Aku bukan menantu sampah - Bab 154 Semuanya Berlutut

Orang yang begitu terkenal di Kota Babel malah memberi hormat kepada seorang wanita?

Apa-apaan ...

Ini belum pernah terjadi sebelumnya!

"Nona Dewi, maafkan aku! Aku sudah lancang terhadap Anda, aku benar-benar pantas mati!" Ekspresi Yoga sedih, dia mendongak dan menatap Dewi dengan tatapan tulus: "Aku sudah salah, mohon Nona Dewi maafkan aku!"

Dewi tampak sangat terkejut, dia mundur selangkah dengan ngeri.

Jangan-jangan orang ini menderita penyakit mental?

Ketika Yoga melihat Dewi tempak tertegun, dia bergegas menghampiri Jenni, dia mengangkatnya sambil tersenyum: "Nyonya Jenni, maaf sudah membuat Anda terkejut! Tadi hanya kesalahpahaman saja, semoga Anda bisa memaafkanku! Aku sudah salah tadi, aku pasti akan menebus kesalahanku, aku hanya berharap Anda dan putri Anda jangan marah! "

Jenni merasa terkejut dan sangat ketakutan hingga dia bergegas menolak: "Tidak ... tidak apa-apa ..."

"Wiky!" Yoga berteriak dengan suara dalam: "Tuliskan cek untuk Nyonya Jenni, anggap saja sebagai kompensasi mental untuknya!"

Wiky bertanya: "Direktur Yoga, berapa angka yang ingin ditulis?"

Yoga bertanya kepada Jenni dengan ekspresi penuh dengan sanjungan: "Nyonya Jenni, apakah menurut Anda 200 miliar cukup? Jika tidak cukup, aku akan menambahkan 200 miliar lagi?"

"Berapa?"

Mulut Jenni terbuka lebar, seperti bisa dimasukkan sebutir telur.

Wiky berkata: "Direktur Yoga, mengatakan bahwa jika 200 miliar tidak cukup, maka 400 miliar!"

"Ya ya, semuanya tergantung pada kepuasan Nyonya Jenni."

Yoga bergegas mengangguk dan tersenyum: "Nyonya Jenni, bagaimana menurut Anda? Aku benar-benar minta maaf atas kejadian tadi, aku harap Anda bisa maafkanku."

Wiky telah selesai menulis cek senilai 400 miliar dan menyerahkannya kepada Yoga untuk ditandatangani.

Yoga bahkan tidak melihatnya, dia langsung menandatangani itu, dan memberikannya dengan kedua tangannya, dia menyerahkannya kepada Jenni dengan hormat.

Jenni bernapas dengan cepat, saat menatap cek di depannya, jantungnya berdebar kencang.

400 miliar!

Ini benar-benar 400 miliar!

Banyak sekali!

Dia belum pernah melihat uang sebanyak itu seumur hidupnya!

Yoga bergegas melepaskan kalung dari lehernya, dan menyerahkannya kepada Jenni dengan tatapan menyanjung: "Ini adalah giok es pixiu dengan berlian 30 karat, harganya tidak mahal, hanya 120 miliar lebih, hadiah kecil semacam ini memang tidak layak untuk Nyonya Jenni, ini hanya tanda permintaan maafku, aku harap Anda jangan marah, dan jangan memperhitungkannya dengan orang sepertiku."

Jenni melihat ke cek itu, kemudian melihat ke kalung giok berlian, hidungnya kembang kempis karena merasa gembira, dan dia berkata: "Ini ... apakah ini benar-benar untukku?"

"Ya!" Yoga tersenyum dan mengangguk: "Mohon Nyonya Jenni bisa memaafkanku."

"Uang ini, berlian ini ..." Mata Jenni bersinar, dia telah melupakan apa yang telah terjadi sebelumnya, dan dia mengulurkan tangannya untuk mengambil cek itu: "Berikan padaku!"

Greg yang berada dibawah sudah benar-benar tercengang, dia tidak bisa memahami ini sedikitpun.

Saat Jenni hendak mengambil cek itu, tiba-tiba ada sebuah tangan muncul di sebelahnya dan mengambil cek itu.

Jenni mendongak dan segera berteriak: "Dewi, berikan cek itu kepadaku!"

Dewi menatap Yoga dengan dingin, lalu dia angsung merobek cek menjadi dua bagian dan berkata: "Tuan Yoga, apa maksudmu ini?"

"Uangku!" Jenni berteriak sedih.

Yoga bergegas berkata: "Nona Dewi, sebenarnya semuanya hanyalah kesalahpahaman, aku pikir Greg dan kalian memiliki hubungan!"

Dia sangat menyesalinya!

Awalnya, dia mendengar berita bahwa ayah mertua Roky dirawat di rumah sakit, jadi dia segera bergegas datang, dan berniat untuk menyanjungnya.

Tidak disangka, dia malah melakukan kesalahan!

Dia hampir secara tidak sengaja melukai keluarga Tuan Roky!

Pada saat ini, Roky keluar dari sudut, ketika dia melihat kejadian itu, dia langsung mengerutkan kening: "Ada apa?"

Ketika melihat Roky, Wiky langsung sangat ketakutan, dan langsung berlutut.

Ekspresi Yoga tampak ketakutan, dia gemetaran dan tidak bisa mengatakan sepatah kata pun, lututnya menjadi lemas, dan dia berlutut di depan Roky.

Orang-orang di sekitar saling bertatapan, bahkan Greg, yang terduduk lemas di bawah juga tercengang.

Belasan pengawal membuka mulut mereka dengan serempak, dan ekspresi mereka sangat terkejut.

Raja gangster Kota Babel, yang ditakuti semua orang, malah berlutut di depan umum di depan seorang pria muda berpakaian biasa?

Ekspresi Yoga tampak ketakutan, dia bahkan tidak bisa mengatakan satu kalimat lengkap, dia merasakan rasa takut yang ektrim.

Pada pertemuan Feng Shui hari itu, Roky memanggil petir untuk menyambar Jovian yang hidup-hidup menjadi abu, dia masih ingat kejadian itu dengan jelas.

Sekarang dia telah menyinggung istri dan ibu mertua Roky, bagaimana jika dia marah dan membunuhnya dengan sambaran petir?

"Roky, apakah kamu mengenal Yoga?" Dewi menatap Yoga dengan heran, lalu melihat ke arah Roky lagi, dia merasa ini sangat aneh.

Roky melirik Yoga, dia mengangkat kepalanya dengan santai, berjalan melewatinya, dan mengedipkan mata dengan cepat.

"Aku tidak mengenalnya, kalian cepat bangkit."

Yoga tertegun sejenak, dan dia berdiri dengan ketakutan.

Jenni berkata dengan heran: "Jadi kenapa mereka begitu takut saat melihatmu?"

Roky mengangkat bahu: "Aku tidak tahu, mungkin lantainya licin jadi tergelincir."

"Ya, ya, lantainya licin jadi tergelincir."

Wiky bergegas berkata.

Yoga juga seperti baru terbangun dari mimpi, dia langsung mengangguk: "Aku, aku sudah lama berdiri jadi kakiku lemas, aku tidak kenal siapa Ro ... Roky."

Greg setengah membuka mulutnya, dia bahkan melupakan rasa sakitnya.

Mereka tidak saling mengenal satu sama lain, mungkinkah Yoga hanya berpura-pura ketakutan di depan Roky?

"Apa yang baru saja terjadi?" Roky berjalan ke arah Dewi.

Dewi memberitahunya tentang Yoga salah mengenal orang.

Roky mengerutkan kening dan menoleh untuk melihat Yoga.

Yoga bahkan dibuat sangat ketakutan lagi, kakinya menjadi lemas lagi karena tatapan ini, dan dia berlutut lagi di depan Roky.

Petir itu asli, dia tidak ingin disambar petir!

Melihat bos mereka berlutut di depan Roky, meskipun belasan pengawal itu tidak tahu apa yang terjadi, namun mereka juga bergegas ikutan berlutut.

Dalam sekejap, belasan orang berpakaian hitam berlutut di lantai, adegan itu mengejutkan.

"Mengapa kalian semua berlutut?" Jenni sangat terkejut.

"Berdiri ... Kaki sudah kesemutan karena berdiri terlalu lama."

Yoga sangat ketakutan, dia memaksakan diri berkata sambil gemetaran.

"Apakah kaki mereka juga kesemutan?" Jenni menunjuk ke sekelompok pengawal berpakaian hitam itu.

Tetapi dia masih ingat dengan jelas bahwa sekelompok orang ini tampak ganas dan jahat, terutama Wiky, dia sangat kejam, membunuh orang dengan tidak mengedipkan mata.

Namun sekarang semua orang yang tampak ganas ini berlutut di lantai dengan patuh, seperti domba penurut.

Ekspresi wajah Roky menjadi dingin, dia melihat Yoga dengan acuh tak acuh dan tidak mengatakan apa-apa.

Dengan tatapannya ini, Yoga seakan-akan merasakan beban tak terlihat menekan di kepalanya, itu membuatnya tidak berani bangkit, dia berkata sambil gemetaran: "Mast ... Tuan Roky, aku tadi sudah salah, aku salah mengenali orang."

Dia tidak berani bangkit, dia benar-benar sangat menyesal.

Dewi mengerutkan kening dan berkata kepada Roky: "Direktur Yoga sudah meminta maaf, ini hanya masalah kecil, baguslah kesalahpahaman sudah terselesaikan. Selain itu, memang kami yang salah dulu, tanpa memberitahu Direktur Yoga, kami menempati bangsalnya."

"Terima kasih, Nyonya Dewi!" Ekspresi Yoga penuh dengan rasa bersyukur, dia terus memberi hormat kepada Dewi.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu