Aku bukan menantu sampah - Bab 679 Kebangkitan Ayah Mertua

Roky mengulurkan tangannya dan menahan lengan Jenni, berkata : “Ibu, biarkan Talita pergi.”

“Kenapa kamu begitu kejam, Talita adalah seorang wanita, tinggal sendirian di luar, apakah kamu tidak takut dia bertemu dengan orang jahat?” dihalangi oleh Roky, Jenni merasa marah seketika, dan langsung memarahinya.

Roky menyela dengan dingin : “Ibu, sejak kapan kamu begitu peduli dengan Talita? Saat dia tinggal di sini, bukankah kamu memarahinya makan dengan sia-sia, dan juga memintanya untuk mencuci kaki, mencuci kaos kaki……”

“Aku……kapan aku berbicara seperti itu?” sambil berbicara dengan kaku, dia memarahi Roky bahwa membantu orang lain di dalam hatinya.

Dewi berbicara dengan tidak senang : “Ibu, sekarang kamu tidak membiarkan Talita pergi, apakah karena setelah dia pergi kamu tidak bisa menagih uang sewanya lagi?”

“Bagaimana aku adalah orang seperti itu?” niat Jenni yang sebenarnya telah terungkap dan dia semakin panik.

“Sudahlah, aku melakukan semua itu dengan suka rela.”

Talita tersenyum dengan enggan, dia tidak ingin membuat hubungan Roky dan Jenni menjadi kaku karena dirinya.

Dewi menghela napas, menggeleng dan berkata : “Kamu, terlalu pandai memahami orang lain.”

Dia sangat tahu dengan integritas moral ibunya sendiri melebihi siapa pun.

Pada saat ini, Andrew masuk ke dalam dengan wajah yang menderita, dan menghela napas.

Begitu melihat wajahnya menjadi kaku, Dewi segera bertanya : “Ayah, ada apa?”

Andrew mendongak dan melihat putrinya sejenak, kemudian ingin mengatakan sesuatu tetapi ragu-ragu.

Begitu Jenni melihatnya, dan langsung berbicara dengan marah : “Apa yang bisa dilakukan ayahmu lagi? Akhir-akhir ini dia telah ditipu lagi, membeli banyak barang antik palsu, melihatnya begini, pasti dibodohi lagi.”

Roky juga hanya mengetahui sedikit tentang toko barang antik Andrew.

Dia juga tidak berdaya, dan lebih tidak mengerti dengan ayah mertuanya ini, jelas-jelas sudah mempelajari barang antik dalam waktu yang lama, tetapi pada akhirnya masih saja tertipu dan dibodohi, serta mengumpulkan lebih banyak barang palsu dibandingkan dengan yang asli di toko.

Jika dia tidak memerintahkan Lian untuk menjaga ayah mertuanya secara diam-diam, ditambah dengan perhatian Jordan, Sean, dan Jinu dan beberapa orang besar, toko ayah mertuanya sudah bangkrut sejak lama, dan akan rugi sampai tidak tersisa apa pun.

Andrew duduk di sofa dan berkata dengan napas yang pendek.

“Aku membeli sekumpulan batu giok yang murah, menghubungi pabrik pengukir giok untuk menyiapkan beberapa ukiran giok, tapi siapa yang menduga semuanya baik-baik saja saat aku membelinya, mengirim ke orang untuk diidentifikasi dan berkata bahwa itu adalah giok yang buruk, dan tidak bisa menghasilkan uang jika menjualnya.

Begitu mendengar Andrew dibodohi lagi, Jenni tiba-tiba lompat dan memarahinya.

“Kamu rugi lagi? Cepat atau lambat barang di dalam rumah ini akan terkuras habis jika kamu begini terus! Masih mengandalkanmu menghasilkan uang, aku juga ingin menikmati menjadi istri orang kaya selama beberapa tahun, siapa yang menduga kamu adalah orang yang tidak berguna, jangankan menghasilkan uang, bahkan untuk membayar uang sewa saja tidak mampu.”

Andrew dimarahi istrinya sampai tidak bisa berkata apa-apa, dia memang telah rugi banyak, dan resah dengan uang sewa bulan depan.

Melihat ibu mertuanya akan bertengkar dengan ayah mertuanya lagi, Dewi segera berkata : “Ibu, kamu jangan berbicara terlalu banyak, ayah juga tidak ingin rugi, kamu berilah dia sedikit waktu lagi.”

Jenni menggertakkan giginya dan berkata : “Satu bulan terakhir, jika uang sewa bulan depan jatuh tempo dan kamu masih tidak dapat menghasilkan uang, jual semua barang yang ada di toko, pergi ke pabrik farmasi menantumu untuk menjadi penjaga pintu masuk ! !”

Andrew menunduk, dan hatinya merasa sangat resah.

Tentu saja dia ingin menghasilkan uang, tetapi wawasannya kurang bagus, dia selalu membeli barang palsu, tetapi barang antik adalah hobinya, dan tidak ingin menyerah begitu saja.

Tetapi memintanya untuk menghasilkan uang dalam waktu sebulan, dia tidak memiliki kepastian.

Melihat ekspresi cemberut dan menderita ayahnya, dia benar-benar tidak bisa menahan dan berbisik kepada Roky : “Roky, jika kamu mengenal dengan seseorang penjual barang antik, tolong perkenalkan ke ayah, kalau tidak ayahku akan selalu dibodohi di luar sana, dan selalu membeli barang palsu.”

“Baiklah, aku akan memikirkan cara.”

Roky mengangguk.

Soal ini mudah, dia hanya perlu menyapa Jordan dan beberapa orang lainnya.

Setelah menenangkan ibu mertua dan ayah mertuanya, Roky dan Dewi mengemudi, dan mengantar Talita ke pabrik farmasi, membantunya mengatur dengan baik dan baru kembali.

Tepat ketika hendak pulang, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aung Miko.

“Kak Roky, aku sudah sampai di bandara Kota Gopo.”

Sambil mengemudi Roky berkata : “Aku akan menjemputmu.”

Aung Miko merasa tersanjung seketika, dan segera berkata : “Tidak perlu, aku sudah memanggil taksi, dan akan segera ke pabrik farmasi.”

Dia bisa mendapatkan persetujuan Roky untuk datang bekerja di sini adalah sebuah berkah, dan mana berani untuk membiarkan Kak Roky datang menjemputnya secara langsung.

Roky mengangguk, dan berkata : “Kalau begitu ayo makan malam, sebagai makan malam penyambutan.”

Pada malam hari, Roky menyewa Restoran Gobest, dan menyiapkan sebuah meja untuk makan malam penyambutan.

Namun, yang terpikirkan olehnya adalah, yang datang ke Kota Gopo bukan hanya Aung Miko sendiri, tetapi masih ada Ricky Zhao dan empat pengawal lainnya, mereka semua adalah elit yang dilatih olehnya sendiri.

Selain itu, Willy Wu juga membawa sejumlah besar bijih giok dan batu kasar ke Kota Gopo, dan menandatangani perjanjian dengan ayah mertuanya Andrew.

Secara alami, isi perjanjian itu adalah mendukung Andrew, mencoba untuk menjual bijih giok terbaik kepada ayah mertua dengan harga terendah.

Roky menempatkan Aung Miko dan sekelompok orangnya ke pabrik farmasi, bertanggung jawab sebagai penjaga keamanan, dan sementara waktu dikelola oleh si botak.

Setelah selesai makan, Roky kembali ke vila, sebelum sampai ke aula, dia mendengar suara tawa dari ruang tamu.

Dia berjalan memasuki aula, dan melihat Andrew sedang duduk di sofa, menutup matanya dan wajahnya penuh dengan kesenangan.

Dan Jenni berdiri di belakang ayah mertua untuk pertama kalinya, memijat bahu Andrew dengan ekspresi menyanjung.

Paman dan bibi yang biasanya meremehkan Andrew, juga duduk di sampingnya dengan wajah yang penuh senyuman, dan terus menyanjung dan melayani Andrew.

Melihat ini, Dewi dan Roky mencurigai bahwa mereka telah salah memasuki pintu rumah.

Biasanya di seluruh Keluarga Liu, status Andrew setara dengan dirinya, perilaku Jenni terhadap suaminya sama seperti seorang permaisuri, mendominasi dan sangat sombong.

Paman Rino Xu dan bibinya, keduanya juga tidak menganggap Andrew.

Tetapi apa yang terjadi pada hari ini?

Apakah matahari terbit dari arah barat?

Roky berjalan masuk, dan bertanya kepada Dewi : “Istriku, kenapa di rumah hari ini begitu bahagia?”

“Roky, kamu sudah pulang?” Dewi juga memancarkan senyuman, berjalan ke depan dan berkata : “Hari ini ayah telah menandatangani sebuah kesepakatan yang besar, membeli sekumpulan bijih giok dan batu kasar yang baik dengan harga yang murah, dan sudah menghubungi pabrik pengukir giok, membantu membuat ukiran giok, dan ketika beberapa pembeli melihat bijih giok ini, mereka tidak sabar untuk memesan, dan pesanan terbesar adalah mencapai 8 miliaran !”

“Kalau begitu selamat untuk ayah.”

Roky juga tersenyum , dan berpikir ini pasti perbuatan sekelompok orang Willy Wu.

Jenni juga sangat gembira, memijat kaki suaminya, memijat bahunya dan tertawa lebar.

Sambil memijat dia berkata : “Suamiku, kamu benar-benar mempunyai kemampuan, dan mendapatkan keuntungan besar! Begitu ukiran giok ini berada di tangan, setidaknya keluarga kita akan menghasilkan uang beberapa miliar!”

Andrew juga sangat senang, dia telah merasakan frustasi yang terpendam di keluarga ini dalam waktu yang lama, dan pada akhirnya sekarang dia mempunyai kesempatan untuk merasa bangga dan gembira.

Dia menyesap seteguk teh, dan berkata dengan santai : “Aku tidak hanya menandatangani beberapa kontrak pembelian dengan penjual giok, tetapi aku juga menandatangani kontrak jangka panjang dengan bos besar yang bermarga Wu itu, dia berjanji akan terus memberiku batu giok di kemudian hari, dan berkata tetap sesuai dengan harga aslinya.”

“Bagus sekali!” Jenni tersenyum lebar dan matanya berbinar-binar !

Dengan begini, suaminya telah kaya, dan dia bisa menjadi istri orang kaya, bagaimana dia bisa seperti sekarang ini, untuk menghasilkan sedikit uang, dia begitu tertekan di depan Roky.

Suamiku telah menghasilkan uang, sekarang nyali Jenni juga semakin besar, pinggangnya juga semakin lebar, begitu melihat Roky masuk, seketika dia merasa marah dan menegur : “Masih tidak datang untuk membasuh kaki ayahmu? Ayahmu di luar membahas bisnis besar senilai beberapa miliar, cepat layani ayahmu!”

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu