Aku bukan menantu sampah - Bab 721 Tidak berani panggil tuan di hadapan Roky

Winata dan yang lainnya tercengang.

Disa juga mengerutkan kening dengan ekspresi tak terbayangkan.

Sedangkan Teddy yang bersembunyi di samping mulutnya menganga dan kehilangan akal sehatnya, sepasang mata Rissa juga membola, seolah disambar petir.

Bukankah Tuan Roky ini hanya orang biasa, dia bahkan tidak bisa mendapatkan tempat tinggal, kenapa tiba-tiba identitasnya berubah menjadi begitu tinggi?

Hanya Bonaro yang belum mengerti situasi dengan jelas, dia bingung dan berkata: "Tuan panji, pengemis ini, apa kamu tidak salah mengenali orang?"

Tuan Panji memelototinya dengan kesal, kemudian berteriak kepada orang yang ada di belakangnya dengan tidak sabar.

"Buat dia diam dulu dan jangan ganggu Tuan Roky."

Dua pria kekar bergegas ke depan, salah satunya menendang Bonaro dengan keras, dan yang lainnya dengan cepat menahan tubuh Bonaro ke tanah dan memasukkan segumpal rumput ke dalam mulutnya.

Kali ini, Bonaro baru menyadari bahwa dia telah membuat kesalahan, wajahnya terlihat ketakutan, meronta-ronta di tanah dan memekik tidak jelas.

"Tu-Tuan Panji, siapa Roky sebenarnya? Apa identitasnya ..."

Sebelum dia selesai berbicara, pria kekar di sebelahnya menendang tulang rusuknya dengan kuat, kemudian mengangkat kerahnya dan menampar wajahnya seraya menggeram, "Apa kamu tidak dengar? Berani bicara lagi, kamu akan dibuat tidak dapat berbicara selamanya."

Bonaro tercengang hingga gemetar ketakutan, dia bahkan tidak berani menjerit kesakitan.

Wajah Tuan Panjitampak tegas, dia menatap tajam ke arahnya, dan memerintahkan anak buahnya: "Bawa dia pergi dari sini dan tangani sesuai dengan hukum keluarga!!"

Jika bukan karena Bonaro, bagaimana dia bisa menyinggung Tuan Roky!

Bahkan paman Mirza yang dia andalkan di kota Wasa juga menghormati Roky, hari ini dia hampir merusak segalanya!

Setelah mendengar kata "Hukum keluarga", raut wajah Bonaro tiba-tiba "memucat”, dia merintih putus asa sambil menunjukkan ekspresi memohon.

Sekelompok pria kekar di sebelah tidak berani berbicara sama sekali.

Tuan Panjijarang menggunakan hukum keluarga, meskipun Bonaro biasanya adalah bawahan Tuan Panjiyang cakap, tetapi jika kata "hukum keluarga" dikeluarkan, sebagian besar akan mati!

Satu-satunya kesalahan adalah Bonaro yang ceroboh, dia telah menyinggung tamu terhormat Tuan Panji.

Sekejap tempat itu menjadi hening setelah Bonaro diseret keluar, semua orang menundukkan kepala, tidak berani mengeluarkan suara sedikit pun.

Teddy dan istrinya sangat takut hingga menahan nafas, mereka tidak berani menatap Roky.

Tuan Panji tetap diposisinya dengan postur membungkuk, dia berkata dengan senyum penuh hati-hati: "Tuan Roky, aku benar-benar minta maaf, anak buahku ceroboh, hari ini telah mengejutkanmu! Mereka adalah temanmu ‘bukan, kamu datang ke Kota Linxian, serahkan jadwal perjalananmu padaku, biar aku yang mengaturnya, kamu cukup perintahkan saja atas apa yang ingin kamu lakukan, dijamin beres, harap tuan Roky tenang."

Teddy tidak tahu harus berkata apa setelah mendengar perkataan Tuan Panji yang penuh hormat.

Rissa bahkan tidak berani menghirup udara, tadi dia menyebutnya "orang rendahan", dan ternyata dia memiliki identitas dengan level begitu.

Roky mengucapkan "Um" dengan tenang, kemudian berkata dengan santai, "Jadi, kamu adalah Tuan Panji? Sepertinya aku pernah bertemu denganmu di kota Wasa, bukan?"

Samar-samar dia mengingat bahwa saat terakhir kali dia pergi ke Kota Wasa, paman Mirza dan beberapa petinggi bawah tanah mengutus seseorang untuk menjemputnya. "Tuan Panji" ini berdiri di samping pintu mobil dan bertanggung jawab untuk membukakan pintu mobil untuknya.

Akan tetapi, dia tidak peduli pada saat itu, ia mengira orang itu adalah pengemudinya.

Tuan Panji tersenyum dan berkata: "Tuan Roky berlebihan, aku tidak berani dipanggil “Tuan” olehmu. Ternyata Tuan Roky masih mengingatku. Namaku Panji, sepupu paman Mirza di kota Wasa, aku cukup beruntung dapat bertemu dengan Tuan Roky di Kota Wasa terakhir kali. Aku selalu berpikir untuk mengunjungimu lagi saat ada kesempatan."

Roky mengangguk dan berkata, "Panji, ada yang harus kulakukan di Kota Linxian. Lihat apakah itu bisa dilakukan."

Panji segera menyahut: "Tuan Roky, harap berikan instruksi. Aku tidak berani mengatakan dapat mengendalikan segala hal di Kota Linxian, tetapi sebagian besar bangsawan Kota Linxian bersedia menunjukkan belas kasih kepadaku, selama aku bisa melakukannya, aku akan melakukan yang terbaik."

"Aku mau pergi ke Paviliun Apoteker.” Ucap Roky," Aku dengar, orang-orang tidak bisa masuk tanpa kuota, apa kamu bisa meminta orang dari paviliun apoteker untuk datang menemuiku?"

"Itu..." Wajah Panji tiba-tiba menegang, wajahnya tampak ragu-ragu, dia menggosok tangannya dan menyeringai: "Tuan Roky, bukannya aku tidak bersedia, tapi meskipun Paviliun apoteker berada di gunung Kota Linxian, tapi para apoteker ini melampaui dunia, mereka tidak terjalin dengan Kota Linxian, bahkan aku pun sulit mengundangnya.”

Roky berkata dengan ringan, "Itu berarti kamu tidak ada cara lain lagi?"

Panji tiba-tiba mencucurkan keringat dingin, dia segera tersenyum dan berkata: “Masih ada cara, aku kenal dengan beberapa koneksi di kota Wasa dan meminta seseorang untuk membeli kuota.

Hanya saja takutnya ini akan memakan waktu empat sampai lima hari, jadi harap Tuan Roky menunggu di Kota Linxian."

Teddy menahan napas ketakutan.

Jangan melihat pernyataan Panji, tapi kuota paviliun apoteker memang benar-benar sulit untuk didapatkan, takutnya Panji harus menghubungi nama-nama besar di kota Wasa terlebih dahulu, kemudian menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan kuota, selain itu, setidaknya perlu mengeluarkan biaya hingga ratusan miliar.

Tak diduga, Paman Mirza bisa melakukan ini demi kata-kata Roky, dan dia tidak tahu seberapa dalam latar belakang Roky.

Tetapi Teddy tahu bahwa dari adegan hari ini, Roky bukan seseorang yang mudah ia dekati.

Rissa mengangkat kepalanya, tampak siap menyerang.

Kuota Paviliun Apoteker terkenal sulit didapat, meski ada uang tapi tidak bisa membelinya!

Dia memberanikan diri dan berkata sambil tersenyum: "Tuan Roky, tadi kita datang bersama-sama, itu sudah ditakdirkan, apa kamu bisa membantu kami mendapatkan kuo-..."

Sebelum dia selesai berbicara, Disa menyela dengan ekspresi dingin, "Loh? Bukannya dari tadi kamu terus menekankan bahwa kami tidak bersama denganmu?"

Rissa berkata dengan ekspresi cemberut, kemudian dia pura-pura tersenyum dan berkata: "Seperti kata pepatah, tidak kenal maka tak sayang. Aku tidak tahu bahwa Tuan Roky begitu hebat. Aku ingin tahu apakah Tuan Roky ada waktu luang malam ini, Kami ingin mengundangmu makan malam."

"Ha ha.”

Disa tersenyum dan mendengus, dia menyilangkan kedua tangannya dengan ironis: "Orang rendahan" seperti kami tidak pantas makan di satu meja yang sama dengan orang kelas tinggi sepertimu."

Dia mengucapkan beberapa kata tajam, yang membuat Rissa menundukkan kepalanya karena malu dan tidak berani bicara lebih banyak lagi.

Roky sedikit terkejut, dia tidak bisa menahan diri untuk melirik Disa beberapa kali.

Disa memutar bola matanya dan berkata dengan ekspresi dingin, "Kenapa, menurutmu aku main hakim sendiri?"

"Tidak.”

Roky tersenyum sambil menggelengkan kepalanya,"Sekarang aku baru sadar, membawa sekretaris sepertimu sungguh membuatku bebas dari rasa khawatir."

Disa mendengus, dan berkata dengan bangga: "Aku punya banyak manfaat, kamu akan mengetahuinya nanti."

Sekitar menjadi hening, tidak ada yang berani mengatakan apa-apa, hanya terdengar suara perdebatan antara Roky dengan Disa, untuk sesaat suasana agak ambigu.

Banyak orang melirik Disa secara diam-diam, mengira wanita itu adalah simpanan Roky.

Panji tersenyum dan berkata: "Tuan Roky datang dari Kota Gopo, pasti lelah setelah menaiki perahu dan mobil. Aku akan mengatur makanan ringan malam ini, dan aku akan meminta seseorang pergi ke Paviliun Apoteker besok pagi."

"Tidak perlu mencari kuota lagi.”

Roky menggelengkan kepalanya dan berkata," Empat sampai lima hari itu terlalu lama. Aku akan langsung pergi ke Paviliun Yaoshi besok pagi."

Panji terkejut dan berkata dengan cepat: "Tuan Roky, kamu pertama kali datang ke Kota Linxian, tidak tahu aturan Paviliun apoteker. Untuk pasien yang tidak memiliki kuota, meski pejabat yang datang, orang-orang bodoh di Paviliun apoteker tetap tidak akan keluar menemuinya."

Roky tersenyum tipis dan berkata, "Mereka tidak akan berani."

Selesai berbicara, dia melangkah maju.

Panji tidak berani banyak tanya, dia ragu-ragu sejenak kemudian mengikutinya.

Orang ini sudah terkenal di kota Wasa, dia tidka berani untuk banyak bertanya, jadi dia akan melayaninya dengan sepenuh hati tanpa membuat kesalahan sedikitpun.

Setelah sekelompok orang sudah pergi jauh, Rissa baru berani mengangkat kepalanya dan marah-marah: "Rubah ini, bukankah dia hanya simpanan pria yang bernama Roky itu? sombong sekali! Tidak ada kuota, mari kita lihat bagaimana kamu bisa masuk ke paviliun apoteker!"

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu