Aku bukan menantu sampah - Bab 94 Terkuak

Roky memegang tangannya, berkata sambil tersenyum: “Kamu istriku, tidak perlu meminta maaf. Lagipula, kita juga memiliki vila yang lebih bagus dari ini.”

Dewi tersenyum paksa, menganggap Roky sedang menghibur dirinya.

Tanpa diduga, Mia mendengar perkataan ini dan segera tertawa keras, berkata: “Kak Dewi, vila kalian berada dimana?”

Dewi belum sempat menjawab, Roky sudah berkata: “Di Taman Indah Kapuk.”

“Apa! Sejak kapan kamu membeli vila di Taman Indah Kapuk?”Mia tertegun, tiba-tiba berkata, “Apakah kamu sanggup membelinya?”

Baru selesai mengatakannya, Mia baru menyadari dirinya salah bicara, segera berkata: “Maksudku, kenapa tidak pernah mendengar kak Dewi mengatakan kalian membeli vila?”

Setelah kata itu terucap, Dewi yang ingin menghentikannya sudah terlambat, dia hanya bisa cepat-cepat berkata: “Sekarang rumah masih bisa ditinggali, masalah pembelian rumah baru nanti dipertimbangkan.”

Ando berjalan melewati, berkata sambil tersenyum: “Karena sudah membeli rumah, untuk apa masih rendah hati! Mumpung semuanya ada di sini, Andrew, minta menantumu menunjukkan vila barunya kepada kami, sekalian mengunjungi vila menantuku!”

Wajah Andrew memerah, keluarganya saja tidak pernah membayar DP, vila dari mana?

Dalam hatinya dia mengeluh menyalahkan Roky.

“Su……sudahlah, lain kali saja.”

“Daripada lain hari, lebih baik pergi hari ini saja!”Ando sangat antusias menyeret Andrew keluar.

Andrew dengan cepat menolak, kalau benar setelah pergi tidak ada vila, harga diri keluarganya mau ditaruh dimana?

Dewi mengerti maksud ayahnya, dia segera berkata: “Lain kali saja, sudah malam, kita harus pulang.”

Dia baru saja selesai mengatakannya, Roky tersenyum, “Ini masih sore, masih ada waktu, karena semuanya ingin pergi melihatnya, mari kita pergi melihatnya.”

“KAMU!”

Dewi marah hingga tidak bisa berkata apa-apa sampai mencubit pinggang Roky dengan keras.

Vila dari mana? Dewi sedang membantunya, tidak disangka Roky malah menentangnya di depan umum!

Mia yang berada di samping melihat ini semua dan terus tertawa tanpa henti.

Mia tahu kemampuan Roky, seorang pria miskin yang tidak mampu membeli perhiasan pernikahan, bagaimana mungkin mampu membeli vila seharga ratusan milliar?

Ini pasti bualan!

Dia bersikeras ingin membongkar kedok keluarga Dewi!

Ando juga memiliki pemikiran seperti ini, dia mendorong Andrew keluar rumah dan memanggil para kerabat.

Meskipun Andrew adiknya, Ando selalu memandang rendah dirinya merasa Andrew tidak berguna dan memalukan.

Karen juga mengendus dingin, sengaja berkata, “Dewi, kenapa kamu tidak membiarkan kami pergi melihat vila kalian, sebenarnya ada tidak vila ini. Ini bukan bualan semata, kan?”

Karen marah, dia ingin mencari kesempatan menguak kedok asli Dewi.

Kalau benar Roky mampu membeli vila, apakah perlu dia menjadi menantu yang tinggal di rumah mertua perempuan?

Roky tersenyum dan berkata: “Bualan atau tidak nanti juga akan tahu.”

“Kak Dewi, ayo pergi.”Mia bersikeras menarik tangan Dewi keluar pintu.

Dewi mengerutkan kening ditarik keluar, ketika keluar dia melototi Roky dengan marah dan mengabaikannya.

Harga diri keluargaku hilang hari ini!

Sekumpulan orang ini antusias pergi melihat vila.

Tapi diam-diam, semuanya menunggu menguak kebohongan Roky dan ingin melihat bagaimana Roky menjelaskan ini semua.

Hanya Fresco yang tampak kesal. Dia sengaja mundur selangkah, memberi isyarat kepada Mia, lalu berbisik: “Bagaimana kalau hari ini tidak pergi melihat vila.”

“Fresco, ayahku sudah berjalan keluar dan sekarang kamu ingin memanggil kembali para kerabat, wajah ayahku mau taruh dimana?”ucap Mia tidak senang.

Fresco berkata: “Sekalipun Roky membual, kita tidak seharusnya mencari masalah dengannya.”

Mia semakin tidak senang, berkata dengan kesal: “Kenapa? kamu juga takut padanya?”

“Aku tidak takut padanya.”

Fresco sendiri juga tidak tahu mengapa, tapi sejak makan malam di Restoran Gobest, dia merasa Roky sangat misterius. Dirinya sendiri sudah meminta seseorang untuk menyelidikinya.

Tapi tidak dapat menemukan informasi apa pun tentang Roky, ini yang membuat Fresco merasa minder.

Roky sangat berhati-hati dalam bertindak, bahkan Fresco tidak bisa menebak pemikirannya, oleh karena itu dia terus menjaga jarak.

“Kalau begitu sudah selesai masalahkannya.”Mia mengendus “Hmph” lalu berbalik keluar.

Fresco hanya bisa tersenyum pahit menggelengkan kepala mengikutinya dari belakang.

Namun, dirinya sengaja berjalan lambat, tidak berjalan bersama dengan Mia. Dalam hatinya kesal dengan Mia yang bertindak sembrono.

Dia memang pernah mengungkit masalah vila ini kepada Mia.

Tapi vila ini bukan miliknya, melainkan dibeli oleh pamannya William dan selalu kosong, bahkan saat makan, beliau mengatakan kalau dia dan Mia masih belum membeli rumah setelah menikah, mereka bisa tinggal di sini.

Tidak disangka demi harga diri Keluarga Liu, Mia langsung mengatakan vila ini diberikan Keluarga Wang kepadanya.

Ini membuat Fresco dilema dan hanya bisa mengiyakan perkataannya.

Jenni tidak hadir, Andrew kehilangan pendukungnya, dirinya merasa malu sepanjang jalan.

Para kerabat mengelilingi Mia ditengah seperti bintang mengucapkan kata-kata pujian.

Ryeol Grup hanya perusahaan kecil yang tidak memiliki peringkat di Kota Gopo, tapi itu berbeda dengan perusahaan Helkod.

Semua orang tahu, kalau Mia menikah dengan Keluarga Wang, Kekuasaan Keluarga Wang lebih hebat daripada Keluarga Liu, kalau bisa menjadi kerabatnya, mungkin derajat mereka bisa naik.

Terutama Karen yang terus merangkul lengan Mia, memujinya tanpa henti.

Adapun Roky dan Dewi tertinggal dibelakang dan diabaikan begitu saja,

Sekumpulan orang ini berjalan selama 20 menit dan tiba di gerbang vila.

Kawasan ini merupakan kawasan vila, namun terbagi menjadi beberapa cluster dan kualitas layanan propertinya juga berbeda.

Vila yang dibeli Ando berada di cluster termurah dan cluster Taman Indah Kapuk adalah tempat termahal yang hanya memiliki beberapa bangunan vila saja. Orang yang bisa tinggal di sini selain kaya juga harus memiliki kekuasaan, kalau tidak membayar inden saja tidak bisa.

Pintu vila ini sangat megah. Tadi semuanya merasa vila Ando lumayan bagus, tapi sekarang kalau dibandingkan dengan vila mewah ini, vila tadi seperti rumah pedesaan yang dibangun sendiri.

Karen berkata dengan iri: “Mia, vila-mu sangat cantik, aku dengar orang yang tinggal di sini, semuanya memiliki kekuasaan seperti Keluarga Wang.”

Mia tersenyum malu: “Orang terkaya di Kota Gopo dan beberapa orang paling berkuasa juga tinggal di sini. Yoga, orang terkaya di Kota Babel juga membeli vila di sini dan terkadang tinggal di sini.”

Mendengar dia berkata begitu, para kerabat terlihat sangat mengaguminya.

Kehidupan keluarga orang lain sudah naik ke kelas lain, sama sekali bukan kelas biasa seperti mereka.

“Benar-benar kehidupan orang kaya.”Karen semakin iri dan buru-buru mendesak: “Cepat buka pintu, biarkan kami masuk dan berkunjung. Seumur hidup ini kalau aku bisa tinggal di sini selama beberapa hari, hidupku akan terasa sempurna.”

Mia tidak memiliki kunci, dia melirik Fresco.

Fresco berkata dengan canggung: “Maaf, hari ini aku tidak tahu semuanya akan melihat vila ini jadi tidak membawa kunci.”

Lagipula vila ini bukan miliknya, dia sama sekali tidak memegang kunci.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu