Aku bukan menantu sampah - Bab 400 Besok Kembali ke Kota Gopo

Tadi dia sudah tidak sanggup menahan diri, tidak sabar berjalan sampai depan pintu villa, sayup-sayup terdengar beberapa kata, meskipun hanya beberapa kata, namun cukup membuatnya kaget.

Dulu, dia tahu bahwa klan keluarga Roky pernah berhubungan dengan pasukan bawah tanah, tidak disangka sekarang menjalin hubungan dengan keluarga Lin Kota Wasa, ini membuat keadaan menjadi semakin rumit.

Hanya begitu melihat wanita cantik itu, dia akan memberi perintah, kepada pengawal pribadi di belakang untuk mengeluarkan pistol, membidik ke arah kerumunan orang.

Dewi terkejut sampai kakinya lemas, dan jantungnya hampir copot.

Seumur hidup dia belum pernah melihat pistol.

Tidak disangka, ternyata sekarang dia melihatnya secara langsung !

Ini mana mungkin klan keluarga biasa ? Ini adalah sekelompok organisasi pembunuh yang sadis !

Dewi sangat ketakutan, dia tidak ingin melibatkan Roky ke dalam kondisi bahaya.

Roky memeluk istrinya yang sedang gemetaran, hatinya tidak karuan, dan ada sedikit rasa bersalah.

Barusan Selvie membawa orang datang melakukan demo, dia takut ini dapat membuat seluruh anggota keluarga istrinya ketakutan.

Sedangkan istrinya demi keselamatan Roky, bersedia mengajukan perceraian, ini membuat Roky menjadi marah.

Selvie, kamu sangat keji !

Roky memeluk erat Dewi, berkata dengan sungguh-sungguh : "istriku, kamu tenang saja, seumur hidup ku hanya kamu istriku satu-satunya, jadi aku tidak akan bercerai dengan mu ! Selain itu, kamu tidak usah khawatir dengan masalah ku, semua bisa ku selesaikan dengan baik."

Tubuh Dewi gemetaran, masih shock, dia mengangkat kepalanya lalu berkata :" apakah kamu tidak takut mereka melawan mu ?"

Roky tertawa, lalu berkata :"bukankah aku bisa ilmu tenaga dalam ? waktu itu di kantor Steven Lu, apakah kamu tidak melihatnya dengan jelas ?"

Begitu dia berkata demikian, Dewi baru teringat kembali, waktu itu Roky kebal terhadap senjata, sehingga membuat Dewi terkejut sampai diam cukup lama.

Berpikir sampai disini, sementara Dewi menjadi tenang.

Dia juga tidak ingin bercerai dengan Roky.

Namun, dia mengingatkan :"mulai hari ini kurangi berhubungan dengan keluarga Lin kota Wasa, begitu masalah selesai, kita segera tinggalkan tempat ini, dan kembali ke Kota Gopo."

Asalkan meninggalkan kota Wasa, berarti menjauh dari bahaya.

Mengenai identitas Roky, Dewi bisa membantunya menjaga rahasia, supaya anggota keluarga tidak membuat keributan lagi.

"Baik."

Roky menganggukkan kepala, berkata :"besok kalian antar ayah ibu kembali ke kota Gopo, aku menyusul."

Dewi mengerutkan kening, mengkhawatirkan Roky.

Namun dia juga takut terjadi sesuatu pada ayah ibunya.

Dia hanya bisa menganggukkan kepala, dengan pelan berkata :"kamu juga secepatnya kembali ke rumah."

……

Sore hari, Dewi memberitahukan masalah untuk kembali ke Kota Gopo kepada ayah ibunya.

Jenni masih shock, dengan buru-buru berkata :"iya, malam ini juga kita berangkat."

Tadi dia benar-benar ketakutan, sampai sekarang belum kembali normal.

Wajah Rino xu juga pucat, dia bertanya :"Dewi, siapa wanita itu? kenapa membawa begitu banyak anggota? sangat menakutkan, menggunakan pedang dan pistol, orang biasa seperti kita ini mana sanggup menerima kenyataan ini."

Dewi ragu-ragu sejenak, khawatir membuat keluarganya ketakutan, dia berkata dengan sayup-sayup :"ibu, mereka adalah kerabat Roky, ada sedikit kesalahpahaman di antara mereka."

"Sedikit kesalahpahaman, langsung menggunakan pistol membidik kepala orang?" Jenni tentu tidak percaya, jika memang keluarga sendiri tidak mungkin melakukan hal seperti ini.

Dewi hanya bisa menjelaskan :"itu adalah pengawal pribadi keluarga Lin, setiap saat membawa pistol, ini sudah menjadi kebiasaan mereka."

"Kamu lihat sendiri bukankah Roky baik-baik saja."

Dia tidak berani memberitahu keluarganya, kalau Roky mempunyai hubungan dengan pasukan bawah tanah, hal itu pasti akan membuat Jenni ketakutan sampai tidak bisa tidur nyenyak.

"Ohya, mana Roky?" Jenni baru kepikiran, dan terkejut :"tidak mungkin dia di tangkap oleh wanita kuat itu kan?"

Dewi bingung, kemudian dia berkata :"bu, Roky adalah kerabat keluarga Lin, mereka hanya beradu mulut saja.

Sekarang dia pergi ke pasar untuk membeli sayuran, bukankah tadi siang kamu menyuruhnya pergi membeli sayur ?"

Sampah tidak berguna itu mujur juga nasibnya.

Jenni menghela nafas, bergumam.

Rino Xu berpikir, lalu berkata dengan was-was :"kak, keluarga lin adalah empat keluarga utama kota Wasa, pengawal pribadinya membawa pistol, ini tak di herankan, kebanyakan pengawal pribadi klan keluarga besar juga begini."

"Menggunakan pistol membidik kepala orang, ini benar ?"

Rino xu sambil tertawa berkata :"kak, kamu tidak mengerti, ini adalah gaya hidup mereka ! Kamu tonton film keluarga kaya di tv, bukankah juga berperan seperti ini ? Mereka hanya pamer, jika wanita itu benar membunuh Roky, apakah dia bisa menghindar dari tanggung jawab pembunuhan ?"

Kedengarannya masuk akal.

Jenni berpikir, tiba-tiba dia menepuk tangannya sekali :" Rino, jika benar sampah ini adalah kerabat keluarga lin di Kota Wasa, berarti dia juga termasuk orang kaya, sepertinya aku belum sempat bertanya tentang kondisi keluarganya."

Selesai berkata, Jenni langsung mencengkram Dewi dan bertanya :"anak ku, kamu kenal bibi dari sampah ini, aku lihat bibinya seperti orang kaya, kamu segera jelaskan kepada ibu, berapa harta kekayaan yang di milikinya ?"

Begitu mendengar ibunya membahas masalah uang, Dewi dengan marah berkata :"bu, besok kita sudah akan kembali ke Kota Gopo, untuk apa kamu mencari tahu tentang ini ! Lagipula, meskipun bibi Roky memiliki banyak harta, itu juga bukan milik kita."

Jenni terbengong, dengan muka masam berkata :"apa,kamu ingin mengusirku kembali ke kota Gopo, dan membiarkan dia yang menikmati kekayaan ini seorang diri disini ? Dia kembali ke kota Wasa, adalah untuk mengenali kerabatnya, dan sekarang setelah mengenali kerabatnya yang kaya, ingin mengusir ku pergi ? Aku tidak akan pergi, kecuali jika dia mengganti nama pemilik villa itu menjadi nama kami."

"Bu, kita sudah lama menetap di Kota Wasa, apa ibu tidak mau pulang ke rumah."

Dewi berkata menasehati, "lagipula, keluarga Lin kota Wasa tidak mempunyai hubungan khusus dengan Roky."

Jenni menarik Dewi, dan mengamati sekeliling seperti seorang pencuri, lalu bertanya :"putriku, aku ingin bertanya pada mu, apakah Roky memang benar kerabat keluarga Lin kota Wasa ini ? Wanita kuat itu siapa, apakah dia juga kerabat Roky ?"

"Ini......." Dewi sedikit ragu, saat ini dia tidak ini membocorkan latar belakang Roky kepada Jenni.

Rino xu dengan wajah tergiur berjalan mendekati, lalu berkata menyindir :"Dewi, andaikan Roky benar adalah kerabat keluarga Lin kota Wasa ini, keluarga kita bisa berkembang."

"Benar."

Alicia juga tersenyum, maju ke depan dan berkata :"keluarga Lin kota Wasa itu klan keluarga seperti apa, meskipun Roky adalah kerabat jauh, kelak akan dapat memetik keberuntungan, dan keluarga kita akan menjadi kaya."

Mata mereka langsung berbinar-binar, menatap Dewi.

Dewi yang di tatap langsung merinding, dengan ragu-ragu dia berkata :"memang benar Roky mempunyai hubungan dengan keluarga Lin kota Wasa ini, tapi......"

Saat ini, Roky masuk dengan membawa sayuran, karena tadi Jenni menyuruhnya ke pasar membeli bawang dan jahe.

Baru saja dia ingin melangkah masuk, tiba-tiba dia melihat Jenni mulai berdiri, dengan wajah penuh senyuman menyapanya.

"Menantu yang baik, apakah kamu lelah ? Cepat kesini duduk."

Rino xu juga datang menyapanya, dengan ramah mengambil sayur dari tangan Roky, lalu berkata dengan senyum yang mempesona :"biar paman bantu angkat, kamu cepat beristirahat."

Alicia mengubah pandangan awal yang memandang hina Roky, menghampirinya dengan membawa secangkir teh hangat, dan menyerahkan ke tangannya, kemudian berkata kepada Jenni :" kak, urusan membeli sayur, mengapa menyuruh Roky yang pergi melakukannya ?"

"Iya, aku salah."

Jenni melanjutkan perkataannya :"mulai hari ini aku berjanji tidak akan membiarkan Roky mengerjakan pekerjaan rumah, aku akan memperlakukannya dengan baik."

Roky masih belum paham dengan situasi ini, namun dia sudah mendapat perlakuan terhormat seperti itu.

Dia di baringkan di sofa, terdiam sesaat, lalu menengadahkan kepala berkata tanpa berdaya :"bu, paman, kalian ada keinginan apa langsung katakan saja."

Ini bukan pertama kalinya, setiap kali Jenni dan yang lainnya memanjakan dirinya, pasti ada sesuatu yang diinginkan.

Namun kali ini, Jenni berkata sambil tersenyum :"menantu yang baik, kenapa kamu bicara begitu ? Kita ini adalah keluarga, kamu sibuk bekerja, ibu memberikan pelayanan yang baik pada mu itu adalah hal yang wajar."

Mulai sekarang kamu fokus pada karir mu, urusan pekerjaan rumah tangga seperti memasak dan mencuci baju, serahkan kepada ibu yang mengerjakannya."

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu