Aku bukan menantu sampah - Bab 640 Tamu Terhormat yang Misterius

Melihat adegan ini, kerumunan orang pun menjadi tenang. Hati mereka pun terus menebak siapa orang yang datang ini.

Bisa-bisanya memiliki aura yang lebih kuat dari Keluarga Inoue yang berasal dari Jepang.

Di luar pintu sana terdengar lagi suara mesin besar yang kencang.

Aliran udara yang kuat pun meniup permukaan tanah.

Tiga helikopter berwarna perak pun membentuk tiga kotak, pelan-pelan turun di lahan yang kosong.

Salah satu pengawal wanita yang berdiri paling dekat dengan pintu langsung mengangkat karpet merah, melebarkannya dengan menyambut angin datang.

Di bawah pandangan orang-orang, karpet merah yang seberat puluhan kilogram bisa-bisa dibawanya seperti selembar kertas. Sekalinya melebarkannya, karpet merah itu pun selesai tertata hingga hadapan pintu helikopter.

Pandangan semua orang pun memburam, belum melihat jelas apa yang terjadi, pria bertubuh kekar itu pun sudah tiba di depan pintu helikopter, membuka pintu dengan hormat, sambal membungkuk berkata. “Tempat sudah selesai dibersihkan, silahkan Nona turun.”

Gerakannya yang begitu cepat, bahkan Noya yang berada di kerumuman juga merasa tertarik dan mengangkat kepala memandang kearah sana.

Di bawah pandangan semua orang, seorang wanita dengan gaun berwarna turun dari helikopter dengan memandang lurus ke depan.

Tubuhnya tinggi, kacamata hitam yang besar bersangga pada wajahnya, hampir menutupi wajahnya. Tapi sekujur tubuhnya mengeluarkan aura yang tegas, bagai ratu yang memerintah negara, membuat orang tidak berani langsung menatapnya.

Saat melihat wanita ini, Roky tidak tahan untuk menepuk keningnya.

Ada apa yang terjadi?

Mengapa ia juga datang ikut campur dalam masalah tersebut?

Saat ini, Barry sibuk membawa beberapa pengawal, berlangkah cepat menyambut, sambil berjalan sambal tersenyum.

“Aku telat datang. Bukankah pesawat pribadi Anda baru tiba pukul empat? Sekarang dipercepat satu jam lebih, hampir saja aku telat melayani Anda, mohon Nona maafkan aku.”

Sembari berkata, ia pun mengulur tangannya, sambil memasang wajah yang menyeringai.

Wanita itu berdehem pelan, mengulur tangan bersalam dengannya untuk sebentar, lalu ditarik kembali lagi dan berkata dengan datar. “Tak apa-apa, aku juga bosan, jadi datang lebih cepat.”

Aung Miko bertanya dengan terkejut. “W-wanita….ini berani sekali. Sebenarnya siapakah ia?”

Samping telinganya pun terdengar suara Roky yang pelan.

“Keluarga Lin. Viska.”

“Bagaimana…kamu mengetahuinya?”

Tanpa menunggu Roky membalas, Barry telah tersenyum, mengumumkan kepada semua orang.

“Selanjutnya, aku ingin memperkenalkan seorang tamu yang tiba-tiba datang kemari!”

“Keluarga Lin alias kepala empat keluarga besar di Kota Wasa, Nona Viska! Mari kita menyambutnya!”

Ia baru saja selesai berkata, awalnya tempat yang masih sepi seketika menjadi ramai.

Tidak sedikit orang yang merubah ekspresi, sangatlah terkejut!

Keluarga pertama di Kota Wasa!

Keluarga Lin!

Katanya kekayaan yang dimiliki Keluarga Lin merupakan gabungan dari harta kekayaan tiga keluarga besar lainnya. Kemampuan di belakang mereka juga sangat besar, bahkan sebuah keputusan yang asal mereka buatkan dapat mempengaruhi ekonomi satu dunia!

Biasanya anggota Keluarga Lin memiliki jejak yang misterius, tidak mudah ditebak, sama sekali tidak mungkin muncul di hadapan orang-orang. Apalagi jika sengaja diundang, Keluarga Lin pun belum tentu akan datang, ataupun asal mengirim keluarga yang jauh untuk menghadiri acara.

Mereka tak sangka anggota Keluarga Lin bisa-bisanya menghadiri acara pelelangan yang begitu terpencil!

Apalagi wakil kepala Keluarga Lin yang datang, Viska alias penanggung jawab kedua!

Seketika perhatian semua orang pun teralihkan ke Viska dari Inoue Nobita!

Bos-bos yang masih bertindak baik kepada Inoue Nobita pun langsung tersebar, memandang Viska dengan semangat, berusaha memikirkan cara untuk mendekatinya.

Inoue Nobita yang tengah disanjung seketika jatuh ke tanah dari langit yang tinggi. Para bos yang sedang menjilatnya pun kabur, wajahnya seketika menjadi buruk dan terus memandang kearah Viska.

Aung Miko juga sedikit ingin mendekatinya, tatapannya pun menjadi semangat.

Ia berasal dari Keluarga Lin Kota Wasa!

Dibanding dengan kekayaan Keluarga Lin, barang-barang yang dimiliki keluarganya pun tidak sebanding dengan satu persen milik mereka. Jika ia bisa berbicara dengan Nona Viska dan menjalin hubungan, maka Keluarga Aung San juga bisa ikut beruntung.

Meskipun Aung Miko berpikir seperti itu di dalam hati, tapi ia hanya bisa mennggeleng kepala menghela nafas.

Ada begitu banyak tokoh besar yang ingin bersikap baik di hadapan Keluarga Lin, bagaimana mungkin ia bisa mendapat kesempatan itu?

Aung Miko memasang wajah penuh harapan dan bergumam. “Andaikan bisa kenalan dengan Nona Viska, maka Kakakku tidak akan terus memarahiku tidak berguna.”

“Ada apa? Kamu ingin kenalan dengan Viska?” Roky menoleh kearahnya.

“Iya!” Aung Miko memasang wajah semangat, lalu menarik lengannya berkata. “Pak Roky mungkin belum tahu siapa dirinya. Ia itu berasal dari Keluarga Lin Kota Wasa yang masuk ke dalam sepuluh besar orang terkaya di dunia. Mereka itu sangat terkenal! Jika bisa bekerja sama dengan Keluarga Lin, maupun bisnis kecil, itu pun sudah mencukupi jumlah penghasilan keluargaku selama setengah tahun!”

Roky tengah mengambil sebotol air minum, sambil minum sambil berkata dengan tidak serius. “Ada apa yang susah. Jika kamu ingin bekerja sama dengan Keluarga Lin, aku bisa memanggilnya datang untuk kapanpun dan makan bersama.”

Aung Miko tercengang dan tertawa pahit berkata, “Pak Roky, Anda sedang bercanda, bukan?”

Ia tahu ia sendiri tidak berguna, dulu juga pernah menyerah atas dirinya. Mungkin Roky sekarang hanya ingin menghiburnya.

“Bukan.”

Roky berkata, “Hanya sebuah kontrak, tinggal Viska menandatanganinya. Dasarmu sudah baik, juga merupakan seseorang yang cukup baik untuk dilatih. Sayangnya jaman dulu, kamu menghabiskan waktu. Kapan-kapan, kamu latih metode mental, tinju yang diturunkan Shiro Yan dengan baik. Setelah lulus dari ujian, aku akan memberi kontrak untukmu.”

Mendengar kata-kata ini, wajah Aung Miko pun menjadi murung.

Dasarnya terlalu buruk, kalaupun memaksa diri untuk masuk ke dalam tim pengawal untuk berlatih, ia juga menjadi yang terburuk dalam tim.

Tidak heran juga saat ia ingin meminta ajaran dari Roky, ia pun selalu ditolak. Salah dirinya yang terlalu tidak berguna.

Roky mengangkat kepala memandang kesana. Pria bertubuh kekar itu adalah ketua tim pengawal Keluarga Lin, Bagor. Ia dan Viska pelan-pelan berjalan ke dalam tempat. Delapan pengawal wanita itu pun mengikuti dari belakang.

Barry memanggil pengawalnya untuk segera membuka jalan di depan sana, mendorong kerumunan ke tepi.

“Cepat minggir, berikan jalan untuk Nona Viska dan Pak Bagor!”

Kerumunan yang berada di kedua tepi pun inisiatif mundur, takut menyinggung Keluarga Lin.

Pengawal berlangkah besar berjalan ke hadapan Roky. Melihat dirinya yang berdiri, pengawal itu baru saja ingin mendorongnya.

Roky mengangkat kepala dan mendengus cuek. “Pergi!”

Mengikuti suaranya, lengan pengawal itu sepertinya menyentuh layar pelindung transparan dan seketika mundur dua langkah ke belakang karena terkejut.

“Ada apa yang terjadi?” Barry berlangkah besar kemari. Melihat Roky yang berdiri tengah, tidak ingin minggir, wajahnya pun menjadi suram. “Pak Roky, apakah Anda tidak mengerti kata-kataku? Buka jalan untuk Nona Viska dan Pak Bagor!”

Roky berkata dengan datar. “Aku tidak berdiri di tengah jalan, mereka bisa lewat dari samping.”

Kerumunan seketika menjadi ricuh.

Semua orang rebutan untuk bersikap baik kepada Keluarga Lin dan orang ini bisa-bisanya bertindak berlawanan, sama sekali tidak menghormati Viska!

Apakah otaknya sedikit bodoh?

Aung Miko juga sedikit terkejut, diam-diam menariknya. “Kak Roky, mari kita minggir sebentar. Kita tidak mampu menyinggung Keluarga Lin.”

“Tidak mampu menyinggung?” Roky berbalik badan dan menepuk bahunya tertawa berkata, “Keluarga Lin tidak begitu menyeramkan yang seperti kamu bayangkan. Mereka juga tidak begitu hebat. Jika kamu sungguh menyinggung.... Tidak, menyinggung Nona Viska, paling tidak kita hanya perlu mentraktir mereka makan, bukankah semuanya terselesaikan?”

Ia baru saja selesai berkata, kerumunan orang seketika meledak bagai panci penuh minyak.

Sombong sekali!

Bisa-bisanya tidak menganggap Keluarga Lin penting!

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu