Aku bukan menantu sampah - Bab 922 Berziarah Ke Makam Orang Tua

“Uhuk..uhukk…”

Jari tangan Viloid meringkuk menjadi seperti kaki ayam, matanya berputar dan tidak berhenti gemetar di atas ranjang, lidahnya juga terkulai di luar mulutnya, meneteskan air liur.

Dan di bawah kulitnya, pembuluh darahnya pecah seperti cacing, kulitnya juga dengan kecepatan yang bisa terlihat, berubah warna menjadi ungu, dengan cepat membengkak.

Marson sangat terkejut melihatnya, berteriak marah: “Apakah belum selesai diperiksa?”

Saat ini, seorang dokter asing berkata dengan tergagap: “Dir., Direktur Marson, penyakit Tuan Muda, benar-benar tidak bisa dideteksi.”

“Tidak bisa dideteksi?!” Marson sangat marah, langsung menampar seorang dokter sampai jatuh ke lantai, “ Sekumpulan sampah! Periksa lagi!”

Beberapa dokter ini, adalah dokter barat terbaik yang dia undang dengan menghabiskan banyak uang!

Bahkan tidak bisa mendeteksi penyakit putranya!

Benar-benar keterlaluan!

Beberapa dokter ini tidak berani lalai, bahkan dokter yang dipukul sampai terjatuh itu juga bergegas bangun, mulai memeriksa Viloid lagi.

Mereka semua tahu sifat Marson, jika tidak bisa menyembuhkan Viloid, takutnya mereka juga harus kehilangan nyawa.

Seiring berjalannya waktu, suara tangisan Viloid semakin menyedihkan, seluruh tubuhnya membengkak dan bersinar, lebih tebal dua kali dari sebelumnya.

Dokter-dokter itu berkeringat deras, wajah mereka sudah terlihat pucat.

Benar-benar aneh!

Jelas-jelas Viloid hanya terkena luka luar, hanya butuh untuk dibalut.

Mengapa sekarang tiba-tiba menjadi penyakit aneh?

Mereka sudah menggunakan peralatan medis terbaik, memeriksa darah, memeriksa urin, elektrokardiogram… ternyata masih tidak bisa mendeteksi penyebab penyakitnya!

Melihat putranya meronta kesakitan, Marson melotot dan berteriak tajam: “Aku berikan kalian waktu lima menit lagi, jika masih tidak bisa mendeteksi penyebab penyakitnya, aku akan masukkan kalian ke kandang anjing!”

Ekspresi wajah beberapa dokter itu berubah, hampir jatuh ke tanah.

Mereka tidak berani untuk berbicara, hanya bisa segera memeriksa penyebab penyakit dengan keringat di dahi.

Dan disaat ini, Jon yang di samping berkata dengan suara berat.

“Direktur Marson, menurutku, takutnya penyakit tiba-tiba Dewi ini, karena ulah seseorang.”

“Apa maksudmu?” Marson berbalik, menatap Jon erat: “Siapa yang memiliki begitu besar nyali, berani melakukan sesuatu pada putraku?”

Jon berjalan kesamping ranjang, menyatukan dua jarinya, lalu mengetuk beberapa titik akupuntur.

Viloid tiba-tiba menjadi seperti ikan mati, memutar matanya dan pingsan di atas ranjang.

Jon mengernyit, dengan rinci membaca denyut nadinya, lalu memeriksa matanya, setelah itu baru berbalik, berkata dengan suara berat: “ Sesuai dengan gejala Dewi, sangat mirip dengan racun yang pernah aku temui, jadi menurutku, takutnya Dewi telah diracuni oleh seseorang.”

“Haha, besar sekali nyalinya, berani sekali meracuni putraku.” Wajah Marson menjadi muram: “Benar-benar cari mati.”

Selesai berbicara, ekspresi wajahnya menjadi sedikit tenang, berkata kepada Jon : “Apakah kamu memiliki penawar untuk racun ini?”

Jon menggeleng: “Direktur Marson, maaf atas ketidakmampuanku, Racun seperti ini, aku pernah melihatnya di Aozora Realm, diambil dari sebuah “rumput mati” yang ada di Aozora Realm, aku hanya tahu racun seperti ini, tapi tidak tahu bagaimana menanganinya, takutnya jika membutuhkan obat penawar, butuh seseorang yang memiliki bakat terhadap racun.”

Wajah Marson terlihat suram, terdiam.

“Karena pihak lawan sudah meracuni putraku, pasti tidak akan dengan mudah memberikan penawar, Jon, racun ini datang dari tempat yang dulu pernah kamu tempati, kalau begitu menurutmu, siapa yang bisa memberikan penawar?”

“Ini…” Jon merasa ragu, menggeleng dan tersenyum pahit: “Direktur Marson, maaf atas ketidakmampuan aku, aku hanya belajar dan berlatih, hanya tahu sedikit tentang racun.”

Marson berpikir beberapa detik, lalu melirik Marson, mendongak dan memberi perintah.

“Jon, bawa kemari semua dokter yang bisa dicari! Tidak peduli menghabiskan berapa banyak uang, aku harus menyelamatkan nyawa putraku! Yang Keluarga Lin miliki adalah uang, aku tidak percaya, dibawah hadiah yang besar, bahkan tidak bisa menemukan orang yang memiliki penawar.”

……

Dua hari kemudian.

Roky menerima telepon dari Viska.

“Roky, beberapa hari lagi adalah hari festival pertengahan tahun, sore hari aku berencana untuk pergi mengunjungi kakak dan kakak ipar.”

“Baik, saat itu aku akan datang mencarimu.

Setelah Roky selsesai menelepon, dia menarik napas dalam, dahinya mengernyit.

Setelah orang tuanya meninggal, mereka dimakamkan di kuburan leluhur di Kota Sahaja.

Dan setelah dia pergi ke Kota Gopo, tidak pernah lagi pergi untuk berziarah, karena dia merasa, selama belum bisa mencari tahu kebenaran tentang kecelakaan orang tuanya, dia merasa malu untuk mengunjungi mereka di Nine Grand.

“Suamiku, apakah kamu akan pergi ke ziarah kuburan?” Dewi mendengar telepon, buru-buru berjalan kemari: “Aku ikut pergi denganmu.”

Roky merasa ragu sesaat, lalu mengangguk.

Bagaimanapun Dewi adalah istrinya sendiri, sudah saatnya membiarkan orang tuanya untuk bertemu dengan menantu mereka.

Mobil berwarna hitam, melaju dan berhenti di depan pintu pemakaman Kota Sahaja.

Langit terlihat mendung, dengan hujan gerimis, Roky menarik napas dalam, membuka pintu dan turun dari mobil.

Viska sudah berdiri di depan pintu pemakaman, memakai dress warna hitam, terlihat sangat serius.

7 – 8 penjaga keluarga Griya dengan hormat berdiri di kedua sisi.

“Bibi.” Roky menghampiri, menggenggam tangan istrinya.

Viska juga melihat Dewi, mengangguk dan berkata: “Ikut datang juga bagus, sudah seharusnya memberi penghormatan kepada orang tua, masuklah.”

Segerombolan orang masuk ke pemakaman.

Ini adalah makam leluhur keluarga Perusahaan Griya, tempat dimakamkannya leluhur Keluarga Lin, dan juga kerabat sudah yang meninggal.

Nisan biru yang berada di tengah, di atasnya ada foto hitam sepasang pria dan wanita paruh baya, yang pria terlihat mirip dengan Roky, dan yang wanita tersenyum dengan ramah.

Roky menatap selama beberapa detik, rongga matanya tiba-tiba menjadi basah.

Dia berjalan maju selangkah, berlutut didepan batu nisan, matanya memerah.

“Pa, Ma, Roky yang tidak berbakti datang melihat kalian.”

Pria tidak mudah menitikkan air mata, Roky berlutut di depan nisan orang tuanya, menahan air mata, tangannya mengepal erat.

Jika bukan karena kecelakaan mobil yang aneh itu, jika bukan karena ada tangan hitam yang besar muncul di udara, dia sekarang masih bisa berbakti kepada orang tuanya.

Dewi juga menopang perutnya, berlutut: “Pa, Ma, tenanglah di Nine Grand Realm, aku pasti akan menggunakan kekuatanku yang paling besar, membantu Roky.”

“Istriku.” Mata Roky terasa panas, merasa terharu.

Viska juga sangat terharu, dia segera berjalan kedepan, memapah Dewi: “Bangunlah, papa dan mama sudah tahu niatmu, sekarang kamu sedang hamil, jangan berlutut terlalu lama.”

“Bibi, aku pertama kali berjumpa dengan papa dan mama, aku akan memberi hormat dulu kepada mereka sebelum berdiri.”

Dewi berkata, berlutut dengan tegak, dengan serius menghormat tiga kali, setelah itu baru berdiri.

Semua ini, Roky melihatnya, merasa sangat terharu.

Viska juga mengeluarkan sapu tangan putih, menyeka rongga matanya yang basah, berkata dengan nada minta maaf: “Dewi, dulu bibi memiliki prasangka buruk kepadamu, aku harap kamu jangan mempermasalahkan masalah dulu.”

Dulu dia sama sekali meremehkan Dewi, masih melakukan beberapa hal tidak pantas, ingin memisahkan mereka berdua.

Jika dilihat sekarang, Dewi adalah seorang istri yang berkualitas, Viska juga sangat menyesal.

Dewi buru-buru berkata: “Bibi, kita semua adalah satu keluarga, masalah dulu aku sudah melupakannya.”

Viska menggenggam tangan Dewi, berkata kepada Roky dengan sedikit bercanda: “Roky, aku beritahu kamu sekarang, mulai hari ini jika kamu tidak baik sedikit saja kepada Dewi, hati-hati aku akan membereskanmu.”

“Bibi, aku mana berani.”

Roky tersenyum, setelah memberi hormat tiga kali kepada orang tuanya, dia juga ikut berdiri.

Suasana berat yang dikelilingi oleh beberapa orang, menjadi sedikit mencair.

Viska mengeluarkan uang kertas, berlutut di samping nisan membakar uang kertas untuk abang dan kakak ipar, sambil membakar sambil berkata.

“Abang, kakak ipar, aku pernah berjanji pada kalian untuk menjaga Roky, sekarang dia sudah besar, sudah memiliki bisnis sendiri, juga sudah menikahi seorang istri baik, sekarang kalian sudah bisa tenang di Nine Grand Realm, tentang kebenaran dari kecelakaan, aku da Roky pasti akan pergi menyelidiki, tidak peduli siapa dalang dibalik itu semua, aku pasti akan membawanya ke pengadilan!!”

Roky berlutut disamping, menggertakkan gigi.

Dia pasti akan mencari pelakunya!

Lalu membalaskan dendam untuk orang tua.

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu