seorang pengawal memasukkan Gilang ke dalam bagasi lalu menutupnya dengan kencang.

......

Roky yang berada di atas panggung telah selesai menandatangani perjanjian dengan Hendrik.

Mulai dari sekarang produksi salep intermiten pertama dari pabrik farmasi yang ada di kota babel akan di kirim ke kota Wasa dalam waktu dekat dan Grup Jiang akan mempromosikannya.

Tamu yang ada di pesta pada awalnya tidak terlalu peduli dengan orang luar daerah seperti Roky tapi karena melihat keluarga Jiang menghormatinya maka satu per satu datang menyenangkannya.

Roky bersikap biasa saja menghadapi orang yang datang menghampirinya.

Orang yang hadir hari ini adalah orang-orang besar di kota Wasa dan banyak orang yang ingin menyenangkannya.

Tapi dia merasa para orang besar ini tidak bisa diajak berhubungan maka dia menjaga jaraknya.

Suri Jiang selalu berada di sampingnya dengan wajah memerah karena senang.

Dia memegang dua gelas anggur sambil menyodorkan salah satu gelasnya, "Kak Roky, aku bersulang untukmu."

Roky mengambil gelasnya sambil tersenyum, "Kamu seharusnya tidak akan pulang ke kota Gopo setelah selesai magang bukan?"

Wajah Suri Jiang membeku sambil bertanya, "Apakah kamu sudah mau kembali?"

"Tidak." Roky menggelengkan kepalanya dan matanya terlihat bersinar, "Aku masih ada urusan di kota Wasa maka akan tinggal beberapa waktu lagi."

Dia masih harus menunggu bibi kecilnya menyelidiki masalah liontin giok.

Penyebab kematian orang tuanya harus diselidiki dengan jelas.

"Bagus sekali." Suri Jiang bernapas lega sambil tersenyum kembali.

Dia berharap Roky bisa tinggal di kota Wasa lebih lama lagi sehingga dia bisa bersamanya.

Karena sepertinya tidak mudah baginya untuk pergi ke kota Babel lagi setelah pulang ke kota Wasa.

Ekspresi Suri Jiang membeku tapi segera bersemangat kembali.

Lagipula Roky masih akan tinggal di kota Wasa dan dia akan membawanya jalan-jalan jika ada waktu.

Roky meninggalkan pesta tidak lama setelah selesai menandatangani perjanjian karena dia kurang tertarik dengan pestanya.

Suri Jiang merasa enggan berpisah dengannya dan dia mengantarnya sampai ke depan pintu, "Roky, kamu harus tinggal di kota Wasa untuk beberapa waktu lagi dan beritahu aku jika kamu membutuhkan sesuatu, jangan sungkan."

Roky merasa konyol dan tertawa, "Kenapa, kamu merasa enggan melihatku kembali ke kota Babel?"

"Siapa..... siapa yang merasa enggan?" Tubuh Suri Jiang menjadi kaku sehingga dia segera mengganti topiknya, "Sekarang Grup Babel bekerja sama dengan keluarga Jiang dan pasti akan banyak membahas masalah dengan kakakku. Kesehatan kakek memburuk sehingga semua tanggung jawab jatuh kepada kakakku dan kakakku menggantungkan semua kepadamu."

Roky mengerutkan keningnya karena dia sama sekali tidak mengatakan jika dia adalah bos Grup Babel tapi hanya sebagai perwakilan saja.

Tapi dia sebenarnya juga terkejut karena dia tidak menyangka keluarga Jiang yang merupakan salah satu dari empat keluarga besar yang punya fondasi yang kuat ternyata juga bisa muncul masalah seperti ini.

Roky menanyakan keadaan keluarga Jiang, "Kakek Jiang sakit apa?"

Mata Suri Jiang terlihat merah ketika mengungkit masalah ini dan dia berkata dengan pelan, "Kakek sebelumnya mengalami nekrosis yang belum sembuh dan beberapa waktu yang lalu jatuh yang menyebabkan tulang belakangnya retak serta nekrosis tulang belakang, dia sekarang sudah lumpuh dan balai pengobatan tradisional tidak bisa menyembuhkannya."

"Nekrosis tulang belakang?" Roky mengerutkan keningnya.

Tulang belakang merupakan bagian yang banyak saraf dan juga jaringan yang tidak dapat diperbarui dalam tubuh manusia, jika tulang retak dan nekrosis maka sistem saraf tulang belakang juga akan ikut menyusut.

Ini merupakan penyakit yang lumayan serius jangankan balai pengobatan tradisional sekalipun dokter terkenal di dunia juga tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kakek paling sayang kepadaku, mengapa dia menderita seperti ini?" Suri Jiang berkata dan air matanya jatuh sambil menatap Roky, "Apakah kamu punya cara untuk mengurangi sakit kakek?"

Roky berpikir sejenak lalu berkata dengan serius, "Aku sebelumnya meneliti sebuah salep yang bisa meregenerasikan sel tapi aku tidak tahu apakah bisa meregenerasikan tulang belakang atau tidak tapi kita bisa mencobanya."

"Benarkah?" Mata Suri Jiang terlihat bersinar sambil memegangnya, "Apakah kamu bisa datang ke kediaman Jiang untuk mengobati kakek?"

Karena Suri Jiang menatapnya penuh harapan maka Roky tidak enak menolaknya dan berkata, "Aku bisa ke sana tapi aku tidak jamin khasiat obatnya."

"Tidak masalah karena aku harus mencoba semuanya." Wajah Suri Jiang terlihat merah karena bersemangat, "Lagipula ilmu pengobatan sangat luar biasa bahkan paman keempatku juga kaget maka aku yakin kamu pasti bisa."

Paman keempat keluarga Jiang adalah ketua balai pengobatan tradisional.

Roky tersenyum pahit, "Kamu jangan terlalu berharap dulu dan aku akan berusaha tapi berhasil atau tidak itu terganti kepada kehendak Tuhan."

Salep yang dia sebutkan itu adalah salep intermiten yang akan kerja sama dengan keluarga Jiang dan masih sedang dikemas di dalam pabrik tapi dia bisa memakainya dulu untuk keadaan darurat kakek Jiang.

Tapi dia masih belum tahu apakah berkhasiat untuk mengobati masalah tulang belakang karena dia belum pernah mencobanya.

.....

Roky langsung kembali ke vila setelah meninggalkan pesta.

Keadaan kota Wasa sangat rumit dan dia masih mengkhawatirkan keselamatan Lisa dan Talita.

Tapi penjaga militer keluarga Lin telah mengerahkan tiga puluhan orang untuk berjaga secara bergiliran di depan vila setidaknya penjahat biasa tidak bisa masuk.

Pagi hari berikutnya Roky membahas masalah kerja sama dengan Hendrik.

Sedangkan keluarga Meng sangat cemas seperti semut yang berada di wajan panas.

Gilang masih belum pulang dari menghadiri pesta keluarga Jiang semalam, Lani, istrinya telah meneleponnya belasan kali tapi tidak terhubung dan dia sudah hampir mau melapor polisi.

"Reyner kamu cepat pergi cari tahu ke kediaman Jiang, mengapa ayahnya masih belum pulang juga?"

"Ibu, aku sudah bertanya kepada beberapa orang tapi tidak ada yang tahu." Reyner berkata tanpa daya.

Tidak tahu kenapa, orang-orang yang dulu punya hubungan baik dengan keluarga Meng buru-buru menutup teleponnya.

Sehingga membuat Reyner sangat bingung karena tidak tahu apa yang terjadi.

Selain itu, yang paling membuatnya bingung adalah beberapa pelanggan yang bekerja sama dengannya membatalkan kontraknya satu per satu.

Mereka tidak mengatakan apa-apa ketika dia menanyakannya.

Benar-benar kecelakaan berturut-turut.

Reyner sedang mengkhawatirkan masalah penarikan modal sebesar 100 miliar dan dia sangat kesal karena tidak menyangka pelanggannya akan membatalkan kontraknya dan dia sedang menunggu kepulangannya ayahnya Gilang untuk mengurusnya.

Tepat pada saat ini, teleponnya berbunyi.

Reyner segera mengangkatnya, "Ayah?"

Terdengar suara lemah Gilang di ujung telepon.

"Putraku, kamu..... kamu cepat pergi cari Talita dan menyuruhnya melayani Tuan Muda li dengan baik….."

Reyner tertegun dan berkata, "Ayah ada di mana sekarang? Bukankah telah menyuruh Talita keluar, mengapa menyuruhnya kembali lagi."

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu