Aku bukan menantu sampah - Bab 857 Nomor Ponsel Yang Kamu Mau

Roky memukul Nando hingga mati-matian, kemudian menyerahkan Nando kepada Sutinah dan kembali ke villa dirinya.

Intinya dia telah melampiaskan amarahnya, sedangkan bagaimana Sutinah mengurus Nando, sudah tidak berhubungan lagi dengan dirinya.

Apabila Sutinah melepaskan Nando, dengan sifatnya yang begitu perhitungan, dia pasti tidak akan sanggup menahan amarahnya.

Roky telah memukul Nando hingga keadaan hampir cacat, seandainya Sutinah turun tangan lagi, mungkin saja Nando akan kehilangan nyawanya.

Dengan demikian kejadian ini tidak bermasalah lagi dengan dirinya, lagi pula orangnya mati karena dipukul oleh Sutinah, meskipun Sutinah hanya sekedar memukul untuk melampiaskan amarah, luka pada tubuh Nando tetap saja berhubungan dengan dirinya.

Roky sudah dapat membayangkan wajah Sutinah yang penuh amarah, apabila Sutinah semakin emosi, maka suasana hati Roky akan semakin baik, saat ini dia sedang bersiul sambil membuka pintu villa.

Pintu ruang tamu tidak tertutup dengan erat, pada saat Roky ingin mendorong pintunya, dia mendengar suara pembicaraan yang berasal dari dalam.

Setelah mendengar sekilas, suasana senang pada barusan langsung menghilang dalam seketika.

Di dalam celah pintu, dia mendengar suara Jenni yang sepertinya sedang menelepon.

“….. Halo, Direktur Raffa, ini aku ….. hehehe, tidak kenal juga tidak masalah, minggu lalu suamiku Andrew pernah pangu …. Aku ingin mencari tahu tentang seseorang, tidak tahu apakah kamu mengenal dengan pemilik ‘ Perusahaan Nogo ’ ?”

“Tuan Wang, apa kabar. Bulan lalu aku pernah bertemu dengan anda pada sebuah acara makan, apakah kamu kenal dengan pemiliki Perusahaan Nogo ? Boleh memberikan nomor ponselnya padaku ? Aku ingin mentraktir dia makan bersama.”

“Direktur Markus, lama sekali tidak jumpa, bagaimana kabar anda ? Oh ya, anda kenal dengan pemilik Perusahaan Nogo ? Aku ingin membuat janji untuk anak perempuanku … Hehe, apanya yang menjodohkan, anak perempuanku sedang berbisnis, aku hanya ingin membantu dia saja.”

Roky yang berdiri di luar sedang mengeluh sinis di dalam hati.

Ternyata ibu mertuanya akan begitu nekat, dia bahkan sedang memperhitungkan pemilik ‘ Perusahaan Nogo ’.

Apanya yang ingin membantu anak perempuannya, sebenarnya hanya ingin menawarkan anak perempuannya kepada orang lain.

Mengenai niat busuk ibu mertuanya, Roky tetap saja sangat mengerti.

Pada saat ini, Jenni yang berada di ruang tamu sudah selesai menelepon, namun malahan melemparkan ponsel ke atas sofa dengan gaya emosi.

Andrew bertanya dengan nada tidak berdaya "Kamu telepon sana sini, buat apa menggali informasi pemilik Perusahaan Nogo ? Orang kaya seperti ini, kita mana mungkin bisa menjalin hubungan dengan mereka ? Bisa saja setelah kamu menelepon, orangnya sama sekali tidak mau melayani kamu.”

“Apanya yang menjalin hubungan, apa kekurangan anak perempuanku ?” Jenni sangat tegas "Kalau bukan karena manusia sampah itu yang menyeret dia, dia sudah menikah dengan keluarga orang kaya ! Lagi pula, Dewi sendiri juga ada perusahaan, serasi sekali dengan pemilik Perusahaan Nogo !”

“Menurutku kamu jangan sembarangan mengarang lagi, cepat masuk kamar, jangan bermimpi lagi di sini.”

Jenni sangat emosi, dia memungut sebuah bantal dan melempar ke arah Andrew "Tidak berambisi sekali ! Kalau Roky adalah tuan ketiga dari keluarga Lin dan dapat mewarisi harta keluarganya, aku pasti akan menyanjung dia, tetapi sekarang sampah itu sudah diusir dari keluarganya, tidak ada bedanya dengan pengemis di jalan, apa gunanya juga mempertahankan dia ?”

“Seandainya aku tidak berguna, kalau begitu kamu sudah boleh pergi dari rumah ini.”

Pada belakang tubuh mereka tiba-tiba muncul suara Roky yang terkesan datar.

Jenni yang baru saja ingin melempar bantal di tangan, tubuhnya langsung merinding ketakutan, kemudian berbalik badan sambil tersenyum palsu.

Reaksi wajah Roky sangat dingin, dia memeluk lengan dan berdiri di belakang tubuh Jenni.

“Kamu ….kamu kenapa pulang pula, kenapa tidak bersuara.” Jenni sangat takut dan tidak berani menatap mata Roky "Aku masih ada perlu, aku membeli sayur dulu.”

Namun ketika dia baru saja melangkah, Roky sudah langsung menghalangi dirinya.

Jenni buru-buru berjalan ke arah kanan, namun Roky langsung melangkah ke arah kanan untuk menghalangi dirinya.

“Kamu sedang buat apa ? Awas aku mau keluar.” Jenni menahan rasa segan dan berusaha memperlihatkan sebuah senyuman.

Roky berkata dengan nada dingin "Ibu, bukannya kamu mau mencari pemilik Perusahaan Nogo ya ? Kebetulan aku kenal, sekarang kamu mau bertemu dengannya ?”

“Kamu kenal ?” Wajah Jenni langsung menampakkan reaksi senang, namun setelah melihat tatapan mata Roky yang sangat dingin, dia merasa takut dan memundurkan langkah “Aku, buat apa juga aku mencari dia.”

Intinya saat ini dia tidak begitu percaya terhadap Roky, saat ini Perusahaan Nogo telah heboh di seluruh kota Sahaja, berbagai pimpinan perusahaan berusaha susah payah untuk bertemu dengan pemilik Perusahaan Nogo yang sangat misterius ini, namun tidak ada yang berhasil menggali informasinya, mana mungkin manusia sampah ini bisa mengenal dengan bos besar tersebut ?

Roky tersenyum dengan kesan menyindir "Kamu bukannya ingin mengenalkan pemilik Perusahaan Nogo kepada istriku ya ? Aku bisa mewujudkan keinginanmu.”

Hati Jenni semakin takut, dalam hatinya berbisik sendiri.

Budak ini bahkan mencuri dengar percakapannya, tidak tahu juga apa yang telah didengar budak ini.

Intinya saat ini sudah ketahuan juga, tidak perlu berpura-pura lagi !

Akhirnya Jenni menahan rasa malu dan tertawa menyanjung "Iya, sekarang Dewi di rumah dan tidak terlalu banyak kenalan, aku ingin menjalin hubungan dengan pemilik Perusahaan Nogo, lalu berteman dengan dia, agar ke depannya dia dapat berbisnis dengan Dewi.”

“Haha.”

Roky tertawa sinis dengan wajah tanpa ekspresi.

Bukan pertama kalinya juga nenek tua ini berpura-pura.

Awalnya Jenni mengira kalau Roky akan memaki dirinya, sehingga sudah melakukan persiapan di dalam hati. Namun ketika dia mengangkat kepala, dia langsung terbengong setelah melihat selembar kertas yang berada di hadapannya.

Roky menyerahkan kertas yang berisi nomor ponsel ke hadapan Jenni.

“Ibu, ini nomor ponsel pemilik Perusahaan Nogo, kalau kamu mau mencari dia, hubungi nomor ini saja.”

Setelah selesai bicara, dia langsung berjalan melalui tubuh Jenni dengan tidak melirik sama sekali.

“Ternyata sampah ini benar-benar kenal juga.” Jenni memegang kertas yang berisi nomor ponsel, kemudian tertawa dengan penuh kesenangan.

Dia tidak menyangka bahwa Roky bahkan begitu mudah untuk memberikan nomor ponsel pemilik Perusahaan Nogo kepada dirinya.

Kelihatannya sampah ini masih memiliki gunanya, dia bahkan mengenal dengan pemilik Perusahaan Nogo.

Tangan Jenni bahkan gemetar karena terlalu semangat, nomor ponsel tersebut adalah sesuatu yang akan direbut oleh semua masyarakat di kota Sahaja, semua orang ingin berkenalan dengan pemilik Perusahaan Nogo untuk mendapatkan kesempatan berbisnis.

Meskipun dia tidak menggunakan nomor ponsel ini, hanya dengan menjual nomor tersebut kepada para bos besar, setidaknya juga bisa mendapatkan uang puluhan miliar.

Jenni memegang kertas yang sangat berharga, kemudian berlarian ke dalam kamar tidur dan mengunci pintunya.

Dalam hatinya telah praktik berkali-kali tentang kalimat yang akan digunakan untuk menyanjung.

Intinya dia harus berusaha menyanjung, lalu membujuk pemilik Perusahaan Nogo agar dapat bertemu dengan anak perempuannya.

Jenni mengambil ponsel dengan hati yang tegang, kemudian membuka kertas dan bersiap-siap untuk bertelepon, namun setelah itu dia malahan kaku terbengong.

Beberapa detik kemudian, tiba-tiba terdengar suara makian yang berasal dari kamar tidur Jenni.

“Sampah, beraninya membohongi aku ! Benar-benar keterlaluan !”

Nomor ponsel yang tertera di atas kertas, sama sekali bukan nomor ponsel pribadi pemilik Perusahaan Nogo.

Malahan hanya sekedar nomor ponsel Roky.

Jenni sangat emosi dan langsung mengoyak kertasnya, kemudian memaki di dalam kamar tidur.

Dia telah bersiap-siap dan menghafal isi percakapannya, namun ternyata hanya dipermainkan oleh Roky.

……

Di dalam kamar tidur, Roky sedang mengelus perut Dewi dan mengobrol dengan santai.

Tiba-tiba terdengar suara makian Jenni yang berasal dari luar.

Dewi merasa panik dan bertanya "Ibu kenapa lagi ?”

“Mungkin waktu dekat ini sedang menopause.” Roky berkata dengan nada santai.

Intinya dia sudah memberikan nomor ponsel yang diinginkan Jenni, dia sama sekali tidak bermaksud untuk mengelabui, sedangkan bagaimana tindakan Jenni pada selanjutnya, jelasnya sudah bukan urusan dirinya lagi.

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu