Aku bukan menantu sampah - Bab 895 Bertindak Kejam

Semua ekspresi wajah anggota Keluarga Qin berubah, penuh ketakutan memandang pria berpakaian hitam di samping Nando.

Suhu di dalam ruangan, juga mendadak berubah menjadi dingin.

“Kamu……kamu siapa!” Yulia berteriak dengan kesal, mengangkat kepala memandang Nando: “Kamu manusia sampah, bahkan mendatangkan orang yang bisa ilmu sihir, membunuh orang dalam klan Keluarga Qin!”

Nando dengan dingin mendengus keras: “Yulia, aku sarankan kamu lebih hormat kepada Master Nobu! Jika dia ingin menghabisi semua anggota Keluarga Qin, itu semudah memotong sayur, jika bukan karena melihat kalian masih berguna, sekarang kamu sudah mati.”

Sambil bicara, dia melambaikan tangan.

Sebentar saja!

Dari luar ada empat atau lima puluh pria berpakaian hitam yang berlari ke dalam, dengan ganas mengepung semua orang.

“Di mana para penjaga Keluarga Qin!” Yulia berteriak.

“Maksudmu para penjaga tidak berguna dalam Keluarga Qin itu?” Nando tertawa terbahak-bahak: “Sejak awal sudah aku habisi, jika tebakanku tidak salah, sekarang mereka sudah berubah menjadi mayat.”

Qinster marah hingga ekspresi juga berubah, berkata dengan serius: “Nando, hari ini kamu membawa orang untuk menghancurkan Keluarga Qin, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan.”

Nando membuka kedua tangannya, wajah penuh rasa tidak bersalah, berkata: “Qinster, aku hanya ingin mengambil kembali apa yang menjadi milikku, segel kekuasaan kepala Keluarga Qin, sekarang juga kamu serahkan padaku, kalau tidak, aku akan menghabisi seluruh Keluarga Qin, orang yang mematuhi perintahku akan hidup, orang yang melawan akan mati!”

“Sampah!” Yulia marah hingga wajah cantik jadi pucat, “Klan Keluarga Qin bagaimana bisa jatuh ke tangan manusia sampah seperti kamu.”

“Hehe.” Nando tersenyum acuh tak acuh, mengangkat-angkat bahunya: “Kakak sepupu, kamu marah saja terus, kelak tidak ada kesempatan lagi, aku sudah merencanakannya, setelah aku menjadi pemimpin Keluarga Qin akan memberimu kepada Direktur Roky, anggap saja sebagai hadiahku untuk Direktur Roky!”

“Apa, Direktur Roky yang mana?” Wajah cantik Yulia memucat, ada perasaan buruk yang melintas dalam hatinya.

Sekarang Nando bahkan tanpa rasa takut membawa orang menerobos ke sini, masih membunuh begitu banyak orang dalam Keluarga Qin, sebenarnya di belakang ada kekuatan misterius apa yang telah mendukung dia?

Jangan-jangan……

“Keluarga Lin yang ada di Kota Sahaja!” Nando tertawa terbahak-bahak: “Jangan banyak omong kosong, si tua Qin, kamu mau menyerahkan posisi kepala keluarga atau tidak?”

“Apa.”

Yulia tercengang, pikirannya kacau sekali.

Dia bahkan bekerja sama dengan Keluarga Lin, bagaimana mungkin?

Apakah Roky tahu akan hal ini?

“Aku tidak akan menyerahkan keluarga besar kepada orang seperti dirimu!” Qinster memarahi: “Keluarga Qin pasti tidak boleh hancur di tangan manusia sampah sepertimu.”

“Tua bangka, dibujuk baik-baik tidak mau dengar malah harus menggunakan kekerasan baru mau menerimanya!” Ekspresi wajah Nando berubah, berpesan kepada Nobu: “Lakukan!”

Nobu segera maju ke depan, di belakang ada beberapa puluh preman yang maju ke depan sambil berteriak.

“Lindungi Qinster.” Yulia menegur dengan dingin.

Anggota Keluarga Qin dan penjaga yang ada di dalam aula, semuanya sekuat tenaga maju ke depan.

“Sekelompok sampah, tidak tahu kemampuan diri sendiri.” Nobu meremehkan dan mendengus dingin, melambaikan kedua tangannya.

Diiringi lambaian tangannya, terdengar suara jeritan anggota Keluarga Qin di dalam aula satu demi satu.

Penjaga keamanan yang terkena angin telapak tangannya, semuanya terbang keluar karena pukulan, selain itu, menderita luka beku yang parah.

Seorang pria muda dalam Keluarga Qin, mengambil sebuah pipa baja, tiba-tiba memukulnya ke belakang tubuh Nobu.

Tepat saat ini, mendadak ada gas putih yang meledak di belakang Nobu.

Dalam sekejap pemuda itu kaget dan terbang, dengan keras jatuh ke tanah.

“Sampah!”

Tubuh Nobu menghindar dan maju ke depan, menendang dada pemuda itu dengan keras.

Ciuhhh!

Kedua mata pemuda itu melotot dan memuncratkan seteguk darah segar dari dalam mulut!

Nobu dengan kejam menendang sekali lagi ke sana, menendang pemuda itu sejauh tiga atau empat meter, “Prannggg” menabrak ke dinding.

Seketika dinding putih ada jejak darah dalam jumlah besar, mengejutkan sekali!

Seluruh tubuh pemuda itu patah tulang, tergeletak lemah di tanah, darah mengalir deras.

Melihat Nobu begitu kejam dalam bertindak, terus menerus melukai dan membunuh banyak junior Keluarga Qin, mata Yulia memerah sekali, dia mengepalkan tinjunya dengan penuh kebencian.

“Nando, kamu membawa orang luar untuk membunuh anggota Keluarga Qin, apakah kamu tidak takut akan mendapat balasan karma?”

“Balasan karma?” Nando mencibir: “Aku hanya tahu, di dunia ini orang kuatlah yang berkuasa! Yulia, lebih baik kamu mengkhawatirkan dirimu sendiri saja, tunggu setelah Direktur Roky bosan bermain denganmu, akan mengirimmu ke rumah bordil luar negeri, biar para pria memainkanmu hingga puas.”

“Kamu!” Kemarahan Yulia sudah mencapai puncaknya, ada jejak ketakutan yang melintas dalam hatinya.

Sekarang Nando berubah menjadi begitu kejam, bahkan berani melukai dan membunuh garis keturunan klan keluarganya, tidak akan membuat dirinya hidup dengan baik.

Alangkah……bagusnya jika ada Roky di sini.

Di dalam benak Yulia, mendadak terlintas pikiran ini.

Tepat di saat ini, terdengar suara jeritan orang tua.

“Yulia!”

Yulia tersadar, ternyata melihat Nobu sudah menangkap Qinster, dan dua pengawal yang berdiri di samping Qinster, mendadak mati tragis di lantai, seluruh tubuh penuh darah dan terbentuk selapis es, bahkan darah juga membeku jadi es.

Dia berteriak keras: “Lepaskan kakek.”

Nando berkata dengan dingin: “Si tua, aku beri kamu satu kesempatan lagi, kamu mau serahkan stempel Keluarga Qin atau tidak.”

“Meludah.” Qinster memuntahkan busa darah, sambil gemetaran berkata: “Keluarga Qin, tidak akan diserahkan pada manusia sampah sepertimu.”

“Sial!”

Seketika Nando marah sekali, maju ke depan langsung menampar Qinster sampai belasan kali, berteriak: “Serahkan atau tidak!”

Melihat Nando sudah tidak peduli dengan siapa pun, bahkan menampar kakek, Yulia merasa kesal dan sakit, dalam sekejap air mata langsung mengalir: “Nando, apakah kamu masih seorang manusia?”

Beberapa pemuda Keluarga Qin menerobos masuk lagi, melihat kakek dipukul, semuanya berlumuran darah, sambil berteriak maju ke depan.

Sekelompok petarung berpakaian hitam bergegas maju ke depan, memukul mereka dengan pipa baja, memukul mereka hingga terjatuh ke tanah, seluruh tubuh parah tulang.

“Tidak mau serahkan ya?” Nando berkata dengan galak: “Aku mau lihat seberapa keras kepala si tua ini.”

Sambil bicara, dia langsung meraih pergelangan tangan kanan Qinster, dilipat ke belakang.

Prakkk!

Pergelangan tangan kanan Qinster, dalam sekejap langsung patah, tulang juga menembus ke kulit, darah segar mengalir.

“Kakek!” Mata Yulia terasa gelap, langsung jatuh pingsan.

Namun, walau tangan sudah patah, Qinster bahkan mengertakkan gigi tanpa mengeluarkan suara jeritan sedikit pun, berusaha mencoba mengeluarkan beberapa kata.

“Sam……sampah!”

“Sial, si tua ini ternyata begitu keras kepala.” Nando menendangnya dengan keras, menendang Qinster hingga terduduk di atas lantai, memuncratkan seteguk darah segar.

Dia melirik Yulia, berkata: “Si tua, kamu tidak takut mati, aku akan membiarkanmu melihat, bagaimana cucu perempuan kesayanganmu mati.”

“Kamu, apa yang ingin kamu lakukan.” Qinster terkejut, sambil menahan sakit mengatakan: “Kamu jangan sentuh Yulia.”

Begitu Nando melambaikan tangan, menyuruh dua pria berpakaian hitam menangkap Yulia, tersenyum licik sambil mengatakan: “Kakak sepupu, si tua ini tidak bersedia menyerahkan posisi kepala keluarga, kamu jangan menyalahkanku.”

“Binatang, lepaskan aku.” Yulia berusaha keras berjuang untuk lepas, marah hingga mata juga memerah.

Tiba-tiba Nando langsung menamparnya, sekalian mengambil sebuah belati: “Si tua, jika kamu masih tidak mau menyerahkannya, aku akan membuat beberapa goresan di wajah cucu perempuanmu! Agar wajahnya rusak!”

“Kakek, kamu tidak perlu mempedulikanku……”

Yulia masih belum selesai bicara, Nando langsung menaikan pisau, seketika digoreskan ke wajahnya hingga berdarah.

“Ah!”

Pipi Yulia tiba-tiba terasa sakit, pisau tajam menggores wajah hingga satu inci, daging terbuka dan darah segar mengalir.

Dia ketakutan hingga seluruh tubuh gemetaran, dalam benaknya hanya ada satu pikiran.

Wajah sudah hancur!

Selesai sudah!

Yulia ketakutan sekali, biasanya dia paling mencintai kecantikan, sekarang wajahnya sudah hancur, sama saja membuat dia hidup tidak lebih baik daripada mati!

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu