Aku bukan menantu sampah - Bab 403 Menggunakan Uang untuk Mempermalukan

Saat ini, para sales yang tadinya santai, sekarang seperti bersemangat kembali, bergegas ke pintu dan berdiri tegak, lalu memberi salam bersamaan.

"Selamat datang Tuan Wisnu !"

Situasi itu, seperti sedang menyambut tokoh besar.

Pemuda berjas putih mengangkat kepalanya, memakai kacamata hitam, tanpa melihat kiri kanan dia berjalan masuk ke ruang pameran.

Dua orang pengawal di belakangnya juga berjalan dengan tegap, penuh wibawa.

Manager sales memberi salam dan membungkukkan badan, mengikuti di samping pemuda berjas putih ini, dengan senyum ramah berkata :"tuan Wisnu, kenapa hari ini ada waktu singgah kesini ?"

Pemuda berjas putih ini menurunkan kacamata hitamnya, menjawab dengan asal-asal :" malam ini beberapa teman ingin balap jalan gunung di pinggiran kota Akiyama, aku ingin membeli sebuah sepeda motor lokomotif berat untuk bermain-main."

"Keterampilan mengendarai sepeda motor tuan Wisnu sangat bagus, pasti juara."

Manager sangat pandai bermulut manis, dan pintar menyanjung, dia membungkukkan badan sambil tersenyum berkata :"tuan Wisnu ingin yang mana, biar aku uruskan."

Wisnu sekedar melihat sekilas, tiba-tiba terlihat BMW HP4, segera menunjuk kesana :"yang itu saja."

"Penglihatan tuan Wisnu sangat bagus, produk ini baru masuk semalam, kecepatannya sangat luar biasa, pasti akan sangat membantu mu dengan mudah memenangkan kejuaraan.

Sambil berkata, manager itu segera memerintahkan sales :"bantu uruskan sepeda motor ini untuk tuan Wisnu."

Sales tersebut langsung menganggukkan kepala, membalikkan badan dan terlihat Roky masih tetap berdiri di samping sepeda motor lokomotif berat itu, dia langsung menyimpan senyumannya, dengan wajah masam berkata :"orang miskin kenapa belum pergi ? menjauh sedikit dari sepeda motor lokomotif berat ini, lecet sedikit saja kalian tidak akan sanggup menggantinya."

Roky berkata dengan serius :"sepeda motor ini kami yang menginginkannya duluan."

"Apakah kalian berdua sanggup membelinya ?" Sales itu mengejek, mengayunkan tangan seperti mengusir lalat :"pergi ! Atau aku akan menyuruh orang untuk mengusir kalian."

Wisnu melihat mereka berdua, menyelipkan kedua tangan di saku, dan berseru :"sepeda motor lokomotif berat keluarga kami, tidak akan sanggup dibeli oleh orang miskin, untuk apa kalian mengizinkan mereka masuk kemari ? Segera usir mereka keluar, jangan sampai merusak sepeda motor yang ku inginkan."

Sales itu langsung tergesa-gesa menjawab :"tuan Wisnu jangan marah, aku akan segera mengusir mereka."

Beberapa orang satpam langsung datang menghampiri, dengan galak mengusir mereka berdua.

Roky baru ingin berbicara, Suri Jiang sudah menghadang di depannya, melepaskan topi di kepalanya, dengan emosi berkata :"Wisnu, jika aku tidak salah ingat, bangunan yang kamu sewa itu adalah rumah milik keluarga ku kan.? Apa kamu punya hak mengusir kami pergi ?"

Roky tercengang, ternyata tempat ini juga milik keluarga Jiang !

Dia langsung menyebut nama Wisnu, membuat sales itu menjadi emosi, menunjuk hidung Suri dan berteriak :"kurang ajar, berani sekali tidak sopan terhadap tuan Wisnu......"

Belum selesai sales itu berbicara, wajah Wisnu mendadak berubah, dia melangkah maju menghampiri, lalu menampar dengan keras wajah sales itu.

Sales itu mengerang kesakitan, terjatuh ke lantai, memegang wajahnya sambil menjerit.

"Tuan.....tuan Wisnu...... si miskin ini memaki mu......"

"Idiot ! Bahkan putri dari keluarga Jiang pun kamu tidak bisa mengenalinya !" Wisnu yang sedang marah menendangnya lagi, lalu berteriak dengan suara tegas :"bawa pergi dia, dan usir pergi dari sini."

"Apa........ keluarga Jiang ?" Sales itu terlihat serius, lalu melihat Suri Jiang dengan heran.

Wanita yang berpakaian sederhana ini, ternyata adalah putri keluarga Jiang yang merupakan salah satu dari empat klan keluarga besar kota Wasa !

Habislah sudah !

"Tuan Wisnu....... aku, sudah berbuat salah......"sales itu terbaring di lantai berteriak dengan keras :"nona Suri, maafkan aku, tadi aku salah menilai orang ! Tolong jangan marah, dan jangan memecat ku......."

"Enyah ! " Wisnu berteriak memotong pembicaraan, dan menyepaknya.

Dia sudah tidak bisa menahan amarahnya, segera memerintahkan satpam menyeret keluar sales tersebut.

Para salesman lainnya ketakutan, bahkan managernya pun juga begitu, tidak berani berbicara terlalu banyak.

Siapa pun tidak menyangka, wanita dengan penampilan sederhana ini ternyata adalah putri keluarga Jiang !

Tidak usah bilang mereka yang berasal dari keluarga biasa, bahkan jika ayah Wisnu yang datang sendiri kesini, di hadapan keluarga Jiang dia juga tidak berdaya, bahkan tempat untuk meronta pun tidak ada !

Wisnu berbalik badan, dengan wajah tersenyum berjalan ke depan Suri Jiang, berbicara sambil memohon :"Suri, kamu tidak apa-apa kan ? si pemuda itu sudah buta, tidak mengenali mu, aku sudah memecatnya, jadi kamu jangan marah."

Wajahnya tersenyum menyanjung, tapi dalam hatinya menarik nafas.

Tadi Suri Jiang memakai topi, Wisnu juga hampir tidak mengenalinya.

Yang di hadapannya, adalah putri dari keluarga Jiang, bukan hanya cantik, tapi juga kaya dan punya kekuasaan, dia adalah dewi dalam hati sekelompok pemuda generasi kedua kota Wasa !

Sebelumnya Wisnu telah bersikap sopan berkali-kali, namun Suri Jiang bahkan tidak pernah menatapnya secara langsung.

Tidak disangka hari ini bertatap muka langsung, ini sungguh keberuntungan baginya !

Dia membungkukkan badan meminta maaf, membuat Suri Jiang tidak suka, dengan emosi berkata :"Wisnu, jangan menghalangi jalan ku, aku masih memerlukan bantuan kak Roky untuk membeli sepeda motor lokomotif berat."

Mendengar kata "kak Roky", membuat Wisnu cemburu.

Saat ini dia baru menyadari, pemuda biasa yang berdiri di samping Suri Jiang, mengenakan stelan panjang, dan memakai sepasang sepatu olahraga yang telah usang, seperti ketinggalan zaman !

Seketika dia menjadi cemburu, dan bertanya :" siapa dia ?"

Suri Jiang menjawab dengan cuek :"tidak ada hubungannya dengan mu, tolong minggir."

Wisnu terpaksa menyingkir, tapi semakin melihat Roky yang berpakaian kumuh dan lusuh, hatinya semakin merasa kesal !

Sandiwara apa ini !

Dia adalah tuan muda keluarga Bai, tampan dan kaya, namun Suri Jiang tidak memandang keberadaannya, malah bersama dengan si hantu miskin ini mengunjungi sepeda motor lokomotif berat.

Roky menatap sepeda motor BMW HP4, berkata :"tunggu orang yang mengantar uang datang kemari, aku akan membelikannya untuk mu."

"Terima kasih kak Roky."

Suri Jiang tersenyum manis.

Membeli mobil seharga milyaran, bagi Suri Jiang hanya seperti membeli makanan untuk sekali makan.

Namun ini Roky yang membelikan untuknya, tentu saja dia merasa berbeda.

Wisnu menjadi marah mendengar semua ini, akhirnya dia tidak sanggup menahan diri dan berkata :"apa-apaan ini, ternyata dia sekarang tidak punya uang ? Suri, kenapa kamu bisa bergaul bersama orang miskin seperti ini, bukankah ini dapat menjatuhkan reputasi mu."

Suri Jiang menjadi cemberut, dengan tidak senang berkata :"mau bergaul dengan siapa, itu urusan ku.

Dan juga, aku tidak begitu akrab dengan mu, mulai sekarang jangan menyebut nama ku lagi."

Melihat hubungannya dengan Roky sangat mesra, tapi terhadap dirinya sangat dingin, Wisnu naik pitam, emosi melihat Roky, lalu dengan senang berkata :"Suri, sepeda motor ini untuk mu !"

Sepeda motor seharga milyaran, meskipun sedikit menyakitkan baginya, namun Wisnu ingin menggunakan uang, untuk mempermalukan Roky !

Si miskin ini tidak punya uang, tapi Wisnu mempunyai uang !

Suri Jiang tercengang, dia terkejut lalu berkata :"apakah benar kamu ingin memberikan sepeda motor berat ini untuk ku ?"

Sepengetahuan dia, meskipun Wisnu adalah putra keluarga Bai dari salah satu empat klan keluarga besar di kota Wasa, tapi dia bukan pewaris keluarga Bai, ayahnya hanya kerabat keluarga Bai, jadi tidak termasuk orang kaya.

"Benar, hanya sebuah sepeda motor, karena kamu suka jadi ku berikan untuk mu saja."

Wisnu berpura-pura menjadi dermawan, padahal dalam hatinya sedikit tidak rela.

Bagaimanapun juga uang 3 milyar, itu adalah uang sakunya selama sebulan.

Tapi selama bisa mempermalukan Roky, dan membuat Suri Jiang tahu kalau Roky sangat miskin, meskipun harus menghamburkan uang, itu tidak masalah bagi Wisnu.

Suri Jiang ragu-ragu sesaat, kemudian dengan tenang berkata :"terima kasih."

Sandiwara Wisnu berhasil, hatinya sangat senang, dengan puas dia mengayunkan tangannya berkata :"asalkan kamu suka itu sudah bagus, malam ini ada waktu kosong, aku ingin mengajak mu makan....."

Belum selesai dia berbicara, Suri Jiang sudah berbalik badan, sambil tersenyum manis berkata :"kak Roky, aku lihat kamu juga suka dengan sepeda motor berat BMW HP4, jadi ini untuk kamu saja."

"Ah ?" Roky tercengang, segera menarik tangannya dari sepeda motor berat tersebut.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu